🔸Thank's🔸

1.4K 110 19
                                    

BENTAR LAGI GW UPDATE CHAPTER BARU....

.

.

.

.

.

AUTHOR POV

Saat ini, Soo Young masih terperangkap di sebuah bangunan tua yang sepi bersama dengan dua orang yang menculiknya. Hari kian gelap dan tidak ada satu orang pun yang datang untuk menyelamatkan Soo Young sekarang. Dua orang berbadan kekar yang menculik Soo Young saat ini kian sibuk berbicara dengan bos mereka melalui telepon.

"Bos, perempuan ini sudah ada bersama kami. Sekarang, apa yang harus kami lakukan?"

"Jaga dia baik-baik, jangan sampai kalian menyakitinya. Jika dia lapar, berikan makanan yang dia minta, MENGERTI?!" Teriak sosok di ujung sana yang tidak lain adalah orang yang menyuruh untuk menculik Soo Young.

"Baiklah bos." Jawab salah satu penculik itu sambil tersenyum palsu.

Panggilan telepon itu akhirnya berakhir, dua orang berbadan kekar itu sekarang berjalan ke arah Soo Young dengan ekspresi wajah yang benar-benar menyeramkan. Melihat dua orang itu berjalan mendekatinya, Soo Young kembali berteriak memohon agar segera dibebaskan.

"YA! AKU MOHON LEPASKAN AKU SEKARANG! SUAMIKU SEDANG KHAWATIR SEKARANG!!!" Teriak Soo Young sambil melotot menatap kedua orang yang menculiknya itu.

"Hahahaha... memangnya kau benar-benar yakin suamimu khawatir padamu?!" Tanya penculik itu dengan tawa ejekannya.

Soo Young terkunci dalam diam saat mendengar pertanyaan salah satu orang yang menculiknya, dia tidak tau pasti, tapi hatinya masih ragu saat ingin mengatakan bahwa suaminya sekarang memang sedang mengkhawatirkan dirinya.

"Lihatlah kawan, dia bahkan tidak bisa menjawabnya. Itu berarti, suaminya tidak benar-benar mengkhawatirkannya sekarang..hahaha.." Ujar salah satu penculik itu pada temannya.

"ANIYAAAA! Dia... dia suamiku, dia selalu mengkhawatirkanku!! Camkan itu, BRENGSEK!" Teriak Soo Young memaki kedua penculik yang sekarang bersamanya itu.

PLAKK...

Kesekian kalinya salah satu orang keji itu menampar pipi Soo Young, sehingga cucuran darah tidak henti-hentinya mengalir dan membasahi bibir Soo Young. Soo Young sendiri sudah merasakan kebas di seluruh tubuhnya, berkali-kali orang yang menculiknya itu menampar dan memukul Soo Young jika dia meronta-ronta. Padahal orang yang menyuruh untuk menculik Soo Young saja tidak mengizinkan mereka untuk menyakiti Soo Young sedikitpun. Namun, dua orang jahat ini tidak menggubris perintah bosnya.

"Ya! Apa kita harus menyakiti perempuan ini terus-terusan?" Tanya salah satu penculik yang sepertinya kasihan melihat keadaan Soo Young yang sudah babak belur.

"Ah kalau tidak, perempuan ini tidak bisa diam. Kepalaku pusing mendengarkan teriakannnya!" Jawab penculik satunya dengan nada yang terdengar marah.

"Kalau begitu biar aku menyumpal mulutnya."

"Ide bagus, cepat sumpal. Aku sudah muak dengan perempuan ini!"

"JANGAN, AKU MOHON JANGAN.. Lebih baik kalian bunuh aku daripada harus mengurungku di tempat seperti ini, BODOH!!!" Untuk kesekian kalinya Soo Young masih saja memohon sekaligus memaki kedua penculik itu.

"Ya saekkiya! Apa kau benar-benar ingin mati?!"

Soo Young menelan salivanya berkali-kali saat orang dihadapannya itu tiba-tiba mengarahkan pistol tepat ke arah jantung Soo Young. Tubuhnya kembali bergetar hebat saat langkah demi langkah orang dihadapannya itu berjalan mendekat ke arahnya. Sedangkan orang yang satunya lagi sedang mengencangkan ikatan pada tangan dan juga kaki Soo Young. 'Tuhan, apa sebegitu buruknya nasibku sampai aku harus mati seperti ini,'  batin Soo Young dalam hati sambil terus mengeratkan pegangannya pada pinggir kursi tua yang sedang ia duduki.

Nikah Kontrak ♥ 17+  [kth.psy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang