Met With Seventeen (imagine)

18 5 2
                                    

  Di suatu pagi, pada pertengahan bulan mei. Tepatnya di musim semi, kau berjalan ke sekolah dengan penuh kegembiraan. Terlukis sebuah senyuman manis di wajahmu, kau terlihat sangat menikmati musim semi tahun ini.

Sepanjang jalan, kau terus menatap langit. Ah, tidak selamanya. Melainkan sesekali atau du kali kau menatapnya. Keadaan pagi itu cukup ramai, jika kau tidak memperhatikan jalan. Kau bisa saja tertabrak orang atau tersandung sesuatu.

Tak lama, kau berhenti di tengah keramaian. Kepalamu mendongak keatas, kedua tanganmu kau rentangkan selebar mungkin, lalu kau mulai menutup mata dan menghirup dalam-dalam udara di pagi itu.

"AAHH! Segar!" gumammu sambil tersenyum.

Dan kau masih melakukan hal yang sama, sehingga kau menghalangi pejalan kaki yang lewat.

'Tididit tididit' suara jam tangan putih kesayanganmu berbunyi. Dan kau melihat kearahnya.

Ya, kau sengaja memasang alarm pada jammu. Agar kau tidak terlambat ke sekolah.

"Ya ampun! Sekarang sudah pukul 6.30" teriakmu
"Aku hampir terlambat!"

Kau berlari secepat mungkin, tentu saja untuk menghindari hukuman akibat terlambat. Tak lama, kau sampai di gerbang dengan napas terengah-engah.

Untungnya, gerbang belum di tutup saat itu.
"Huft! Hampir saja!" ujarmu yang masih terengah-engah dan tubuh yang berkeringat.

Kau menyeka keningmu dengan tangan, banyak keringat yang keluar. Namun, sekarang kau mengabaikannya. Lantas, bergegas masuk ke dalam sekolah. Kala itu, sekolahmu tiba-tiba ramai.

Banyak murid yang berkerumun menghalangi jalan, tentu saja itu sangat mengganggu. Karena tubuhmu mungil, kau mencoba masuk dalam keramaian itu.

Di sekelilingmu, lebih banyak murid wanita dibandingkan murid pria. Murid pria memang ada. Namun, hanya beberapa. Murid wanita berteriak cukup keras, sehingga membuat telingamu berdengung.

"Astaga! Ada apa ini?" gumammu heran
"Banyak sekali murid"

Karena penasaran, kau terus mencobanya. Setelah lama bersusah payah, akhirnya kau dapat masuk dan melihatnya. Apa yang kau lihat saat berada disana?

"Aigo.. Seventeen!" teriak murid wanita.
"Tampannya!" teriak lainnya.

Ya, Seventeen. Sekelompok pria tampan, cool dan populer di SOPA. Mereka kini lewat di depan mata, membuat semua murid tidak berhenti berteriak. Namun, apa reaksimu? Kau hanya menatap biasa, seolah-olah mereka hanyalah sekelompok murid biasa seperti lainnya. Tak cukup lama mereka lewat, murid wanita berlari mengikuti mereka. Sedangkan kau, hanya berdiri membeku di depan koridor.

'Kriiinngg Kriiinngg' tepat keramaian itu berlalu, bel berbunyi. Saatnya mereka masuk, kau bergegas menuju kelas dengan langkah cepat.

Dan kau memilih kursi paling depan, kau menggantungkan tasmu di samping meja. Lalu, mengambil beberapa buku dan alat tulis lainnya.

"Selamat pagi, semua!" ujar Seonsaengnim
"Pagi, seonsaengnim!"
"Bagaimana kabar kalian semua pagi ini?"
"Baik seonsaengnim!"
"Baiklah, pagi hari ini. Kita akan memulai pelajaran bahasa inggris. Silahkan buka buku catatan kalian!"

Ah, pagi ini sangat menyenangkan. Dan kelas terlihat sangat tertib, sementara itu seonsaengnim mengabsen beberapa murid. Hingga pada akhirnya, berhenti pada salah satu nama.

"Ehem, Choi Seungcheol!" teriak seonsaengnim

Namun, tak ada jawaban. Semua murid melihat satu sama lain, 'dimana dia? Apa dia tidak masuk?'

"Sepertinya belum hadir seonsaengnim!" ujar salah satu murid
"Aigo, apa dia di ruang musik?"
"Sepertinya begitu seonsaengnim!"
"Ne, mari lanjutkan"
"Lee Jihoon?" lanjutnya
"Sepertinya sama seonsaengnim"
"Aish, mereka ini tidak tahu kalau kelas sudah mulai?" gumamnya
"Ah, kau!" tunjuk seonsaengnim

Kau memperhatikan arah yang di tunjuk oleh seonsaengnim, dan jarinya mengarah tepat padamu. Kau terlihat sangat bingung saat itu.

"Saya seonsaengnim?" ujarmu bingung
"Ne, siapa namamu?"
"(YN) seonsaengnim!"
"Tolong panggilkan, Seungcheol dan kelima temannya! Suruh mereka masuk, kajja!"
"Ne!"

Kau pun beranjak dari kursimu, lantas menuju ruang musik untuk memanggil beberapa temanmu. Sesampainya di depan ruang musik, kau mendengar alunan musik nan merdu.

Ah, tentu saja. Itu pasti mereka. Kau mendekat ke depan pintu, dan menempelkan daun telingamu pada pintu. Kau mendengar lagu yang indah disana, alunan musik nan merdu dan suara-suara itu. Sangat indah di dengar.

"Apa mereka yang menciptakannya? Itu sangat indah!" gumammu

Kau kembali melanjutkan untuk mendengar lagu itu, cukup lama kau berada disana. Hingga kau tidak sadar, ada seseorang yang membuka pintu dari dalam.
'BRRUUKK!' Kau terjatuh.

"Hei, kau tidak apa-apa?" tanya seseorang. Dia mengulurkan tangannya padamu, dan kau menerima uluran tangannya. Lantas, berdiri.

"Mianhae, aku telah lancang mendengarkan lagu kalian!" ujarmu sambil membungkuk meminta maaf
"Jinjja? Kau mendengarnya?" tanyanya
"Ne, mianhae. Tapi, aku tidak sengaja mendengarnya. Aku hanya ingin memanggil teman sekelasku"
"Ah, siapa namamu?"
"Namaku (YN) imnida"
"Oh hai (YN), aku Seungkwan. Senang berkenalan denganmu, ah iya. Siapa yang ingin kau panggil?"
"Seungcheol dan kelima temannya"
"Aish, ternyata kau polos sekali ya"

S.Coups pun datang menghampirimu, lantas bertanya.
"Ah, apa di kelasmu pelajaran bahasa inggris?"
"Ne"
"Aigo, woozi, joshua, dino, mingyu, jun. Kajja!"
"Ne.."
"Ah kalian, kembali ke kelas. Latihan untuk pagi ini, cukup sampai disini"
"Ne S.Coups hyung"
"Kajja!"

Sekian episode pertama dariku. Ah iya, jika ada salah dalam penulisan kata terutama bahasa korea. Tolong beri tahu ya. Dan jangan lupa, untuk saran dan kritikan.

Karena aku masih terbilang baru dalam menulis cerita.
'Thanks! Gomawo! 😊😊'

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 06, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Don't Wanna Cry (Imagine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang