Tatapan kosong. Ya, dua kata cocok untuk gadis tengah melamun saat guru menjelaskan pelajaran. Jeon So Mi, gadis itu bahkan terheran saat melihat-nya.
So Mi berbisik, "Hwang Min Ji! Jangan melamun! Nanti tersambat, loh!"
Gadis bernama Hwang Min Ji tak menggubris. Ia, tetap menatap lurus. Hingga,
"Hwang Min Ji! Jangan melamun! Dengarkan penjelasan saya!"
Kini, Song Hye Kyo, guru mata pelajaran bahasa paling menawan plus paling menyeramkan, menegur wanita pelamun. Gadis yang ditegur, mulai sadar akan lamunan.
Sedikit info, Seluruh murid di sana mengatakan, jika Hye Kyo ssaem menegur satu orang pun, maka ia akan berceloteh kembali. Jika mencatat celoteh-nya, entah habis berapa lembar, mereka tak dapat menghitung.
"Inilah, murid zaman sekarang. Ketika guru-- KENAPA?!"
Mendengar murid mendesah malas, membuat Hye Kyo berteriak secara spontan. Kembali ia bertanya, "Kenapa?"
Seluruh murid menggeleng takut, termasuk Min Ji.
"Inilah, murid zaman sekarang. Ketika guru sedang mengajar, ada saja cobaan-nya. Entah ada yang melamun, tidur, makan, minum, bermain ponsel, berbincang dengan teman sebangku, izin ke kamar mandi, membaca hal yang tidak jelas, dan lihatlah! Murid di ujung sana! Ia sedang masuk dalam mimpi."
Semua melihat ujung kelas. Benar kata Hye Kyo ssaem. Semua menutup telinga masing-masing, dan...
"AHN HYEONG SEOB! BANGUN!!!"
Skak mat! For Ahn Hyeong Seob!
Mendengar itu, Min Ji membatin, 'Akh! Karena memikirkan pasien itu, semua jadi begini.'
---
Waktu usai berlalu. Kini, jam menunjukkan pukul delapan malam. Tampak pria berseragam perawat, tengah memakaikan baju tidur pada pasien. Hanya butuh tiga menit, pemakaian selesai.
"Cha, selesai! Park Ji Hoon, tampan juga! Lihatlah, baju tidur pemberian perawat Yong Guk, bagus, kan?"
Ji Hoon hanya mengangguk, begitu mendengar pertanyaan perawat satu ini, Kim Yong Guk nama-nya.
Sudah biasa, Ji Hoon memanggil-nya 'perawat Yong Guk'. Dan, perawat ini memperagakan panggilan sang pasien.
"Ayo, saat-nya makan malam. Saya sudah siapkan nasi serta ayam goreng. Juga, susu cokelat yang Ji Hoon suka." Ji Hoon mengangguk, namun dengan tatapan kosong.
"Duduklah." Yong Guk menyuruh duduk atas lantai, begitu pun diri-nya.
Perawat itu mengambil nasi mengunakan sendok, setelah itu mencampur dengan sedikit potongan ayam.
"Park Ji Hoon, lihatlah! Ada pesawat terbang! Zzz!! Pesawat akan mendarat, ia akan parkir dalam mulut Ji Hoon! Ayo buka, aaa..."
Ji Hoon segera membuka mulut, agar makanan tersebut masuk. Lagi, tatapan-nya kosong. Ia hanya menatap lurus, bukan berarti menatap Yong Guk.
Yong Guk merasa heran, akan pemuda satu ini. Ada apa dengan-nya? Namun, ia tepis rasa penasaran.
"Pesawat ke dua, telah lepas landas! Lagi-lagi, akan mendarat dalam mulut Ji Hoon! Ayo, cepat buka mulut, aaa..."
Pasien itu melakukan hal yang sama, membuka mulut dengan tatapan kosong.
Karena rasa penasaran makin tinggi, Yong Guk bertanya, "Park Ji Hoon, kenapa? Ada masalah?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Lullaby || Park Ji Hoon ✔️
Short Story[Completed] Usai kejadian mengenaskan, sebuah keputusan mengatakan agar sejoli ini mendekap sementara di rumah sakit jiwa. Siapa yang menyukai tempat menyeramkan itu? Sudah pasti tidak ada. Park Ji Hoon, ia kesepian. Hidup menderita setelah kehilang...