"Don't be afraid, Kar. It won't hurt you. I'm here for you."
Begitu lembut suara Randy membisikan kata - kata itu di telinga Karina. Ia mengelus rambut Karina perlahan, berusaha menenangkannya.
"Terkadang yang kita takuti nggak selalu nyakitin kita, Ran."
Dan yang diucapkan Karina berlaku kebalikan. Yang menyakiti kita tidak selalu yang kita takuti. Tetapi justru yang sangat kita sayangi.
Malam pergantian Tahun memang tidak akan lengkap tanpa kembang api. Kembang api begitu indah dan penuh makna bagi kebanyakan orang. Tapi tidak untuk Karina. Kembang api adalah monster baginya.
"Aku sampe sekarang belum tau kenapa kamu takut kembang api, Kar."
Karina mengangkat kepalanya yang sejak tadi menunduk, mendengar suara Randy yang tetap terdengar menenangkan meskipun berada dalam kebisingan seperti saat ini.
"Aku juga gak tau kenapa."
***
"KARRR ! KARINAAA !"
Karina bangkit dan duduk di pinggir kasur. Ia membuka penutup matanya dan memperlihatkan mata pandanya yang tampak lelah sehabis terjaga semalam suntuk.
"Apasih, Cha... masi pagi lo udah pencemaran suara." Protes Karina. Temannya yang satu ini memang paling cempreng se-jagat raya.
"Sini sini ! Cepetan ! Tuh liat deh."
Karina beranjak dari kasur dan menghampiri Acha ke balkon kamarnya."Apaan ? Tetangga kita beli mobil baru ? Gapenting, Cha... kita kan tau dia agen asuransi, gausa heboh"
"Ihhh bukannn."
"Terus ?"
"Itu temen SMA gue dari Bandung. Namanya Gallen."
"Achaaa !" Seru Gallen seraya membuka pintu dan langsung memeluk teman lamanya itu. Pelukan itu berlangsung cukup singkat. Acha tersenyum tipis "hai Gal," ia melirik lelaki yang berdiri di sebelah Gallen. "Dia?"
"Oh iya, dia abang gue Cha."
"Serius ?? Kok gue baru tau kalo lo punya abang ??"
Sadar bahwa ia menjadi bahan pembicaraan, lelaki itupun beranjak ke teras rumah Acha. Cukup sepi dan nyaman. Ia berdiri menyandar ke tembok, lalu menyalakan rokoknya.
Samar - samar lelaki itu masih bisa mendengar perbincangan mereka di dalam."Abang lo dingin banget sih.."
"Gatau, dia emang tertutup dari dulu. Sukanya sendirian. Aneh."
"Dia kenapa ikut lo ?"
"Masa gua tinggalin dia sendirian di Bandung ? Ortu kita kan di sini."
"Oh iya, rumah baru lo emang deket sini ?"
"Kalo dari alamatnya sih harusnya di deket sini, tapi gue gatau persisnya dimana...it's my first time going to Jakarta, darling"
KAMU SEDANG MEMBACA
Wasted Time
Teen FictionAku baru sadar, yang selama ini aku cari sebenarnya sudah ada. Aku memperjuangkan yang tidak seharusnya ku perjuangkan. Aku menangisi yang tidak pantas ku tangisi. Teruntuk kalian yang mencintai seseorang, sampai lupa kalau ada yang lebih setia men...