Author POV
5 hari kemudian...
Ini hari pertama Qansa bisa tidur dikasur kesayangannya, dia hanya berdoa kakaknya tidak kambuh lagi
"Qansa.. ayo makan, sarapan sudah siap!!" Suara teriakan yang berasal dari dapur
"Hmmm" dengan malas Qansa berjalan ke arah ruang makan yang sudah ada kakaknya
Qansa akhirnya sarapan dengan menu sederhana buatan kakaknya
"Sa, kemarin gimana kamu bisa bayarin biaya rumah sakit? Bukannya bosmu itu pelit kalau soal gaji?" Tanya kakak Qansa penasaran
"Oh soal itu. Hmm ada seseorang yang membayarnya" jawab Qansa malas
"Wah siapa dia? Kenalkan saja, aku akan berterimakasih nanti"
"Ah tidak perlu"
"Kenapa?"
"Dia tidak mau memberi tahu namanya"
Kakak Qansa hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah adiknya yang tak acuh itu.
Setelah makan Qansa berpamitan untuk mencari kerja di sebuah minimarket. Dia berjalan menyusuri deretan pertokoan dan melewati Yellowmart
"Qansa!!" Panggil seseorang dari dalam toko tersebut
Qansa menoleh dan ia mendapati seorang pria yang ia kenal menghampirinya dengan tergesa-gesa
"Hai yan, ada apa?" Sapa Qansa
"Mengapa kau tidak pernah datang lagi untuk bekerja?" Tanya ryan
Sebagai jawabannya Qansa menceritakan kejadian yang lalu, lalu Ryan meminta maaf atas perilaku ibunya itu, yaa Ryan adalah anak pemilik market tersebut. Qansa akhirnya kembali bekerja saat itu juga
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
"Ryan, kenapa kau terlihat senang sekali?" Qansa memastikan bahwa temannya itu tidak gila
"Ahh tidak, hanya saja aku sangat senang ketika kau kembali bekerja disini. Tidak..tidak.. lebih tepatnya aku senang ketika bisa berada di sampingmu sepanjang hari" Ryan tersenyum manis kepada Qansa
"Apakah itu sebuah rayuan? Rupanya kau harus belajar hal tersebut lebih lama"
Ryan hanya tersenyum lalu pergi dan berpamitan untuk mengantarkan pesanan
Triing...
"Selamat datang di Yellowmart, silahkan coffe fresh nya" sapa Qansa kepada pelanggannya
"Kak, aku mau yang vanilla latte satu ya" ucap wanita berpakaian seksi didepan Qansa
"Oh oke kak" jawab Qansa ragu
Qansa berjalan menuju tempat coffe tersebut. Dia memandangi mesin itu tanpa tau harus melakukan apa
"Bisa apa gak kak?" Nada sinis mendominasi di setiap katanya
"Uhh, apa yang harus aku tekan. Ini bukan tugasku, ini tugas Ryan" gumam Qansa mulai panik
"Kau hanya perlu menekan tombol ini jika ingin kopi ini keluar, bukan hanya melihat saja. Ini bukan mesin ajaib kau tau.." ucap suara serak dibelakangnya
"Ah akhirnya kau datang Ryan" Qansa membalikkan badannya, dan ia terkejut
"Kau!!!" Qansa terkejut saat ia bertemu dengan lelaki yang pernah mengantarnya ke rumah sakit
"Bukankah kau harus memberikan ini kepada pembelimu" pria itu memberikan kopi tersebut ke tangan Qansa.
Dengan muka bodoh Qansa, ia memberikan kopi itu kepada pembelinya. Lalu ia kembali ke meja kasir
"Em semua totalnya ada Rp15.000 ya kak, ada yang mau ditambahkan lagi?" Qansa menatap monitor yang berada di depannya
Karena tidak mendapat jawaban Qansa akhirnya mengangkat kepalanya dan melihat apa yang terjadi
"Oh terimakasih atas kopinya ya" suara seksi itu ditujukan untuk pria tadi
"Ok"
"Em, boleh kuminta nomermu? Mungkin tidak hanya membuat kopi, tapi kita bisa meminumnya bersama di lain waktu?" Goda wanita itu
Qansa memutar bola matanya,
"Heloo, excuse me. Masih ada orang disini"
"Hei, kenapa kau tidak sopan sama sekali, aku bisa saja membeli mulutmu itu jika kau tidak bisa diam" bentak wanita itu
"Emm, hey tampan, bagaimana bisa kau mempunyai pegawai yang tidak sopan seperti dia? Lain kali pecat saja, dia tidak becus bekerja" Muka wanita itu seakan diberi kesan imut, padahal siapapun yang melihat pasti bisa memuntahkan apa saja yang barusan dimakannya
"Kalau begitu, ini untuk total belanjaku, kembaliannya ambil saja untuk menjahit mulut lancangmu itu" ucap wanita itu menyebalkan
"Dan ini untuk si manager tampan, kau bisa menghubungiku kapan saja, jangan terlalu lama, karena aku tidk suka menunggu, darling" wanita itu mengedipkan matanya dan memberikan sebuah kartu nama untuk si pria itu
"Huh, that's the real bitch" gumam qansa
Pria itu membuang kartu nama tadi dan menyodorkan sebuah botol soda untuk dibayarkan
"Sudah kak? Ada yang ingin ditambahkan?" Ucapku pura pura ramah
"Tidak" dingin. Itulah konotasi suaranya
"Oh oke, semuanya Rp10.000 ya kak" aku hanya tersenyum miring
"Bagaimana bisa, dia memakai jas seperti orang kaya hanya untuk membeli soda di sebuah minimarket, dasar aneh" Batin Qansa
"Aku tau aku tampan, jadi bisakah kau berikan sodaku itu" pria itu tersenyum miring, dengan memberikan lembaran uang 10.000
"Ah,oh,i..iya. terimakasih pembeliannya, silahkan datang kembali" Qansa hanya tersenyum paksa
Pria itu akhirnya keluar minimarket dengan langkah gagahnya, ia berpapasan dengan Ryan
"Hai sa, maaf aku lama. Ban ku bocor" Ryan tersenyum paksa karna tidak enak dengan Qansa
"Ya tidak apa, tapi lain kali ajari aku untuk membuat kopi juga. Kau tau tadi itu memalukan" keluh Qansa
Qansa menceritakan kejadian tadi kepada Ryan, tentang pelanggan cantik yang meminta kopi, lalu pelanggan pria yang aneh dan mengaku sebagai managernya
Di sisi lain...
Pria tersebut berpapasan dengan pegawai lain dari minimarket ini. Dia menatap tajam ke arah Ryan.
Akhirnya pria tersebut berjalan menuju mobilnya
"Silahkan tuan, kemana tujuan selanjutnya?" Sopir tersebut menyambut kedatangannya
"Ke kantor saja" dia masih menatap minimarket yang ada di sebereang jalan tersebut
"Oh baik tuan, kalau boleh tau kenapa anda membeli soda itu sendiri? Saya bisa membelikannya agar tuan tidak perlu keluar kantor" sopir tersebut ragu untuk bertanya
"Aku hanya ingin melihat wanita itu, sudah lama aku tidak melihatnya, Marco" jawab pria itu sambil tersenyum tampan
Sopir tersebut bisa melihat senyum yang sudah lama hilang dari wajah tuannya tersebut dari kaca spion.
"Baiklah Tuan Zein"
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Hai reader, gimana ceritanya?
Maaf masih newbie 🙈
Jangan lupa untuk vote cerita ini ya..
Kalian bisa kirim kritik atau saran lewat instagram aku (ada di bio)...
Suara kalian bisa buat aku lebih semangat nulis 😍
Jangan lupa tinggalin komentar kalian ya..
😘😘😘😘Cheers 🍷🍷🍷🍷
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitch for The Prince
RomanceApa yang kamu lakukan jika seseorang memasuki kehidupanmu? Pastinya kau akan senang. Tapi bagaimana kisahku? Inilah kesialan terindah untukku. You're ma savior, babe