Vio POV.Pagi ini adalah hari ketigaku menjadi murid SMA. Bisa dibilang, sekolahku sekarang adalah sekolah impian banyak orang. Fasilitas lengkap, pengajar muda yang berkualitas, dan murid-murid kece yang otaknya gak pernah malu-maluin.
Seperti kebanyakan murid baru, aku saling bertukar informasi baru tentang SMA VIRGOLENDRA. Untungnya teman sebangkuku adalah orang yang sudah kukenal sejak Sekolah Dasar. Sehingga aku tak perlu canggung berbicara dengannya.
"Vi, lo tau Virgolendra gak?" Tanya Jennifer padaku.
"Nama sekolah kita lah. Masa gue lupa."
"Bukan itu, Virgolendra itu nama cucu pendiri sekolah ini. Dan sekarang, kepemilikan sekolah ada di tangan ayahnya Virgolendra."
Jennifer menarik nafas lalu kembali melanjutkan, "Nah, Virgolendra itu katanya masuk di SMA ini. Sekarang dia sama kayak kita, kelas 10." Jelasnya dengan sangat antusias.
Sedangkan aku hanya berdehem karna merasa tak tertarik dengan topik tersebut.
"Gue belom ngeliat dia sih di sekolah. Tapi katanya dia ganteng loh Vi." Jennifer masih melanjutkan ceritanya.
"Hm."
"Dia juga player."
"Ooh."
"Tapi gue heran. Dia tuh gak pernah punya pacar."
"Terus?"
"Terus nabrak Vi. Lo tuh ya, gue udah ngasih informasi bagus. Lo malah cuek." Omelnya.
"Apanya yang bagus? Cerita lo barusan malah ngingetin hubungan gue sama Bagas yang brengsek itu tau gak. Padahal gue udah susah-susah move on," geram Vio.
"Nggak ada salahnya kali suka sama dia. Ganteng, pinter, tajir, tinggal bikin dia jatuh cinta sama gue," khayalnya dengan ekspresi lebay yang menjijikan.
"Bodo amat. Gue gak mau sakit hati lagi gara-gara cowok bangsat model begitu, mendingan juga Kak Dimas. Nggak pernah nyakitin hati cewek," Kak Dimas, ketua OSIS di sekolahku yang berwajah lucu, tetapi tetap tampan.
Memang apa untungnya ngomongin cowok playboy yang seharusnya kita hindari?
****
"Kantin Vi?" Ajak Jennifer padaku.
"Males sih. Tapi laper. Nitip ya?" Aku nyengir kuda berharap permohonanku dikabulkan oleh Jenni.
"Ih, ogah amat. Lo seneng banget nitip ke gue. Masa gue ke kantin sendiri? Jahat lo."
"Ah elah, yaudah deh gue ikut." Pasrahku yang berjalan malas ke luar kelas, namun langkahku berhenti tiba-tiba dan membuat Jenni bingung.
"Jen, kantinnya di mana ya?"
Pertanyaan itu membuat Jenni menepuk jidat."Keseringan nitip ke gue sih lo. Udah yuk ikut gue." Jenni berjalan di depan dan menggandeng tanganku.
Namun sampai di kantin, orang-orang sudah memenuhi tempat tersebut. Jenni dan aku yang sudah mendapatkan makanan masih bingung mencari tempat duduk yang masih kosong.
"Aah gue dapet. Ayo Jen." Ada sepasang bangku yang belum terisi siapapun.
Dua kursi di depanku ditempati oleh anak lain. Sepertinya mereka pasangan kekasih. Aku memperhatikan name tag keduanya.
Namanya.. ooh, Revalina. Kayak pemain film aja.Satunya lagi, Vi.. Vir.. aku kesusahan membaca namanya karna tertutup tangan.
"Kenalin, nama aku Virgolendra. Panggil aja Virgo." Mungkin karna menyadari aku memperhatikan name tag nya, cowok itu memperkenalkan diri dengan pede.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine
Teen FictionVirgolendra Xamuel Buana Setengah bad boy, setengah good boy. Dicap sebagai players kelas kakap yang nggak pernah punya pacar. Heran? Tapi ia bukan player biasa. Cowok tampan ini punya alasan penting kenapa ia menjadi seperti ini. Setidaknya itu s...