1. fatal

134 11 1
                                    

Kejadian penembakan pada pertemuan PBB di bogor membawa akibat yang fatal bagi keamanan dunia, khususnya indonesia. Walau pun menjadi tersangka utama dalam insiden, pemerintah belum dianggap bersalah oleh PBB hingga....

Breaking News!
Penembakan terjadi kembali!
Ketua PBB jadi sasaran!

Itulah berita utama pada koran dipagi hari, letnan dadang melihat sekilas tulisan besar hitam di meja kapten. Tampak secangkir kopi sedang disruput kapten Gilang sebagai pelengkap pisang goreng panas, ia tampak santai walau sudah membaca berita di koran, ia melihat dadang berkeringat banyak
"Aku tahu apa yg kau pikirkan, biarkan para politikus itu yg mengurusnya, sekarang kita santai..."

"Tapi kapten, bahayanya kan ke kita juga kalau harus pake militer di urusan kayak gini..."

Ia menatap sejenak ke jendela ruang nya yg bundar kecil itu, sadar dengar apa yang terjadi dan yang bakal terjadi nanti, namun kapten harus membuat para abk tetap tenang. "Yasudah, balik sana, lanjutin masakmu... kasian yg lain belum makan"

Dadang meng-iyakan lalu berbalik kedapur

Dalam hati kapten berkata
Moga-moga ini nggak berlangsung lama...

12 april 2042 jam 07:24
Berita baru sampai di kabin radio ketika apel pagi berlangsung, perwira radio segera melapor ke laksamana armada barat sumatera yg saat itu berkunjung ke KRI BUKIT BARISAN dan menjadi pembina upacara. Seketika wakil laksamana langsung menggantikan posisi sebagai pembina dan sang laksamana berlari ke helikopter lalu terbang ke darat.

Ketika apel selesai para abk dan perwira bertanya pada kapten gilang "mas, itu lksmn. Guntur Adi kok langsung balik ke padang?" Yg lain juga memasang muka penasaran.

"Lah? Mana saya tau. Kan beda tingkatan komando, beda donk pengetahuannya" gilang sambil menunjuk kepalanya " yang jelas pasti urusan darurat"
Ltn. Dadang yg penasaran pun bertanya lagi "itu gak ada hubungannya kan dgn kejadian kemaren pak?" Mendadak semua bisu, memikirnya hal yg dapat terjadi selanjutnya. termasuk Gilang, Hal yg sudah ia lupakan berhari-hari yg lalu terngiang dikepalanya... memikirkan resiko yg sangat besar yg dapat terjadi. "Dah... udah. Urusin ni kapal aja, rasanya dek atas belum dipel? Hmm?" Seluruh abk langsung berlari ke dalam kapal, takut dihukum kapten.

PINTU TERBUKA
Krek!
Kapten Gilang memasuki ruangnya kembali. Hal yang awalnya biasa saja sekarang membawa ketakutan tersendiri baginya. Apa lagi melihat begitu buru-buru laksamana meninggalkan kapalnya. ~sepertinya malam ini ku tak bisa tidur dengan tenang~

Sore hari tampak normal di KRI BUKIT BARISAN. Mereka berpatroli dengan satgas utara KRI MUSI I, MUSI II, MUSI III, KRI KARIMATA, dan kapal induk KRI BENGKULU di belakang armada patroli. Kapal utama satgas KRI BUKIT BARISAN yaitu kapal induk super KRI NEW SRIWIJAYA sedang di tarik mundur ke pelabuhan untuk reparasi.

Matahari bersinar keemasan dari arah samudera hindia, namun tak berapa lama kemudian muncul siluet besar di cakrawala. Perwira radio melakukan kontak radio, kemungkinan kapal dan langsung melapor.

"Lapor kapten, kapal NATO USS COLLIN ada di barat daya sumut, KRI MUSI II berusaha melakukan kontak fisik"

"Lah? Kok ada kapal NATO segala disini? Kontak mabes di medan, tanya izin layar mereka!"

"Siap, kapten!"

Segera setelah perwira tersebut keluar, kapten menelpon temannya di bagian perhubungan.

pusat radar TNI AL medan
KRING... KRING...
"ndan... (komandan) ada telpon dari kapten Gilang"

"Halo... komandan Togar disini! Ada apa gérangan saudara menélépon" logat batak keluar dari mulut nya

"Hei, gar... Ndak perlu lah basa basi! Aku ni cuma mau nanya saja"

"Ok lah... nah! Kau mau nanya apa?"

"Nih, coba kamu liat di radar sabang, ada kapal lain ndak selain patroli kita"

"Ok, béntar yak! Aku cék dulu"

Togar langsung memanggil perwira pengawas radar sabang, ia lalu meminta laporan terbaru hasil pembacaan radar di laut utara.

Kemudian Togar kembali ke telepon "hey bang, kata anak buah aku, dia liat ada satgas asing datang dari tenggara srilanka. Tapi mereka belum konfirmasi karna belum masuk wilayah kita!"

Gilang sedikit kaget mendengarnya, karena yg mereka liat baru satu siluet kapal, namun teman nya mengatakan satuan tugas asing yg berada disana "Gar, kau ndak lagi becanda kan?"

"Manalah aku bohong sama kawan lama, satu angkatan pula"

"Ok lah... makasih lah gar aku balik ke tugas dulu"

Selang beberapa menit pesan radio datang dari KRI MUSI II, kapal yg mereka kontak tidak berlayar sendiri, namun satu armada kecil. Gilang pun percaya apa yg dikatakan Togar, namun belum paham apa maksud nya satu armada NATO di dekat perbatasan. Setelah melapor ke mabes, mereka diperintahkan untuk mengabaikannya. Gilang sebagai komando satgas utara sementara segera menyuruh semua kapal ditarik ke sabang, menjauhi perbatasan.

Mereka yg dilaut tidak tahu, sedang terjadi masalah besar di kota,
Hal yg akan memicu konflik besar di lautan...

K.R.I ANUMERTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang