Sudah dua jam Min Hyun melakukan telepon dengan sang adik. Ia juga lelah karena hal yang dibahas itu-itu saja. Segera menekan tombol loudspeaker lalu menaruh ponsel atas meja kerja.
"Sudah kakak bilang tidak boleh."
"Ayolah, kasihan ia. Memang kenapa sih? Hanya menemani setiap malam tidak dibolehkan."
"Kalau kau telat sekolah tiap hari bagaimana?"
"Bohong! Pasti alasan-nya karena takut diterkam! Sudah ku bilang ia tak akan menerkam ku!"
Karena malas Min Hyun menutup mulut. Siapa tahu saja Min Ji langsung menutup telepon begitu tak ada jawaban.
Jadi, alasan Min Hyun tak mengizinkan sang adik yakni karena pasien itu. Min Ji bilang ia akan datang setiap malam guna bernyanyi untuk Ji Hoon.
Sebenar-nya, Yong Guk memanggil Min Ji di pertengahan malam kemarin -yang ke dua kali- guna bernyanyi untuk si pasien. Kemarin Min Hyun masih mengizinkan karena -mungkin- hanya sesekali. Sebelum gadis itu pulang, Ji Hoon berpesan bahwa ia ingin dinyanyikan setiap hari.
Itu-lah hal yang Min Hyun bingung-kan. Kasihan juga bila sang adik harus keluar tengah malam.
"Kakak? Mengapa tak ada jawaban? Itu Tanda-nya aku dibolehkan? Kakak?"
Min Hyun tetap tak menjawab. Jika ia berkata sedikit maka topik akan terulang dari awal.
Tapi prediksi berkelok. Bukan-nya menutup telepon gadis itu menjawab,
"Baiklah! Kalau tak ada jawaban arti-nya dibolehkan. Terima kasih kakak! Selamat bekerja!"
Bip! Sambungan terputus.
"B-Bukan begitu-- Min Ji! Hwang Min Ji!" Min Hyun menatap layar ponsel, terlihat sambungan sudah putus. Ia mengacak surai-nya kasar karena menyesal telah mendiamkan sang adik.
"Harus-nya ku jawab saja tadi!" Ia melempar ponsel-nya pelan. Kembali berguman, "Akh! Min Ji, kau sangat keras kepala!"
---
"Ada apa ini?"
Park Ji Hoon sedari tadi memegang dada. Wajah-nya seperti orang kesakitan, tapi tak tahu bagaimana sebenar-nya.
Di samping, Yong Guk tengah merapikan baju yang Ji Hoon pakai nanti. Ia tak menghirau-lkan pasien itu lantaran pandangan dituju pada lemari baju.
"Perawat Yong Guk sudah selesai? Ji Hoon ingin tanya sesuatu." Ucap Ji Hoon lemas.
Perawat itu menjawab, "Tunggu sebentar lagi, ya. Tahan dulu pertanyaan Ji Hoon."
Selang lima menit pekerjaan Yong Guk telah usai. Kini mereka saling berhadapan -Ji Hoon dan sang perawat-.
"Ji Hoon ingin tanya apa?"
Spontan, Ji Hoon menarik tangan sang perawat lalu menempelkan pada dada-nya.
"Ada apa dalam dada Ji Hoon? Mengapa seperti ini?" Pasien itu bertanya ketakutan.
Yong Guk terkejut. Bagaimana bisa jantung pasien itu berdegup kencang. Tak mungkin jika tengah jatuh cinta. Masalah-nya hal tersebut terjadi pada manusia tak normal.
Perawat itu bungkam. Ia tak tahu ingin menjawab apa. Percuma juga menjelaskan, Ji Hoon tak akan mengerti.
"Perawat Yong Guk! Mengapa diam saja?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Lullaby || Park Ji Hoon ✔️
Short Story[Completed] Usai kejadian mengenaskan, sebuah keputusan mengatakan agar sejoli ini mendekap sementara di rumah sakit jiwa. Siapa yang menyukai tempat menyeramkan itu? Sudah pasti tidak ada. Park Ji Hoon, ia kesepian. Hidup menderita setelah kehilang...