3). Milik Ku

76 6 0
                                    

     Sering kali aku melihat dirimu bertengkar dengannya. Bahkan hampir setiap hari ketika ku lewat dikoridor kampus atau ditaman. Entah apa yang kalian ributkan, aku tidak tahu dan bukan urusanku untuk mengetahui urusan orang lain.

     Sebulan berlalu, masih sering ku melihat kamu bertengkar dengannya. Hingga suatu ketika setelah bertengkar, kamu terduduk disampingku, di bangku taman ini. Aku hanya diam. Kamu terisak dalam tangisanmu. Tak tau harus berbuat apa. Saat itu, kita adalah dua sosok yang tak pernah saling mengenal.

     Ku sodorkan tissu untukmu. Kamu mengambilnya dan berterima kasih akan hal itu. Dan aku mulai memberanikan diri untuk membuka percakapan dengamu. Kami larut dalam percakapan, dan tangisan mu pun mereda. Ku pandangi dirimu sekejap, kamu sangat cantik tanpa air mata itu.

     Tunggu. Aku bukanlah siapa-siapa mu, kamu milik orang lain, aku tak boleh mengambil kesempatan ini, aku bukan perusak hubungan. Tapi, jika memuji makhluk ciptaan Tuhan tidak salah kan. Jujur saja, aku menyukaimu.

     Aku melangkah pergi meninggalkan bangku itu, dan kamu menahannya. Kamu genggam tanganku dan seakan tak inginkan aku pergi. Baiklah, aku akan menemanimu sampai keadaan mu membaik.

     Hari ke hari pun telah terlewati. Sampai saat ini, kami pun makin dekat dan mengenali satu sama lain, tidak lebih dari sahabat, karena statusnya masih milik orang lain. Aku berusaha membuat mu tertawa, dan tersenyum kembali setelah bertengkar dengannya.

     Aku berjalan kearah taman,   seperti biasa duduk dibangku taman, sendirian. Aku bukan tak ingin mencari pasangan. Hanya saja aku menikmati masa kesendirianku saat ini. Memandang ke segala penjuru, kudapati kamu bertengkar dengannya, lagi dan lagi. Kali ini dia membentak juga memukulmu.

     Oh Tuhan, kurang apa wanita secantik itu dimata kekasihnya. Tidak hanya cantik difisik juga cantik di hati. Mengapa wanita sangat kuat menghadapi sikap kekasihnya yang seperti itu. Sabar wanita tak ada batasnya mungkin. Karena terlalu cinta mungkin wanita rela melakukan apapun demi menjaga hubungannya. Bagi wanita, cinta menggunakan hati, namun tidak dengan pria, kami menggunakan logikan dan pikiran kami. Memang cinta itu buta, tapi cinta tidak bodoh, mengerti yang mana harus diperjuangkan dan yang mana yang harus ditinggalkan.

     Namun sesalah-salahnya wanita, pria tidak berhak membentak apalagi sampai memukul. Itu sudah keluar dari aturan. Sekalipun salah, peringatkan saja dahulu. Wanita diciptakan dari tulang rusuk pria, yang harus dilindungi bukan disakiti. Pria pun lahir dari para wanita bukan? Apa salahnya jika kalian menghormati para wanita, anggap sebagai ibu kalian.

     Kamu menangis, tak melawan. Kali ini aku merasa kesal, emosi ku tak tertahankan. Aku berlari kearahmu, dan 'Bugh'. Tinjuan itu tepat mendarat di pipinya dan berhasil membuatnya tumbang, ku pukul dia bertubi-tubi. Aku menolongmu untuk berdiri. Dia mengerang kesakitan. Sebuah kalimat itu pun meluncur halus dari bibirmu,

'Kita putus, dasar bajingan!'

     Aku antar kamu pulang kerumahmu, dan kutenangkan dirimu. Aku merasa tidak enak karena ikut campur urus dengan hubungan orang lain. Ahsudahlah aku merasa lega, karena wanita yang kucintai taklagi bersama kekasihnya yang brengsek itu.

     Akupun semakin dekat denganmu, semakin mengenalmu. Betapa bodohnya pria itu yang sudah menyia-nyiakan wanita seperti kamu. Aku tidak habis fikir, mengapa dia tak merasa beruntung memilikimu.

.
.

     Sudahlah, itu sudah masalalu. Dimana awal mula aku mengenalmu, yang terpenting kamu sudah sah jadi miliku, jadi istriku. Aku merasa sangat bahagia telah memilikimu seutuhnya. Tak akan pernah ada yang menyakitimu lagi sayang. Akan ku pukul wajahnya, tidak sampai mati, minimal hanya patah di tulang pipinya. Aku selalu berkata padamu,

'Aku mencintaimu, akan selalu ku jaga dirimu. Tak akan ku biarkan kamu menangis. Tangisanmu hanya akan keluar karena tangisan bahagia. Dan aku tak akan meninggalkanmu, sampai waktu berhenti. Kamu akan selalu ku jadikan orang paling bahagia telah memilihku sebagai pasanganmu. Percaya lah padaku'

     Aku percaya, rencana Tuhan jauh lebih indah daripada keinginan makhluknya. Berikhtiar padanya mungkin salah satu cara kamu mempercayainya bahwa Tuhanlah pembuat skenario terbaik.

     Hanya ada tiga yang disuguhkan dari Tuhan atas doa-doamu. Dikabulkan saat itu juga, diganti dengan yang lebih baik, dan dikabulkan pada saat yang tepat. Doamu bukan tidak terdengar. Tuhan selalu mendengar doa makhluknya, bagi makhluknya yang mau bersabar dan terus berikhtiar.

[Hiatus] Tell You.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang