21 - Dilema Mantan

620 38 0
                                    

Warning! Vote dulu baru baca ya!
Bikin aku seneng gpp kan?
.
.
.
.

Apa yang akan dilakukan mantan ketika sudah lama tidak berhubungan lalu tiba-tiba menghubungi lagi? Balikan? Jangan terlalu berharap, mungkin dia cuma mau minta tolong atau iseng.

Jean dengan pikirannya yang tidak karuan sudah kembali lagi ke kamar Radit, melihat sosok Radit yang sibuk dengan laptopnya.

"Siapa yang telpon?"

Mati saja, Jean! Harus jawab apa? Jujur atau bohong? Masa iya mau jawab, itu Adrian mantan gue tiba-tiba telpon terus ngajak ketemuan terus gue iyain.

Ah gila! Yang ada Radit mikir kalau Jean berharap balikan kayak yang dia pikirin awal-awal saat Adrian menghubunginya.

Sadar kalau lawan bicara nya tidak menjawab, Radit mendecak. "Cowok, eh?"

Sifat cenayangnya balik lagi. Membuat Jean tidak karuan sendiri saat tertangkap basah mendapat panggilan dari lelaki yang notabenenya adalah mantan tersayang yang sangat sulit untuk dilupakan, dulu. Iya, dulu, saat Jean belum bertemu Radit.

Karena takut ditanya lebih lanjut oleh Radit, Jean menghampiri Radit, membaringkan tubuhnya dengan kepala bertumpu pada paha Radit yang kebetulan lelaki itu memainkan laptop di atas kasur.

"Itu tadi yang telpon, siapa?" Tanya Radit walau matanya tidak berpindah fokus dari laptopnya.

Jean menggerutu, dia kira Radit tidak akan membahasnya lagi. Lalu berkata, "Bukan siapa-siapa, Dit."

"Liat muka lo kayak gitu, kayaknya cowok dari masa lalu nih."

Great, Radit. Ini namanya ketangkap basah kalau tidak salah, sudah berbohong tapi nyatanya tetap saja tidak bisa menutupinya. Jean menegang ketika Radit menutup laptopnya lalu menghadapkan wajahnya pada Jean.

"Dit, jangan deket-deket! Bukan mukhrim!" Kata Jean yang lebih seperti orang yang ketangkap basah. Manik matanya tidak bisa berbohong.

"Adrian ya?"

Seratus untuk Radit! Rasanya Jean mau tenggelam saja di lautan yang luas lalu dimakan oleh hiu dan tidak bisa lagi menunjukan wajahnya yang merah didepan Radit. Sudah di bilang, Jean tidak sanggup lagi berbohong kalau Radit sudah seperti ini.

Feeling yang melebihi detektif-detektif di drama Korea yang Jean tonton mampu membuatnya mengangguk tanpa paksaan dari Radit.

"Dia ngomong apa aja?" Suara Radit seperti tidak bernada. Seperti menyembunyikan sesuatu.

"Gak tahu, aku aja gak terlalu nanggepin omongan dia. Basi."

Sebego apa sih Radit sampai Jean pikir bisa berdalih lagi didepan lelaki itu? Yang ada, Radit langsung memalingkan wajahnya sesaat setelah Jean berbicara tadi. Salahkah?

"Serius deh, Dit. Aku gak ngomong panjang sama dia. Aku aja males ngomong sama dia."

Ah, konyol. Padahal Jean sudah berniat tidak berbohong lagi pada lelaki itu, tapi itu kenyataannya. Butuh seribu kebohongan untuk menutupi satu kebohongan.

"Kamu kalo mau bohong itu pinter dikit dong, Jeana." Tuturnya. Membuat dada Jean rasanya mencelos mendengarnya.

"Aku gak bohong, Dit..." Cekal Jean dengan suara yang dibuat semenyedihkan mungkin.

Ada rasa bersalah yang menghantui hati Jean. Dia tahu Radit menyadari Jean yang terus menerus berbohong kepadanya. Karena itu, Jean tidak bisa melihat Radit yang sedaritadi mengalihkan pandangannya dari Jean.

Tentang Janji [Selesai] #Wattys2018Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang