M&M -31

39 12 126
                                    

"Semenjak lo ketemu sama Theo, lo jadi sama dia mulu. Padahal dulu lo bilang mau ngelupain dia. Basi tau," -Sella

{***}

Monic baru saja turun dari mobil miliknya. Setelah beberapa minggu tidak masuk kuliah, hari ini ia memutuskan untuk masuk. Monic juga sudah absen selama tiga minggu lebih.

Setelah mengunci mobilnya, Monic memandang kesekeliling parkiran kampusnya. Kemudian, ia menghela napas panjangnya, "Gue harus ngulang satu semester deh ini. Sialan."

Baru saja kakinya ingin melangkah, ia dikejutkan dengan Theo yang sedang berjalan kearah dirinya dengan senyum cerahnya, "Pagi, sweety."

Theo memeluk Monic singkat sembari mengecup puncak kepala Monic. Sejujurnya Monic belum terbiasa dengan hal ini. Selalu saja jantungnya berdetak hebat.

"Pagi juga. Kamu ngapain disini? Mau kuliah juga?" tanya Monic. Theo mengernyitkan keningnya.

"Kuliah? Siapa yang kuliah? Aku malah baru mau daftar disini," jawab Theo sambil menggandeng Monic untuk masuk kedalam kampus.

Mendengar jawaban Theo, Monic mendesis, "Ah iya lupa, Theo 'kan amnesia," gumam Monic.

"Kamu ngomong apa, Mon? Gak kedengeran." Theo membalikkan badannya dan menatap Monic dengan pandangan bertanya.

"A-ah it-itu, kamu mau aku anter kemana? Ruang rektorat?"

Theo mengangguk mantap, "Iya dong! Ayo cepet kesana, biar nanti kamu gak telat masuk kelas," ujar Theo sembari menarik Monic dengan tiba-tiba. Monic memekik kaget.

"Theo! Pelan-pelan aja nariknya, ruang rektorat gak pindah!" omel Monic.

Theo tertawa kecil, "Maaf, sayang. Aku cuma gak mau kamu telat masuk kelas doang." Monic berusaha menutupi pipinya yang memerah.

"Itu didepan belok kiri," tunjuk Monic. Sebenarnya itu hanya untuk mengalihkan pembicaraan saja. Ia malu, tentu.

Mungkin gemas, Theo berhenti berjalan dan membalikkan badannya--lagi, kearah Monic dan terkekeh kecil, "Kamu malu, ya?"

Monic memukul dada Theo kencang, "Gak usah becanda deh! Katanya gak mau bikin aku telat masuk kelas, tuh didepan tinggal belok kekiri." Theo kembali terkekeh dan segera mengangguk.

Didalam hatinya, Theo bersyukur, "Akhirnya ya, gue bakalan bikin pesta 7 hari 7 malem, tungguin aja entar."

Mereka akhirnya telah sampai didepan ruang rektorat. Theo melepas genggamannya pada Monic dan kemudian beralih pada gagang pintu. Sebelum masuk, Theo menyempatkan diri untuk tersenyum manis kearah Monic.

"Kamu kekelas aja, aku kayaknya bakal lama," suruh Theo yang langsung Monic angguki. Monic beranjak dari sana dan segera berbelok kekanan didepan. Setelahnya, Monic telah menghilang dari hadapan Theo.

Tanpa basa-basi, Theo langsung masuk kedalam ruangan rektorat. Didalam ruang rektorat tersebut sangat ramai. Semua pandangan tertuju pada Theo. Theo hanya bisa menndukkan sedikit badannya dan tersenyum formal.

Kemudian, ia melangkahkan kakinya menuju salah satu meja staf. Pak Jodi namanya. Pak Jodi mengernyitkan keningnya heran dikala melihat Theo disini.

Monic & Memories✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang