two

13 4 11
                                    

Brumm brumm brummm

Suara motor Adnan mulai melaju di jalanan kompleks rumahnya. Sampai dia tak mendengar suara cempreng Andin yang ia tinggal di halaman.

"Kak!!kak Adnan!!berhentiin motornya!Andin belom naik!kak! Huh..huh..huh..."Andin menyerukan kalimat itu berkali-kali sambil berlari mencoba mengejar motor sang kaka.

Rambut yang tadinya tertata rapi,sekarang terlihat acak-acakan. Seragam yang sudah ia setrika sebelum berangkat tadi,sekarang sudah lusuh karna berlari.

Lelah mengejar motor Adnan,Andin berheti dan mulai memikirkan cara lain agar dia bisa sampai ke sekolah tepat waktu.

"Duhh gimana nih,bisa telat kalo gini mah"dumelnya sambil melihat lingkaran jam ditangannya yang menunjukan angka 6:50. Yang artinya 10 menit lagi gerbang akan di tutup.

Tin tin tin

"Mau berangkat bareng ga ndin??"Kata seseorang yang menghampiri Andin dengan mobil sport miliknya.

"Ehh, lo Gis emm emang ngga ngerepotin?"jawab andin

"Ah lo ndin,kaya sama siapa aja. Udah buruan masuk nanti kita telat lagi" balasnya sambil melirik ke jam tangannya.

"Oh iya deh,ayo" jawab Andin dan menerima ajakan cowo yang disapa Algis itu.

Setelah menutup pintu mobil Algis,ia langsung melajukan mobil kesayangannya membelah jalanan ibu kota yang untungnya tidak terlalu macet itu. Sehingga mereka bisa sampai di sekolah tepat waktu.

"Makasih ya gis udah kasih gue tumpangan"kata Andin setelah ia turun dari mobil.

"Iya sama-sama,ya udah sana baris,bentar lagi mulai tuh upacaranya" jawab Algis meninggalkan Andin dan melajukan mobilnya ke tempat parkir.

Algis bergegas menuju barisan kelasnya,seperti yang dilakukan Andin.

Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah libur kenaikan kelas.Dan ya,hari senin adalah hari yang paling dibenci bagi sebagian murid di SMA bhineka ini. Termasuk Adnan salah satunya,dia berusaha mencari tempat berdiri yang terhindar dari panasnya matahari. Sudah menjadi kebiasaanya berpindah tempat seenaknya saat upacara,dan hal itu yang membuat teman-teman Adnan mendecak kesal.

Adnan menolehkan kepalanya ke kanan dan kekiri mencari tempat teduh,hingga mata tajamnya menemukannya diapun langsung berpindah ke tempat yang masih di isi oleh temannya itu.

"Heh Sri,pindah lu sana gue yang disini!"
Kata Adnan dengan tidak sopan.

"Em anu itu nan,eehhh" jawab jawab wanita yang dipanggil Sri itu dengan lirih dan muka yang pucat.

"Ah kelamaan,udah sana pindah" Potong Adnan dengan mendorong kasar Sri ke arah depan.

-*-
Andin termasuk anak yang aktif dalam ber organisasi di sekolah. Memiliki paras yang cantik tak membuat Andin besar kepala,tapi justru dia memiliki sifat yang friendly kepada siapapun.

Setiap upacara,Andin selalu berjaga-jaga di barisan belakang untuk menolong teman-temannya yang sakit dan membawanya ke UKS.

Dengan tergesa-gesa Andin menuju ke belakang barisan para siswa dan mencari partner untuk melaksanakan tugasnya.

"Sorry yah ka,telat"ucap Andin

"Iya ga pp kok ndin,hari ini kita kebagian di barisan kelas 11 ndin,yuk kesana" Ajak kak Dhista

***
Dita yang lupa sarapan tadi pagi karena takut telat,dengan berat hati dia harus menahan rasa lapar ditengah terik matahari karena dorongan Andan tadi,ya namanya Dita tapi karena Adnan yang sering kali menyebutnya dengan berbagai macam nama,membuat semua teman sekelasnya tak ada yang memanggil nama aslinya kecuali satu sahabatnya sendiri.

Dinda Anandita setiasya adalah anak dari keluarga yang cukup berkelas,tapi dengan kesederhanaannya,dia tak pernah menunjukan harta orang tua nya yang melimpah di kesehariannya. Dia tampil menjadi anak yang polos,manis,ramah dan cantik ketika disekolah dengan kacamata yang selalu bertengger di matanya,membuat dia terlihat seperti nerd girl yang kutu buku.

Upacara terus berlangsung, saat pengibaran bendera sang Merah Putih disertai lagu Indonesia raya, pandangan Dita mulai kabur dan mengeluarkan keringat dingin, Namun dia masih tetap memaksakan diri untuk tetap berdiri sampai upacara selesai. Tepat ketika lagu berhenti, Tiba-tiba saja Dita yang sudah tidak kuat menopang tubuhnya terjatuh dan pingsan. Dengan sigap dan cepat, Andin dan Dhista berlari ke arah Dita untuk segera memberi pertolongan. Ketika Andin dan Dhista mencoba mengangkatnya, mereka baru menyadari kalo mereka hanya berdua, dan kemungkinan besar tidak akan kuat untuk mengangkat tubuh Dita sampai ke UKS. Mata Andin mencari seseorang yang bisa dimintai tolong, hingga matanya menemukan Adnan di barisan yang sama. Andin segera berlari menghampiri targetnya. Siapa lagi kalo bukan kakak nya sendiri.

"Bantuin angkat ka Dita buruan" kata Andin.

Dengan cepat Andin menarik Adnan untuk mendekat ke arah Dita yang masih tergeletak di bawah. Tanpa berfikir panjang, Adnan langsung menggendong Dita dengan gaya yang membuat siswi lain merasa iri.

Setelah sampai di UKS Adnan meletakan Dita di ranjang yang telah disediakan.

"Buruan tuh bangunin si semut" Kata Adnan yang masih mengatur nafasnya, karena menggendong tubuh Dita yang mungil itu tak se ringan yang ia kira.

"Tumben perhatian sama ka Dita, biasanya juga dibully terus sama lo ka" Kata Andin heran.

"Siapa juga yang perhatian" kata Adnan.

"Lo lah ka" balas Andin.
"Engga"
" iyaaa ka"
"Engga de"
"Iya ih!"
"Heh...heh udah,kalian ini,bukannya bantuin gue bangunin Dita malah berantem,dasar adik kakak" ucap Dhista melerai mereka berdua.

"Ini nih, ka Adnan ngeles terus, udah sana lu balik kebarisan" balas Andin.

"Ogah,mending gue ke kantin lah" kata Adnan dan langsung berlari meninggalkan UKS tanpa memperdulikan ocehan Andin.

Heyyy!!maafkan kalo masih sedikit dan ngga memuaskan:)
Maklum masih penulis amatir^

Semoga kalian suka😊
Kasih kritik dan saran kalian yah

Jangan lupa buat di vote & coment yah..

Ma'acih
Salam kecup👄

Zaza kartika






You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 26, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

AdnandinWhere stories live. Discover now