Love, as always

408 70 1
                                    

Yuta mengayuh sepedanya di antara derasnya hujan.

Matanya berkeliling mencari sosok gadis mungilnya itu.

Tiba-tiba iris matanya membulat saat melihat mobil jeep hitam tak jauh dari sana, yang dari kaca belakangnya terlihat seorang gadis yang tengah meronta-ronta dengan kain menyumpal mulutnya.

"WENDY?!!!!!" Yuta dengan sigap mengayuh cepat sepedanya mengejar mobil jeep itu.

Sementara didalam mobil itu.

Wendy, dengan mata berairnya menghadap ke belakang mobil.

Ia meronta-ronta saat melihat sosok Yuta tak jauh dari sana.

'yuta lihat sini tolong selamatkan aku' batin wendy pasrah dengan erangan dibalik sumpalan mulutnya.

Tiba-tiba saja mobil Tao berhenti.

"oh shit! Aku kebelet boker!" ucap Tao melepas sabuk pengaman nya. Wendy melihat ke kursi depan dan menemukan Tao beranjak ingin keluar.

"hei kau, diam sini dulu! Ingat jangan kemana-mana! Aku ada urusan sebentar! Jika kau kabur, kau akan dimakan anjing! Kau dengar?!" tegas Tao.

Wendy hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.

Kan badannya terikat semua, bagaimana caranya dia kabur? Dia tak akan bisa kabur!

Setelahnya Tao pun berlari kecil ke arah semak-semak yang agak jauh dari sana.

Wendy melihat sekujur tubuhnya.

'bagaimana cara melepas tali-tali ini?'

Dia menggeliat-geliat berusaha melepaskan tali ini dari tubuhnya, tapi Wendy ini kan mungil. Tentu saja tidak akan kuat.

Ia pun pasrah, bagaimana pun juga dia memang lah salah. Dia meninggalkan pekerjaan nya begitu saja hanya karena masalah cinta. Sungguh tidak perfeksionis bukan?

Tapi ya jika memang Wendy sudah muak, bukankah ia berhak untuk meninggalkan semuanya? Untuk mengubah hidupnya? Apakah ia masih berhak? Entahlah. Wendy pun tak peduli. Ia hanya mengharapkan seorang Yuta berada disini untuk menolongnya. Itu saja.

'Tok Tok Tok'

Wendy menoleh.

Matanya berbinar saat mendapati Yuta tengah berusaha membuka pintu mobil yang terkunci ini dengan sebuah batu besar.

Yuta kesusahan. 'apa aku pecahkan saja kacanya?'

Yuta memberi isyarat pada Wendy agar mundur dari posisinya.

Gadis itu pun langsung menarik tubuhnya ke belakang.

'BRAAKKKK'

'PRIAAANGGGGGG'

Tanpa basa-basi, Yuta langsung memecahkan kaca mobil itu.

Wendy tersentak kaget, tapi untungnya ia tidak terkena belingan kaca itu.

Yuta pun meraih knop kunci mobil itu dan membuka pintunya.

'cklek' pintu mobil terbuka.

Matanya tersayu saat melihat keadaan wendy sekarang yang terlihat pasrah dan menyedihkan.

Sedangkan Wendy sudah menangis senangis-nangisnya. Tangan Yuta terulur untuk membuka ikatan kain di mulut wendy, dan selanjutnya ikatan-ikatan pada seluruh tubuhnya.

Wendy menghela nafasnya tergesa-gesa. "yuta.. " lirihnya.

Pria Jepang itu pun meraih tubuh wendy kedalam gendongannya.

"jangan takut, kita pulang sekarang ya" ucapnya sambil membopong tubuh wendy dan mendudukinya di kursi belakang sepedanya.

Derasnya hujan menemani kepulangan kedua insan itu. Sepanjang jalan, wendy tak henti-hentinya memeluk yuta dari belakang dan menumpahkan tangisnya di punggung tegap itu.

Sementara yuta, pria itu mengelus tangan wendy di perutnya penuh sayang dengan sebelah tangannya yang tidak menyetir.

—————————————————

"KURANG AJAR KAU CHINA SIALAN!!!!!!!!" Produser minseok membentak pria China dihadapannya ini penuh murka.

Sedangkan yang dibentak hanya sibuk menggaruk-garuk hidungnya dan mengabaikan amarah bosnya ini. Iya, tentu saja pria ini adalah si China Tao.
"kan aku hanya kebelet boker bos" jawabnya enteng.

"HANYA KEBELET BOKER KATAMU???!!!! KAU TAU KAU TELAH MEMBIARKAN MODEL KU LEPAS BEGITU SAJA HAAAHH?????!!!!" urat-urat di wajah Minseok terlihat jelas, wajahnya merah padam.

"aah sudahlah, aku ingin ke toilet, aku belum sempat cebok tadi" ucapnya beranjak pergi.

"PERGI KAU DASAR JOROK!!! TIDAK BISA DIANDALKAN!! AISSHH CEPAT PERGI!! KAU BAU SEKALI!!!!"

"ya" ucap tao dan dia pun pergi.

Minseok mengacak rambutnya frustasi. Dia akan semakin bangkrut jika Seungwan tak kunjung ditemukan.

——————————————

"yuta jangan pergi" lirih wendy di dalam tidurnya.

Sepulang dari kejadian tadi, yuta menggantikan baju wendy, membuatkan nya bubur, lalu menyuruh wendy tidur di kasurnya.

Keadaan wendy sangat lemah sekarang. Tubuhnya penuh memar.

Yuta yang mendengar lirihan wendy pun mendekati gadis itu dan mengelus dahi nya pelan.

Panas. Wendy demam.

Diambilnya kompres dan ditempelkan nya di kening Wendy.

Sebenarnya Yuta bingung. Yuta bingung dengan semua ini.

Kenapa ada seseorang yang ingin menculik Wendy? Dan sebenarnya siapakah Wendy ini? Apakah dia benar hanyalah gadis biasa? Aahh yuta tak mau memikirkan itu dulu. Yang terpenting adalah kesehatan Wendy.

"enghh yuta.. " wendy kembali melirih dengan mata masih tertutup.

Yuta mengulurkan tangan nya mengelus tangan wendy pelan.

"aku disini.. " ujarnya.

Mata wendy mengerjap-ngerjap.

"yuta tidurlah disebelah ku, aku takut" ujarnya ingin menangis.

Pria itu pun mengarahkan tubuhnya ke kasur disebelah wendy. Tubuh mereka saling berhadapan dengan tangan yang saling menggenggam.

"jangan pergi yuta, aku takut" lirihnya mengeratkan genggamannya.

Yuta memandang wajah cantik mungil dihadapannya ini dan mulai mengelus pipi lembutnya.

"aku akan selalu di sisimu, selalu wendy, tenanglah" ujarnya.

Wendy pun tersenyum tipis, kemudian kembali terlelap dalam tidurnya.

Saat dirasa wendy sudah benar-benar tertidur. Yuta berucap "aku mencintaimu Wendy, sangat mencintaimu" dan dia pun mengambil seulas kecupan hangat di bibir manis wendy.

Dua insan ini pun akhirnya tertidur bersama.


Satu atau dua chapter lagi End ya.. Makasih yang sudah support.. ❤

Yang baca tapi nggak vote comment, nggak papa kok:) banyak yang baca aja aku udah seneng.

Tapi lebih seneng lagi kalau kalian vote comment hehe ❤

Selalu doakan aku yang terbaik ya, agar doanya bisa kembali ke kalian juga. Terimakasih 💙


Son Wendy, I Love You!  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang