romantis?

1.8K 158 9
                                    

Dengan sangat hormat kesadarannya buat nitip jejak di harapkan.

KASIAN AUTHORNYA.SUSAH AMAT YAH NEKAN BINTANG DOANG 😤😥😢😭

"Lo sampai kapan mau berdiri di sana?"tanya aldi yang ternyata menunggu ku beranjak dari pijakanku.

Tak ingin merasa di pojokkan.
"Iya iya tunggu.bawel amat jadi orang"ujarku.

"Cih.nyesel gue tawarin lo tumpangan"katanya.

"Oh jadi lo terpaksa.yaudah gue juga nggak ngarep di anterin sama lo"kataku sok jual mahal.

"Baguslah.kalau gitu gue pamit dulu"katanya hendak hengkang.

Aku sempat tidak menghiraukan ucapannya kali ini dan membiarkan nya tetap pergi.namun mulut ku tidak bisa di ajak berkompromi membuatku harus membuang sedikit gengsi.

"Lo beneran mau tinggalin gue sendiri"lirihku dengan nada pelan namun aku yakin bahwa aldi mendengarnya.

"Kan lo yang minta"katanya enteng.

"Dasar cowok nggak peka.pergi sana"kataku sedikit nada membentak.

"Dia nggak tau apa kalau cewek bilang tidak berarti jawabannya mau"batinku heran dengan sikap  aldi yang sungguh kelewatan tidak peka.

Tiba-tiba saja suara petir menggelegar.pancaran kilat sudah menampakkan cahayanya.kejadian yang sangat di benci oleh salsha.kenapa hal ini harus muncul di waktu yang tidak tepat.

Aldi mendongak menatap langit yang sudah menggelap dan petir yang tiba tiba bersuara.ia tidak takut namun hanya sedikit terkejut.aldi lebih terkejut lagi saat ke dua tangan mungil melingkar di pinggang nya dengan sangat erat namun membuat aldi sedikit nyaman.

Tidak ditanyakan lagi siapa pemilik tangan itu.tangan itu milik salsha yang memeluk aldi dari belakang.

"Gue takut"ujarku dengan mata terpejam tidak ingin melihat suasana yang sekarang ini.menurut salsha pemandangan saat langit gelap lebih seram menurutnya di bandingkan jikalau ia berada di area pemakaman seorang diri.

Aku menunggu pergerakan dari tubuh aldi.akan kah aldi melepas tangannya dan memeluknya atau  menepis tangannya kasar dan meninggalkannya begitu saja.

Namun yang terpilih tidak dari ke dua-duanya.

"Yaudah.cepetan bergegas ke mobil.gue mau cepat sampai rumah"katanya dingin menandungi hawa udara sekarang.

"Ishh.dia dilahirin di mana sih.curiga gue kalau dia dilahirin di tengah tengah turunnya salju"geram ku namun segera menuruti perintah cowok itu.

Aldi melajukan mobilnya menerobos rintikan hujan yang baru saja menerpa bumi.

Sedari tadi aku menggosok-gosokkan ke dua tangan ku lalu mendekat kannya kearea wajahku berusaha memberikan hangat disana.dan sesekali memeluk tubuhku sendiri .

Beda dengan cowok di sampingnya yang memakai jaket jadi ia tidak perlu merasakan dingin

"Lo kedinginan?"tanya aldi risih dengan gerak gerikku sedari tadi

"Udah tau pake nanya lagi"batinku.

"Ehmm"dehemku.

Gue nggak kegeeran tapi benar dugaan gue bahwa ia akan membuka jaket nya dan menyerahkannya pada ku.

Seulas senyum tecipta di ke dua bibirku.

"Lo kenapa nyengar nyengir?"tanyanya mengetahui ekspresi wajahku.

"Eng enggak.gue nggak nyangka aja cowok dingin bisa jadi cowok romantis"kataku jujur.

"Gue nggak bermaksud romantis.gue hanya jalanin perintah agama yang mewajibkan untuk menolong sesama"

"Serah lo"kataku langsung berdecak sinis menggantikan senyuman yang baru saja tercipta.

"Gimana ke adaan tante helen?"tanya aldi basa basi.

"Yah gimana.nggak gimana-gimana"kataku ketus karna mood ku sudah turun drastis.

Aldi hanya menggelengkan kepala melihat gadis di sampingnya itu.ia merasa tidak pernah mendapatkan suasana bagus jika bersama dengan salsha.

Selang beberapa menit kemudian aku pun sampai di rumah.tanpa mendapat perintah aku langsung bergegas turun dari mobilnya.

"Makasih"kataku terpaksa.

"Tunggu"katanya menahan langkah ku.

"Apalagi sih?"kataku kesal terpaksa membalikkan badan.

"Jaket gue"katanya dengan wajah datar.

Entah ekspresi apa yang ku pasang sekarang.intinya tidak ada lagi ekspresi kesal di wajahku.

"Nih"kataku sembari menyodorkan jaket itu kali ini dengan lebih sopan.

Selepas itu aldi memutar balik mobilnya dan kembali menerobos gemericik hujan.

Aku memasang ekspresi bodo amat karna tidak menyuruhnya mampir dulu sampai hujan reda.lagi pula kalau aku suruh mampir palingan dia ogah-ogahan.

"Udah ah.ngapain juga mikirin dia"kataku tak ambil pusing.

Hari berikutnya kembali dengan hari-hari seperti yang sebelumnya.semua murid berdatangan kesekolah setiap pagi nya.dan berhamburan keluar kelas setiap bel berbunyi nyaring.apalagi kalau bukan bel istirahat.

Aku iqbal dan steffy berjalan beriringan ke kantin dan memilih tempat duduk yang berada di pojok.

"Sha.giliran yang lo pesan gih"kata steffy.

"Ia ia.lo pesan apa?"tanyaku.

"Gue orange juice aja"kata steffy.

"Lo?"tanyaku pada iqbal.

"Samain sama steffy aja deh"

Selepas itu aku langsung berlalu dari hadapan mereka.

"Mba aku pesan orange juice 2 coffee late 1"kataku.

"Mba coffee late nya 1"kata seseorang yang baru saja datang dan berdiri di sampingku tidak lain ia karel

"Aduh maaf mba coffee late nya tinggal yang ini."kata mba itu seraya menunjukkan minuman yang ada di tangannya.

"Itu buat saya aja mba"kataku langsung menarik minuman itu.

"Eh nggak boleh.minuman itu udah gue pesan"

"Yeh derita lo.orang gue yang duluan mesan"kataku masih tidak mau kalah.

"Rel lo apa-apa an sih?lo nggak sadar penghuni kantin merhatiin lo?"kata aldi yang berniat melerai pertengkaran kami.

"Cewek ini nih di.dia seenaknya aja ambil pesanan lo"kata karel mengadu.

Tatapan aldi mengarah padaku.muncul sepercik ide dalam otakku.

"Oh.jadi ini pesanan lo.yaudah ambil aja ni"kataku menyodorkan padanya namun belum sampai pada genggamannya.

Seketika seragamnya basah dan kotor di karenakan minuman yang tertumpah itu.

"Oops sorry"kataku berlagak tidak sengaja.

Sengaja aku melirik sorotan ke dua matanya.sedikit membuat ku takut.sedangkan penghuni kantin seketika bungkam dengan tatapan entah lah.

Aku menjadi pemandangan kali ini.namun aku tetap mencoba santai.

Kurasakan pergelangan tangan ku ada yang mencekal nya.namun kali ini cekalan itu sangat kuat membuatku menahan sakit yang mungkin telah membuat pergelangan tangan ku sedikit memerah.

Jawab siapa yang pegang tangan salsha ayo?

Mungkinkah Cinta?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang