The Wedding Dream

260 3 1
                                    

"Setiap orang diciptakan berpasang-pasang.Aku percaya itu.Karena aku yakin,suatu saat pasti aku akan menemukan pendamping hidupku.Tuhan punya caranya sendiri"

                       ***

"Kapan kamu menyusulku,Olivia? Ayolah,cepat cari pendamping.Jangan terlalu sibuk dengan pekerjaanmu.Hentikan sejenak untuk mencari teman......."

Tersenyum adalah jawaban terbaik untuk menjawab sebuah pertanyaan yang 1000 kali dipertanyakan.

Hal ini yang membuatku benci untuk datang ke acara pernikahan!

"Madeline,aku pamit dulu.Ada tugas yang harus ku selesaikan.Permisi."

"Oh,ayolah Olivia.Lupakan pekerjaan sejenak,jangan terlalu serius" Madeline berkata lagi kepadaku.

"Sayang,kau sedang apa?"

CUP .Sial! Mereka berciuman didepanku!

"Sekali lagi selamat atas pernikahanmu,Madeline.Aku permisi dulu."

"Dia itu siapa,sayang?"

"Dia teman kerjaku.Kasihan dia.Umurnya 2 tahun diatasku,tapi sampai sekarang,dia belum punya pacar."

Kata kata seperti itu juga sudah sering ku dengar.

Kasihan.Terlalu sibuk bekerja.Tidak punya pacar.

Hal yang membuatku membenci untuk menghadiri acara PERNIKAHAN.

Hhhh..... Di usiaku yang menginjak 27 tahun,memang usia yang pas seorang perempuan menikah.Dan dari semua teman kuliah dan kerja,hanya aku yang belum menikah.Apakah itu salah?

Aku tahu apa yang mereka pikirkan.Mereka menilai bahwa aku terlalu memilih.Tidak! Itu semua salah!

Itu semua karena aku masih trauma!

Di sepanjang jalan keluar dari altar,pikiranku masih disibukkan dengan perkataan Madeline.Hatiku sedang kacau.Apakah salah jika sekarang aku belum menikah? Apakah salah?

Seluruh pikiran itu terus menghantui dan membuatku tak sadar,bahwa sudah sampai di tempat parkir.Ku lajukan mobil dengan kecepatan yang lumayan tinggi.

"Apakah salah hah? Tuhan menciptakan berpasang pasangan.Pasti suatu saat aku akan bertemu dengannya."

Mataku mengabur.Oh,aku menangis.Aku benci ini.Nanti make up yang setengah mati kubuat akan luntur.

Lampu lalu lintas di depanku berganti merah,mobilku tak berhenti,dari arah berlawanan sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi.

BRAK!!!

Aku masih sadar.Mobil tadi menabrakku tepat di bagian kemudi.Tangan kiri tak bisa digerakkan,kepalaku berdarah.Gaun biru yang kupakai berganti warna menjadi merah.Mencoba keluar dari mobil adalah jalan satu satunya agar hidupku tidak sampai disini.Jalanan sangat sepi.Hampir tidak ada orang disini.

"Argh...!!!" terdengar pekik kesakitan dari mobil penabrak.Ku hampiri mobil itu dengan tubuh yang terhuyung huyung.Seorang laki laki muda duduk di kemudi dan posisinya terjepit.Kepalannya mengeluarkan darah banyak sekali sepertiku.Mengeluarkannya dengan satu tangan itu sulit sekali.Tapi pada akhirnya,tubuh beratnya bisa ku keluarkan.Dia tidak sadar.

"Tuan.....Tuan?" panggilku sembari menepuk nepuk pipinya.

Dia tetap tidak sadar.

"Tolong! Tolong!" teriakku.

Tidak ada jawaban.Ku ambil ponsel dan menelepon ambulans.

"Hallo?"

"Hallo.International Hospital disini."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 30, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Wedding DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang