Author's POV
"Aaarghhh!!" jerit seorang pria ketika sebuah pedang panjang menghunus punggungnya. Seorang wanita paruh baya menjerit lalu menjatuhkan pedang yang ia pegang. Wanita itu terduduk dilantai dan menatap suaminya dengan semenyedihkan mungkin.
"Sevraz." ujar sang wanita sambil menangis pilu. Ia menatap seorang wanita yang baru saja membunuh suaminya itu dengan marah. Mata wanita yang baru saja kehilangan suaminya itu berubah merah kehitaman. Ia dengan segera meraih pedangnya dan melompat dari tangga dan menerjang kearah sang pembunuh.
Dan ia melupakan satu fakta. Pembunuh itu penyihir. Dengan mudah sang pembunuh menebas kepala sang wanita. Pembunuh itu menyeringai. "Kalian telah membayar. Semoga kalian tenang." ujarnya. Pembunuh itu berjalan keluar dengan tubuh penuh darah. Ia meninggalkan pedangnya didalam rumah duka itu.
Craak....
Pembunuh itu dengan segera melihat kearah tangan kanannya. Sebuah pengait telah tertanam sempurna ditangannya.
Craak...
Pengait yang lain lagi tertanam dikakinya, perutnya, tangannya, dan diseluruh tubuhnya. Pembunuh itu mengerang kesakitan. Ia berteriak pilu. Lalu orang orang yang menanam pengait pengait itu membawa pembunuh itu kedalam sebuah mobil. Bisa dikatakan mereka adalah polisi di immortal world. Mereka membawa pembunuh itu pergi. Tanpa menyadari bahwa seorang perempuan cilik menonton kejadian itu dari awal hingga akhir. Dengan mata yang tidak dapat mengeluarkan air mata lagi, gadis cilik itu berjalan keluar dari rumah itu. Jauh dari memori buruk itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Double(On Going)
FantasySya Nomoura. Wanita yang bertokoh antagonis dan protagonis pada hidupnya sendiri. Wanita yang tidak dapat berbaur dimanapun. Tidak di immortal world. Tidak juga di mortal world. Ia butuh bantuan untuk mengontrol dirinya sendiri. Seseorang, bantulah...