Nikah Kontrak ♥ 17+ [kth.psy]

🔹The Day🔹

Vote ae lah :v comments bagi yang belom baca 😘

.

.

.

.

.

.

SOO YOUNG POV

Baru beberapa jam yang lalu aku mengenal namja bernama Kim Taehyung ini. Dan baru beberapa menit juga dia mengatakan bahwa besok dia akan menikah denganku. Tetapi, apa semua pernyataan yang ia berikan kepadaku menjadi sebuah alasan untuknya agar bisa mengajakku tidur sekamar dengannya? Di saat cincin perkawinan saja belum terpasang di jari kami masing-masing?

'Ini gila.' Pikirku.

'Apa dia adalah pria mesum yang terlahir dari anak konglomerat?' Kataku dalam hati.

"Jeogiyo, apa kamu tadi benar-benar menyuruhku tidur di kamarmu ini?" Tanyaku sambil mengarahkan telunjuk jariku tepat di sebuah ranjang besar berukuran king size.

"Iya aku memang menyuruhmu untuk tidur disini." Jawabnya tanpa melihat orang yang sedang ia ajak bicara, melainkan ia sibuk sedang membuka jasnya di depan kaca.

"Ka...Kamu bukan pria byuntae kan?" Tanyaku lagi sambil menaikkan nada suaraku setengah lebih tinggi dari sebelumnya.

Karena mendengar kata 'byuntae' terlontar dari mulutku, tiba-tiba Taehyung membalikkan badannya dan melihat ke arahku sambil memasukkan kedua telapak tangannya di saku celananya. Tak lupa ia memasang wajah yang sungguh aku pun tidak tau apa maksud dari ekspresi wajah itu.

"Neo, micheosseo??" Tanyanya sambil mengernyitkan kedua matanya.

"Aniyo! Mungkin kamu yang gila. Mana mungkin disaat kita belum sah menikah kamu sudah mengajakku untuk tidur..."

"Heh, jangan asal bicara! Aku tidak menyuruhmu untuk tidur seranjang denganku. Aku hanya mengatakan bahwa kamu akan tidur di sini, di kamar ini! Masalah di mana tempat kamu meletakkan tubuhmu itu, kamu bisa tidur di sofa itu!" Jawabnya yang tiba-tiba berubah menjadi kasar sambil menunjukkan tangannya ke arah sofa putih yang ada di dalam kamarnya.

'Astaga Soo Young, dasar pabo! Lagian kenapa mikir kejauhan, dia aja bilang suka sama orang lain. Terus sekarang kenapa mikir aku bakal tidur seranjang denganny.' Gerutuku dalam hati.

"Mi...Mian..." Ucapku pelan sambil mulai berjalan mendekat ke arah sofa.

"Tunggu.." Panggilnya menghentikan langkahku.

"Aku mohon jangan salah paham dengan apa yang aku katakan tadi, maaf jika aku membuatmu takut. Tapi, aku menyuruhmu tidur di kamar ini karena eomma yang menyuruh. Aku juga tidak tahu kenapa dia menyuruhku hal bodoh ini, tapi aku tidak bisa menolaknya." Jelasnya panjang lebar.