AS - Ini yang terbaik

683 22 2
                                    

"Dia begitu indah dan menawan. Aku tidak tega meninggalkannya" Bayi mungil yang berada dalam dekapannya itu kini sedang tertidur dengan lelapnya. Tidak merasa terganggu sama sekali dengan suara tangis wanita yang sedang mendekapnya dengan penuh kasih sayang.

"Dia akan tumbuh menjadi gadis yang cantik dan manis, seperti ibunya" Lelaki yang berada disamping wanita itu menatap nanar kearah bayi mungilnya yang baru beberapa jam yang lalu hadir didunia ini.

"Tidak bisakah kita membawanya?" Tangisnya tidak terbendung lagi, begitu berat rasanya meninggalkan bayi mungilnya yang masih memerlukan dirinya setiap saat. "Kau mencintainya kan?" Tanyanya.

"Jauh sebelum dia hadir di dunia ini pun aku sudah mencintainya karin, dan saat ini cintaku untuknya lebih besar dari sebelumnya" Dia menciumi pipi bayinya dengan lembut. "Aku pun tidak tega meninggalkan dia yang masih membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari kita orang tuanya"

"Apakah mereka akan mencintai putri kita seperti kita mencintainya?" Karin, wanita itu bukan hanya tidak tega saja tapi dia begitu khawatir dengan kehidupan putrinya nanti. Apakah 'mereka' akan merawat putrinya dengan baik dan memberikannya kasih sayang yang sama seperti dirinya dan suaminya.

Dewa, nama lelaki itu, menatap wajah istrinya dan anaknya secara bergantian. Dia mengerti dengan apa yang saat ini tengan dirasakan oleh istri tercintanya itu. Walaupun sulit, dia mencoba tersenyum pada istrinya.

"Jeremmy dan Audrey akan menyayangi anak kita seperti ia menyayangi anaknya sediri. Bukankah diantara teman-teman kita yang lainnya, Audrey lah yang paling antusias saat mendengar kau hamil. Dan jangan lupakan bagaimana antusiasnya dia ingin menjodohkan anak-anak kita nantinya"

"Dia baru saja kehilangan Wa, aku tidak ingin memberikan dia beban untuk merawat anak kita"

"Anak kita bukan beban sayang" Dewa membela anaknya karena anaknya memang bukan beban sama sekali. "Dengan adanya anak kita ini, setidaknya rasa kehilangan yang dialami oleh Audrey akan sedikit berkurang sayang. Dia punya tempat untuk mencurahkan kasih sayangnya" Jelas Dewa.

Jika saja saat ini mereka berada dalam kondisi yang lebih baik dari kondisi saat ini, dia tidak akan mungkin meninggalkan putrinya yang baru saja lahir. Membesarkan putrinya dengan penuh kasih sayang dan memperhatikan pertumbuhan putrinya setiap harinya adalah rencana yang sudah lama ia susun selama 9 bulan 10 hari kehamilan istrinya. Namun rencana tinggalah rencana.

Keinginan kecil itu tidak dapat dia wujudkan menjadi kenyataan.

"Apa dia akan membenci kita jika dia tau bahwa kita pergi dan meninggalkannya begitu saja?"

"Tidak akan sayang. Dia akan mengerti, jika ini yang terbaik untuknnya. Tinggal dan besar jauh dari kedua orang tua kandungnya"

"Tapi..."

"Kita meninggalkannya bukan tanpa alasan sayang. Ingat, kita pergi untuk kebaikkannya, menjauhkannya dari bahaya yang setiap saat mengincarnya, menjauhkannya dari apa yang sudah kakaknya alami, dan kita pergi untuk membebaskan kakaknya sayang. Ini hanya sementara, nanti kita akan berjumpa lagi dengannya."

"Jika Rey ada disini, dia pasti bahagia. Sudah lama dia menanti adiknya lahir"

"Dimana pun saat ini dia berada, dia pasti tau bahwa adik tersayangnya sudah lahir ke dunia dan menunggunya untuk segera pulang. Rey anak yang kuat sayang, demi adiknya dia akan bertahan dalam kondisi apapun"

Dewa mendekap anak dan istrinya, menikmati waktu kebersamaan mereka yang hanya sebentar. Menyimpan kenangan yang  manis namun disaat yang bersamaan begitu terasa menyesakkan.

"Kita harus pergi sekarang juga sayang, mencari keberadaan Rey dan menyelesaikan apa yang harus kita selesaikan"

"5 menit lagi Wa, aku ingin mengenang bagaimana wajah putriku"

Another StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang