Aura Putri Milkea. Gadis cantik berambut hitam panjang suka dikuncir, pintar dan sangat polos yang mencintai seorang lelaki tampan, pintar dan kaya.
Kini ku terbangun di pagi hari dengan menatap indahnya awan - awan yang menawan di langit, aku terpanah menatapnya sehingga lupa untuk mandi dan berangkat sekolah. Seperti biasa aku bangun pada pukul 06.45
Menatap sebentar keluar jendela hanya untuk melihat sang awan yang selalu menawan menurutku. Entah ini hari keberapa aku menjalani hari-hariku tanpamu, terasa kosong dan tidak menggairahkan.
Di depan gerbang sekolah setiap pagi aku bertegur sapa dengan satpam penjaga sekolah seperti biasa.
"Pagi pak Udin"
Kataku sambil tersenyum selebar-lebarnya pada Pak Udin yang terkenal dengan keramahannya.
"Pagi juga neng Aura"
Sapa balik pak udin kepadaku dengan senyum khasnya. Sesampainya dikelas, aku bertemu dengan chairmate ku, Sinta.
Seperti biasa aku dan Sinta pasti akan terus mengobrol ala-ala cewek rempong yang tidak berhenti bicara, membicarakan apapun yang menurut kita asik dan layak untuk dibicarakan sampai guru datang ke kelas.
Ya, itu kebiasaanku di kelas untuk sejenak melupakan dia yang sekarang hatinya sedang berlabuh di pelabuhan yang berbeda.
Aku tak mengerti apa yang tengah ku alami saat ini.
Aku merasa hidupku berhenti seketika setelah kamu menghilang,
Kamu yang selalu ingin tahu tentang segala urusanku.
Sampai kini entah dimana sosokmu yang selalu ku rindukan,
Kau pergi meninggalkan luka yang entah bisa sembuh atau tidak.
Aku hanya butuh kamu disisiku,
Menemaniku hingga titik terakhir dimana kita akan menua bersama.
Janji - janji yang telah kau bangun kini tiada arti,
Semenjak dia datang menjemputmu dengan rasa tak tahu malunya merebutmu dariku.
- Jam istirahat -
"Ngomong - ngomong Ra, gimana kabar si Danil? Dia udah lupain kamu ya? Kok jahat banget sih dia ninggalin kamu yang udah 2 tahun lebih pacaran demi si Rena alay sok cantik itu."
Ucap Sinta panjang lebar.
Dia Danil, mantan kekasihku yang memilih pergi demi perempuan yang sama sekali tidak terlihat menyayanginya. Mungkin karena Danil begitu tampan dan anak orang kaya membuat Rena ingin memiliki Danil sampai dia nekat merebutnya dariku.
"Aku lagi gamau ngomongin dia, Ta".
Hatiku terlalu sakit untuk membicarakan dia dengan kekasih barunya, aku lebih baik diam dan tidak mendengar namanya di telingaku. Karena setiap ku mendengar atau melihatnya, hatiku seakan - akan telah dijatuhi beribu - ribu air hujan yang sangat deras, sakit.
"Tapi Ra aku tau kamu masih belum bisa lupain dia, seharusnya kamu berusaha buat rebut kembali Danil dari Rena yang gaada apa-apanya dibanding kamu yang cantik, baik hati dan sangat sabar. Aku gamau Ra kamu nyesel nantinya"
"Kamu yang lebih tau Danil dibanding Rena, kamu yang udah lama disamping dia dan seketika si Rena alay itu dateng ngerebut Danil dari kamu, masa kamu mau diem aja? "
Sinta geram padaku, tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain mengikhlaskannya.
Aku tidak bisa memaksa Danil untuk kembali padaku, aku ingin dia menyesali dulu perbuatannya. Aku tahu pasti ada yang tidak beres dengan Danil sampai ia tega meninggalkan aku.
"Udah lah Ta, aku gapapa ko. Aku tau Tuhan telah merencanakan semuanya, aku percaya rencana-Nya dan Tuhan tau bagaimana yang terbaik buat aku dan Danil"
Ucapku yang begitu yakin dan tenang menghadapi sikap Sinta yang selalu geram dengan kesabaranku.
"Kamu terlalu baik Ra." Ucap Sinta kesal.
"Tapi aku tetap sahabatmu kan?" Kataku yang mencoba menggodanya.
"Apaan sih kamu Ra aku serius juga" Terlihat pipi merahnya merona. Ya, dia selalu malu kalau sudah ku goda.
KAMU SEDANG MEMBACA
DnA
RomanceDanil dan Aura. Kisah sepasang remaja yang masih labil menghadapi kisah cintanya. Melalui berbagai macam masalah percintaan serta banyaknya orang baru yang masuk kedalam hubungan mereka. Cerita ini fiksi dan penuh emosional, jadi pembaca harus memil...