(7)

279 8 6
                                    

Ya Allah kapan hamba bisa beristiqomah pada jalan hijrah yang baru saja hamba tempuh ini Ya Allah? Sedangkan Jarak antara Hamba dengan laki-laki Saja masih terbilang cukup dekat, Sholat hamba padamu saja belum sempurna.
Ya Allah berilah hamba kemudahan, kemantapan hati, dan keistiqomahan dalam menjalani proses hijrah hamba Ya Allah.

Ya seperti itu lah kiranya kata-kata yang berbisik di dalam hatiku. Air mata yang sudah tidak tebendung lagi pun perlahan mulai berjatuhan. Aku pun menghapus dengan cepat air mata yang ada di pipiku, dan membasahi kerudung sekolahku ini.
.
.
.
.
.
.
.
Sesampainya di depan gerbang rumahku, aku pun membuka gerbang sendiri Dan memasuki halaman depan rumahku yang tergolong cukup luas, dan cukup untuk tiga puluh lebih kendaraan roda empat yang diparkirkan tamu jika Ada yang ingin bertamu.

Aku pun memarkirkan si ganteng diparkiran khusus vespa koleksi milik Abi Dan Umi Ku.

Aku pun mengetuk pintu sambil mengucapkan salam, dan langsung memasuki rumahku ini.

Sepi, tak Ada orang dirumahku, Abi dan Umi juga tidak Ada.

Aku pun memanggil Faizah dengan agak berteriak karena kamar Faizah tepat disebelah kamarku di lantai 2 dari bangunan tempat tinggalku ini.

Terdengar suara dentingan pintu dari lantai 2 dan tampaklah Faizah dengan hoodie oversize dan celana santai nya sambil memegang iPhone 6s nya.

"Ada apaan sih kak pake teriak-teriak gitu? " katanya sambil melihat ke layar handphone nya itu.

"Kirain gaada orang, Abi sama Umi kemana? "

"Umi sama Abi lagi hadir di syukuran rumah baru nya Ustadz Malik temen satu kamar di pondok Abi dulu."

"Oh gitu." Kataku malas, sambil menyeret tas Ku sampai ke kamarku.

**

Sesampainya dikamar aku pun langsung mengganti seragamku dengan jerseys ori Madrid yang Abi belikan untukku sebagai kado, dan juga agar aku tidak menganggap nya musuh katanya. HAHA:v

Ya karena aku memang mendukung club sepak bola kesayangan Ku yaitu, Barcelona, sedangkan Abi Ku lebih memilih Real Madrid.

Aku pun memakai jerseys itu sebagai inner dan cardigan hitam polos agak tebal sebagai outer, aku juga memakai jogger pants yang agak oversize untuk menggantikan rok sekolah Ku yang agak skinny.

Aku pun menyandarkan tubuhku di kepala ranjangku, dan menyelimuti kaki Ku dengan Bed Cover. Aku meraih laptop Ku, dan menaruh nya di meja kecil di atas kaki bagian atasku.

Aku pun membuka aplikasi YouTube, dan mulai mengetik "Wanita Tarim" di kolom search, dan muncul lah beberapa channel yang menyajikan video tentang wanita tarim yang keseluruhan penduduk nya adalah wanita bercadar, dan Ada juga WNI yang menuntut ilmu disana. Rasa pengetahuanku pun semakin tinggi setelah melihat apapun tentang wanita tarim, entah itu video, foto-foto, maupun akun-akun Instagram penyemangat hijrah atau semacamnya.

Aku pun mulai mencari tahu apakah Ada beasiswa untuk kuliah disana, dan bagaimana Cara untuk mendapatkan nya. Karena aku sangat berminat untuk menuntut ilmu di perguruan tinggi disana, dan belajar menutup auratku disana karena lingkungan yang sangat mendukung.

Sehabis menonton video itu, aku pun mencoba meraih handphone Ku yang Ada diatas meja lampu tidur yang tepat berada di samping Kiri Ku.

Ku lihat Ada 2 pesan di WhatsApp, dan 2 sms dari no tidak dikenal yang sudah Ku beri nama menjadi "Orang Baik".

Aku pun membuka aplikasi WhatsApp terlebih dahulu. Pesan itu dari Poppy, ya Poppy teman sebangku Ku itu.

Assalamu'alaikum Din. (1)

Jangan lupa besok rohis hehe.^^ (2)

(1)Waalaikumussalam.

(2)Iya sip, terima kasih Sudah mengingatkanku^^

Setelah membuka aplikasi WhatsApp, aku pun membuka pesan, Ku lihat si "Orang Baik" mengirim pesan seperti ini.
"Assalamu'alaikum calon bidadari surga, aku harap kamu baca isi pesan ini yaaa." (1)

"Aku tau saat ini kamu tengah bingung, karena banyak kejadian yang belum kamu mengerti apa maksud dan tujuan nya.

Adin, segala kejadian di dunia ini sudah pasti Ada alasan nya mengapa itu terjadi.

Aku harap kamu tidak khawatir dengan adanya pesan dari Ku ini.

InsyaAllah aku bukan orang yang ingin mengganggumu, aku hanya ingin mencoba menyapamu.

Sungguh aku hanyalah orang yang mengagumi mu dalam diam.

Aku mungkin terlalu berlebihan, tapi aku harap engkaulah takdir yang di pilihkan Allah untukku,

Allah memberikan rasa ini padaku, pasti beralasan. Engkau tak perlu khawatir, karena aku pun hanya ingin mencintaimu karena Allah.

Aku takut Zina mata mengawali, karena aku mau kita saling menjadi penyempurna agama kita.

Jangan hiraukan rasaku ini, aku pun akan mengikhlaskan rindu ini.

Fokuslah pada study mu dulu. Jangan terlalu di fikirkan tentang aku, karena Allah tidak akan suka jika kamu terus memikirkan sosok misterius sepertiku.

Biarlah jarak ini, karena aku ingin kita sama-sama mencari, mencari dalam doa. Semoga doa menjadi pendekat jarak kita. Jangan khawatir InsyaAllah aku akan menanti, aku akan menunggumu.

Aku harap engkau tidak marah atau kesal ketika menerima pesan dariku ini. Aku hanya ingin mengungkapkan apa yang kurasa, engkau pun tak perlu membalas pesan Ku ini, karena Ku yakin perasaanmu padaku suatu saat nanti.

Adin, aku tak tahu pastinya Allah akan mempertemukan kita. Tapi aku harap engkau sabar sampai kita benar-benar di pertemukan. Allah tahu mana yang terbaik untuk kita.

Terima kasih atas waktu mu berkenan membaca pesan dari Ku ini. Semoga kita bisa sama-sama Istiqomah."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung.

-NidaQudsiyyah

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 04, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hijrah Gadis NovemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang