Kamu tau aku tak pernah sepandai ini menulis tentang cinta, aku hanya mampu berdiam menyembunyikan perasaanku akanmu. Kamu hadir dengan segala yang kubutuhkan. Kamu bawakan kebahagiaan, kamu singkirkan kesedihan, dan kamu obati luka ku yang terluka akibat ulah orang lain yang tak bertanggung jawab atas lukanya hati ini.
Kamu memang konyol, sangat konyol. Hal idiot pun kamu lakukan hanya untuk membuat bibirku melukiskan sebuah senyuman. Pernah suatu ketika kamu datang, menggunakan kostum badut hanya untuk menenangkan tangisanku, akibat ulahnya, aku diduakan oleh si keparat itu.
Kamu sering membawakan ku makanan. Ketika masa sekolah, belum saatnya istirahat kamu sudah ada didepan kelasku membawakan makanan. Dan sekarangpun masih berlanjut sampai sampai kamu datang kekantorku hanya untuk mengirim makanan. Kamu memang perhatian, sangat perhatian. Kamu berikan segalanya yang aku inginkan. Melarangku akan hal keburukan dan mengajakku akan hal kebaikan.
Disaat jam istirahat kantor dan tiba waktu solat. Kamu mengajakku ke sebuah masjid didepan kantorku. Kamu berkata,
"Biarlah aku mengimamimu."
Aku tahu jarak antara kantormu kesini lumayan jauh, 2kilometer. Belum lagi kemacetan yang terjadi membuatmu terlambat untuk kembali kekantormu. Sebegitu pentingkah aku untukmu.
Kamu tampan, sangat tampan. Dengan rahangmu yang kokoh, dan tubuhmu yang tegap serta berotot. Ya, kamu sering mengajakku berolahraga, datang pagi-pagi kerumahku untuk mengajakku berlari disekitaran komplek. Aku tak menyukai olahraga, jadi aku selalu males-malesan saat kamu mengajaknya.
"Kalo kamu gk lari, aku gendong nih." Serunya memperingatkanku.
Ih, aku gk mau digendong olehnya dengan gendongan alaala orang menculik. Kan aku jadi malu diliatin orang lain.
Kamu adalah alasan kenapa aku tertawa, dan tersenyum. Hanya dua hal itu yang kamu suguhkan untukku, hanya untuk k... .
Aku tersadar,
.
.
.
Kamu hanyalah sahabat baikku.Kamu milik orang lain. Ya, aku lupa akan janji kita dulu, yang takakan menjalin hubungan apapun selain persahabatan ini, tidak lebih. Aku bodoh.
Kamu bagai malaikat yang dikirimkan Tuhan untukku. Terima kasih telah menjaga ku, dan menyayangi ku. Walaupun aku begitu juga padamu, namun aku harus bisa menahan perasaanku atas dirimu. Memilikimu adalah ketidakmampuanku.
.
Ku usap air mataku, dan kembali melihat kearah depan. Ku lihat kamu tengah bahagia didepan bersama wanita lain yang bersanding denganmu di pelaminan. Kamu lambaikan tangan kearahku, menyuruhku untuk datang dan menemuinya. Aku datang kesana, dan kamu langsung memelukku dengan erat.
"Aku akan selalu tetap jadi sahabatmu nin, sampai kamu dapatkan orang yang pantas untukmu."
Didekapannya, kusembunyikan air mataku. Aku harus bahagia di hari pernikahan sahabatku ini. Selamat bahagia Randy. Kamu akan bahagia dengan Adikku.
.
.
.
Sekarang, aku akan menjadi pecandu rindu akan sosokmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Hiatus] Tell You.
PoetryKumpulan cerita pendek. Coba sekarang kamu rasakan, apa yang aku rasakan sekarang. Aku ingin kamu merasakan segala sesuatu yang ku alami. Tentang bahagiaku, kesedihanku maupun kegundahanku akan dirimu. Jika kamu tidak bisa memahami dan peduli, cobal...