Chapter VI

143 9 4
                                    

tu-tunggu apa yang Olivia katakan barusan ?!

aku bergegas melangkah mundur, sebenarnya aku tidak ingin melihat, mendengar, bahkan mengetahui apa yang akan Henry dan Olivia lakukan atau bicarakan selanjutnya. sedikit muncul rasa sakit didalam hatiku mengetahui bahwa Olivia menyukai Henry, sayangnya batinku enggan membiarkanku untuk pergi meninggalkan mereka. serasa seperti lem yang sangat kuat sedang melekat dibawah sepatu converse putihku ini, akhirnya aku menyerah aku langsung bersembunyi duduk dibawah sembari mendengar pembicaraann mereka yang sudah menjurus kearah yang bahaya bagiku.

" Henry tolong jangan diam saja !! apa jawaban darimu ? aku ingin kau menjadi kekasihku sebelum kau direbut oleh orang lain ! " pekik Olivia dengan sedikit kesal, bisa kulihat dari jauh matanya sudah sedikit berkaca - kaca.

sayangnya Henry terdiam ditempat sembari memperhatikan sekitarnya, seketika ia menoleh kearah pintu tempatku bersembunyi langsung saja aku bergegas menyembunyikan wajahku yang sedari tadi mengintip mereka berdua. aku harap ia tidak melihatku.... tolong jangan....

" Olivia, aku tahu kau ---, tetapi aku masih belum --- denganmu. bagiku ada yang lebih --- untukku sekarang... " sekarang suara Henry terdengar sangat pelan dan rendah, ck aku tidak bisa mendengarnya dengan baik.

" jadi kau ---- diriku ?! "

" bu-bukan, maksudku aku - -- - bukan berarti aku menolakmu.... " 

begitu pipinya sudah dibasahi oleh air matanya, Olivia langsung bergegas meninggalkan Henry dan tentunya aku kembali bersembunyi agar tidak dilihat olehnya bahwa aku sudah menguping pembicaraan mereka, tetapi ini bukan salahku'kan ? Henry-lah yang mengundangku untuk datang kemari.

" jangan harap kalau ---- akan bisa --- saja mulai sekarang ! " terdengar Olivia memekik pelan sayangnya aku masih tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang diucapkan olehnya. sejurus kemudian aku melihat Olivia berlari kebawah sambil mengumpat kesal dan dipenuhi oleh kata - kata yang kasar.

setelah dirasa sudah aman aku hendak menemui Henry, begitu aku muncul dibalik pintu aku melihat Henry duduk dibawah memunggungi diriku sambil ia menghadap keatas. perlahan aku maju untuk menyapanya.

" kau rindu dengan planetmu ? " kejutku dari belakang dan tentunya ia sempat terkejut olehku, ia terlihat lumayan panik dan berusaha mengubah posisinya.

" begini Beth aku --- "

" aku minta maaf atas sifat keras kepalaku beberapa hari lalu, aku tahu aku salah namun pertengkaran ini sebagian juga kesalahanmu juga'kan ? " ucapku yang sedang bersimpuh didepannya sembari berusaha menyunggingkan senyumanku yang dihiasi lesung pipi. ia mendesah pelan namun langsung memperlihatkan senyuman manisnya yang sama dihiasi oleh lesung pipi bahkan lebih manis dari lesung pipi milikku, bisa aku rasakan seluruh badanku memanas dan aku rasa urat maluku segera menjalar kewajah maka dengan cepat aku mengubah posisi dengan duduk disampingnya sambil membuang mukaku.

" kenapa ? um.... baiklah aku memaafkanmu dan aku juga meminta maaf karena aku tiba - tiba berkata seperti itu " pertama ia melihatku heran gara - gara aku berusaha menyembunyikan wajah merahku akibat senyumanya, setelah dirasa aman aku kembali memalingkan wajahku melihatnya yang kini masih melihatku heran.

S.O.S to MotaWhere stories live. Discover now