Sebuah Penantian

31 4 1
                                    

Aku tak tahu harus memulai semuanya dari mana. Aku ingin menceritakan dia. Yaa, dia yang saat ini sedang bergelayut dipikiran dan bermukim dihatiku.
Aku tidak menyangka semuanya akan menjadi seperti ini. Ternyata, diam-diam ia selalu menyebut namaku didalam doanya. Sama sekali tidak menyangka. Entah harus berbicara apa dan entah harus berbuat apa. Jujur, aku memiliki perasaan yang sama. Entah perasaan apa itu.

Aku menghargai prinsip. Bahwa, setiap perasaan tidak harus dilanjutkan. Mungkin memang ada sesuatu yang tidak bisa dipaksakan.
Aku dan dia dipersatukan karena doa.

Menurutku, menyayangi dalam diam itu lebih haqiqi.
Mencintai dalam doa itu adalah cara mencintai yang paling rahasia.

Cukup aku dan Tuhan yang mengetahuinya.

Saling menjaga hati itu lebih baik. Rasaku dan rasanya tidak perlu dipersatukan sekarang. Aku yakin, semua ada masanya. Hanya saja kita yang tinggal menunggu tanggal mainnya Sang Sutradara Kehidupan.

Hanya doa-doa yang dapat kita lantunkan untuk mempersatukan semuanya.

Aku berharap, semoga semuanya sesuai keridhaan Allah. Aamiin.

Zhrlsy.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 03, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sebuah PenantianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang