chapter 17

3.2K 338 15
                                    

Happy Reading!

--

Berbanding terbalik dengan kata-kata Yoona pada Sehun tadi, kini Yoona masih terus menunggu Sehun di ruang tamu. Ia merasa takut, bukannya takut sendirian di rumah tapi ia takut terjadi sesuatu pada Sehun. Pasalnya, sudah hampir tengah malam ia belum kembali juga.
.
.
.

"Apa maksudmu?" Tanya Sehun pada orang di hadapannya ini.
"Aku ingin menitipkan Hani padamu." Jawab Seung Il. Mereka sedang berada di kedai kopi, bukan hanya Sehun dan Seung Il, Jung Hani pun ikut bersama mereka. "Kau pikir ia barang? Seenaknya saja kau titipkan?" Tanya Sehun lagi. Hani tidak ikut bercerita bersama mereka, ia hanya diam dan menatap sedih kekasih di sampingnya itu yang akan pergi jauh. Bahkan sebelum mereka bertunangan.

"Bukan begitu Sehun-ah. Aku sudah menganggapmu sebagai adikku, begitu juga Hani yang menganggapmu sebagai adik." Jawab Seung Il meyakinkan Sehun, agar ia mau menjaga pacarnya itu.

Mereka berdua sama-sama menganggapku sebagai adik? -batin Sehun.
"Oh benarkah?" Tanya Sehun sambil menyeringai. "Ya tentu saja." Jawab Seung Il, ia sama sekali tidak tau apa yang ada di pikiran Sehun.

Bagaimana kalau aku mencuri kekasih mu itu HYUNG? -batin Sehun.

"Baiklah aku akan menjaganya." Balas Sehun menatap rendah Seung Il. "Tapi aku tidak bertanggung jawab apa yang akan terjadi kedepannya." Sambung Sehun. "Maksud mu?" Tanya Seung Il hati-hati, ia mulai curiga. Tiba-tiba Hani merasa kekacauan akan segera terjadi, ia langsung saja memeluk lengan pacarnya "SeungIl-ah.. tenang saja tidak akan ada yang terjadi.. aku pasti mengingat mu selalu." Kata Hani sambil tersenyum tipis, ia tau keputusan Seung Il menyuruh Sehun menjaga dirinya adalah keputusan yang salah, ia juga tau bahwa Sehun akan terus mengejarnya, ya.. walau ia tidak lebih menganggap Sehun sebagai adiknya sendiri.

Deg !
Seperti petir telah menyambar dirinya seketika, hatinya seperti telah di sayat-sayat. Sehun berusaha membuat Seung Il menyerahkan Hani padanya, sedangkan Hani sendiri berusaha meyakinkan SeungIl bahwa hanya dialah yang ada dihati Hani.

Setelah mereka terdiam, tiba-tiba Sehun langsung berdiri "Sudah selesai kan?" Tanpa menunggu jawaban dari keduanya, ia langsung melangkah pergi.

Bukannya langsung pulang, Sehun masih sempat bersinggah di taman yang tak jauh dari situ. Ia berteriak mengutarakan semuah amarahnya. "Hani ah!!" "Hani aku mencintai mu!" "Kenapa kau tak pernah melihatku?!" "Hani aaahh!!" Dan banyak lagi. Dia menyeka air di pipinya, ternyata ia menangis. Sebegitu tersiksanya Sehun?
"Aku akan mencuri hatimu!" "Seung Il kau! Aku akan mengambilnya!" Teriak Sehun lagi penuh amarah. Sesekali ia menendang kursi di depannya, sama sekali tidak ada yang ia pikirkan selain wanita bernama Hani itu.

"Aku pasti. Akan. Membuatnya mencintai ku." Gumam Sehun sambil menendang kursi di depannya lagi. Setelah itu, ia pergi meninggalkan taman, dan tujuannya adalah rumah.

****
23.50

Sudah hampir tengah malam.
'Kenapa ramai sekali malam ini?' Batinku yang melihat banyak mobil berlalu lalang. 'Apa memang selalu ramai seperti ini?' Batin ku lagi.

Aku melajukan mobil menuju rumah, baru sekarang aku merasa capek. Tidak tau kenapa aku benar-benar merasa capek seperti tulang-tulangku mau patah. Mungkin juga karena aku menangis tadi? Dan ya.. kaki ku rasanya mau patah. Betapa bodohnya aku menendang kursi beton di taman tadi.

Memang benar kata orang, kalau sudah di kuasai amarah nyawa pun bisa hilang.

00.20
Sudah lewat tengah malam, aku baru sampai dirumah. Aku membuka pintu dan rumah terlihat begitu gelap. Aku berjalan dan menyalakan lampu bagian depan lalu menuju ke ruang dapur dan menyalakan lampu juga. Setelah di ruang tamu, kupikir ada hantu disana, setelah aku menyalakan lampu.

SARANGHAE, Mr. OH!  [YOONHUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang