.
.
.© 2017, hoondestiny
Cover credit to Rookie Art***
Bel pertanda bahwa istirahat telah tiba pun berbunyi. Aku baru saja akan membereskan buku-bukuku ketika seseorang memanggil namaku. Aku mengabaikannya, walau sempat terdiam-dan hampir menoleh-sebelumnya. Berharap telah terjadi kesalahan pada pendengaranku.
Tapi ternyata, suara yang sama terdengar lagi. Tak lama, seseorang itu mendekat padaku. Tepat setelah aku memasukkan buku-bukuku kedalam tas.
"Yujin," aku menoleh padanya. Han Ahreum. "Aku ingin berbicara padamu."
"Bicara saja, akan kudengarkan." ujarku.
Tapi dia menggeleng pelan, "Tidak di kelas ini, Yujin." katanya.
"Aku akan pergi kekantin, kalau kautidak ingin bicara sekarang."
Aku berdiri dari tempat dudukku. Ahreum terlihat menimang-nimang. Sepertinya dia ingin membicarakan sesuatu yang serius, jika dilihat dari gelagatnya.
"Yujin!" seseorang yang lain memanggilku. Kutolehkan kepalaku ke sebelah kiri. Jungkook menghampiriku dengan sebuah kotak sedang di tangan kirinya. "Mau keatap bersamaku? Aku membawa banyak sushi buatan ibu!"
Setelah mendengar kata sushi, perutku berbunyi pelan. Aku memang lapar sejak tadi. Aku harus menyantap sushi gratis itu.
"Maaf, Ahreum. Kami harus pergi."
Aku melangkah meninggalkan Ahreum setelah kulihat dia mengangguk pelan, wajahnya penuh dengan keraguan. Jungkook menyusul langkahku. Kami beriringan menuju atap sekolah setelah sempat membeli dua kaleng soft drink sebelumnya.
Aku menghela nafas dalam-dalam ketika telah sampai di puncak gedung sekolah ini. Udara di sini adalah yang terbaik. Aku bisa menghabiskan waktu sehari-semalam di tempat ini karena kesejukannya.
Aroma nori menyebar dalam penciumanku. Ugh. Rupanya Jungkook sudah membuka kotak makanannya. Tanpa ragu, aku mencomot satu sushi yang dibawanya tersebut, lalu mengunyahnya penuh hasrat.
"Enak?" tanyanya. Aku mengangguk. Lalu mengunyah satu potong lagi.
"Ibumu benar-benar hebat memasak!"
"Beliau adalah mantan asisten chef di hotel besar di Tokyo."
"Wah, tidak heran! Kapan-kapan pertemukan aku dengannya, ya. Aku ingin belajar darinya."
Kulihat, Jungkook mengangguk pasti. Masih dengan mengunyah sepotong sushi dalam mulutku, aku tersenyum kecil. Dan sesekali, aku meliriknya. Aku tidak bisa menahan senyumku saat melihat wajahnya. Dia begitu manis. Ditambah dengan sebutir nasi di sudut bibirnya sebagai hiasan.
"Ada nasi di ujung bibirmu." kataku.
Jungkook meraba area mulutnya. Dia mengambil butir nasi yang kukatakan tadi, kemudian mengunyahnya.
"Kau memperhatikanku sejak tadi, ya?"
Skak mat!
Jungkook membuatku tersedak makanan. Aku meneguk soft drinkku banyak-banyak.
"Jangan-jangan kau suka padaku, ya?"
Aku tersedak untuk yang kedua kalinya. Aku menepuk dadaku pelan.
"Bercanda!"
Sontak, aku menoleh padanya. Wajahku memanas. Dia tersenyum, memperlihatkan deretan gigi terdepannya. Telunjuk dan jari tengahnya membentuk v-sign.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ Chaptered ] It Should be You
FanfictionBagaimanapun juga, dia adalah pria yang tidak memiliki imej baik di sekolah. Tak ada yang berani membantahnya. Apalagi, penampilannya terkesan agak berantakan. Dia dijuluki 'berandalan kesiangan' oleh guru konseling, yang kemudian julukan tersebut m...