Tamu sudah mulai berdatangan ke kediaman keluarga Orlando, termasuk keluarga Smith dan juga keluarga James "ma aku mau ke kamar Raisa dulu ya?" Izin Rayna pada mamanya
Mamanya mengangguk "yaudah sana"
Rayna berjalan menuju tangga yang akan membawanya ke lantai atas. Saat ia sedang menaiki anak tangga, ia berpapasan dengan dengan mamanya Raisa. Rayna pun menyalami tangan mama Raisa "Raisanya ada di kamar gak, tante?"
"Ada kok, ke atas aja"
"Oh yaudah aku ke atas dulu ya, tante" setelah itu Rayna lanjut menaiki anak tangga hinga sampai di lantai atas dan langsung menuju pintu kamar Raisa
Rayna mengetuk pintu kamar Raisa terlebih dahulu namun tidak ada jawaban. Rayna kembali mengetuknya seraya memanggil Raisa "Sa?" Tetap tidak ada jawaban, akhirnya Rayna memutuskan untuk membuka pintu kamarnya yang ternyata tidak terkunci
Yang pertama Rayna lihat saat pintu baru terbuka sebagian adalah pecahan gelas beserta air yang tumpah di atas lantai. Rayna pun dengan cepat langsung membuka pintu kamar Raisa dengan lebar dan ia sangat terkejut karena melihat Raisa tergeletak di lantai dengan kondisi pingsan
"Sa" Rayna mengguncang bahu Raisa tapi hasilnya nihil. Rayna menemukan sebuah botol berisi obat yang di yakini adalah obat penghilang rasa sakit
Dengan panik, Rayna langsung berlari keluar kamar Raisa untuk meminta bantuan
***
Semua orang yang sedang menunggu di depan ruang UGD sedang di serang rasa khawatir dengan keadaan Raisa. Dokter baru saja keluar dari dalam ruang UGD dan semua berharap ia membawa kabar baik
Papa Raisa langsung menghampirinya "bagaimana keadaan putri saya, dok?"
"Keadaan putri anda sudah cukup parah dan ia sekarang dalam masa kritis. dan kita harus segera melakukan operasi cangkok ginjal" jawab dokter itu
***
"Jadi selama ini dia gagal ginjal? Tapi kenapa dia gak pernah kasih tau ke kita sih?" Tanya Bella. Bella, Lia, Fira, Farah dan Keenan sekarang sudah hadir di rumah sakit dan sekarang mereka sedang berada di kantin rumah sakit untuk mencari makanan. Bella dan yang lainnya datang dengan pakaian yang bisa di bilang sangat simple karena mereka datang ke sini dengan terburu-buru sedangkan Dalvin masih memakai tuxedonya dan Rayna masih dengan dress hitamnya
"Sebenernya gue udah tau semuanya tap–" belum selesai Rayna berbicara, Bella sudah memotongnya
"Jadi selama ini lo udah tau? Kenapa gak ngasih tau kita?"
"Gue belum selesai ngomong kali" ucap Rayna "dia gak mau kalian tau soal itu"
"Tapi gue udah tau sebelum ini" ucap Dalvin
Rayna menautkan alisnya "lo tau dari mana?"
"Langsung dari dia"
Tiba-tiba David datang mendatangi mereka "kalian pulang aja duluan, udah malem nanti orang tua kalian nyariin"
"We're not a children anymore" sahut Lia
"Lagian orangtua kita juga udah tau kita kemana" kini giliran Fira angkat bicara
"Ok ok" akhirnya David mengalah "tapi kalian harus pulang. Kan gak mungkin kalian mau di sini sampai pagi dengan pakaian yang ribet kayak gitu" David beralih pada Rayna dan Dalvin
"Gue bawa mobil sendiri dan di dalam sana gue punya kaos yang waktu itu gue bawa pas latihan basket dan belum gue keluarin dan masih bersih juga"
"Kalo lo?" Tanya David pada Rayna
"Gue gapapa pake baju ini sampai pagi"
"Oh yaudah"
"Gue pergi duluan" pamit Dalvin yang langsung beranjak dari duduknya
***
Rayna sudah mulai mengantuk karena sekarang sudah menunjukkan pukul 01:05 malam sedangkan teman-temannya yang lain sudah tertidur di kursi tunggu dengan posisi yang berbeda-beda
"Mending lo ganti baju dulu" David menyodorkan sebuah paper bag
Rayna menegakkan posisi duduknya "ini apa?" Tanya Rayna setelah paper bag tersebut berpindah tangan
"Itu bajunya Raisa, gue tau lo pasti masih pake dress itu"
"Yaudah kalo gitu gue ganti baju dulu ya. Makasih juga ya" setelah itu Rayna beranjak dari duduknya dan berjalan menuju toilet
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Hurts
Teen Fiction(COMPLETE) (Still revision, so i'm sorry for some chapters that are still weird or something...) I didn't know how to loving someone, until I met her Dalvin Alvaro Smith I'm so afraid to fall in love, because I thought love will make me hurt, until...