"Ok, aku tunggu di dojo"
*****
Lucy, Levy, dan Juvia berjalan kearah dojo tempat Natsu berlatih, mereka berjalan dengan santai dan bercanda ria sepanjang perjalanan. Lucy sebenarnya sedang sangat kelelahan sekarang ini, dia ingin kembali ke kamar dan tidur dengan tenang. Tapi demi Natsu, Lucy rela bertemu Natsu meskipun kelelahan.
Sesampai disana ketiga gadis itu disuguhkan pemandangan yang membuat Lucy naik darah. Bayangkan! Disaat kau mau bertemu dengan gebetanmu, tapi gebetanmu sedang bermesraan dengan seseorang!
Lucy marah dan dia hanya memandangi gadis berambut indigo itu dengan tajam, gadis kecentilan meluk-meluk Natsu-ku! Ucapnya marah di dalam hati. Dengan cepat dia membalikkan tubuh dan berjalan pergi.
Namun teriakan Natsu membuatnya berhenti. "Mau kemana kau?" tanya Natsu dengan ekspresi bingung. "Ayo temani aku disini."
Tidak berbalik, Lucy hanya menjawab; "Maaf menganggu kencanmu dengan Wendy,"
"Lucy-nee?" panggil Wendy tiba-tiba lalu berjalan kearah Lucy.
"Untuk apa kau kesini? Dan lagi, kenapa Natsu-kun menginginkanmu disini menemaninya?" tanya Wendy terselip nada tidak suka disitu.
Lucy tersenyum, "Memangnya kenapa Wendy? Ada masalah?"
"Jangan bilang kalau kau gadis yang digosipkan oleh orang-orang kekasihnya Natsu-kun?" selidik Wendy.
"Tidak, tidak! Lucy bukan kekasih ku!" Sergah Natsu. Wendy tersenyum licik. "Kau dengar itu Lucy Heart--"Tapi dia orang berharga bagiku!" potong Natsu membuat Lucy kegirangan dan Wendy putus asa.
"Kalau begitu... Kau di gantung oleh Natsu?" tanya Wendy.
"Tidak, Lucy itu... My future wife." jawab Natsu mantap.
Wendy terdiam, "A-aku menyesal menolongmu Lucy, sangat menyesal! Sebaiknya aku membiarkan mu mati kehabisan darah, aku menyesal menolongmu, ternyata orang yang ku selamatkan mencoba merebut Natsu dariku. Aku sangat menyesal!" ucap Wendy, air matanya sudah keluar melintasi pipi putihnya. Dia dengan segera berlari keluar dari sana, meninggalkan semua orang yang berada disana.
Tak menunggu lama Romeo berlari mengejar Wendy, entah kenapa dia harus mengejar gadis itu. Tapi yang jelas, dia tidak suka melihat gadis itu menangis seperti barusan.
"Apa... Dia tidak apa-apa Natsu?" tanya Levy agak tidak enak.
"Tidak, biarkan saja." tukas Natsu.
*****
Natsu menatap Lucy lekat, matanya tidak lepas dari Lucy yang sedang serius mendengar penjelasan guru didepan.
Wajah serius Lucy sangat cantik, lebih baik dia menatap Lucy daripada guru tua buluk di depannya kan?
Kriettt
"Maaf mengganggu, sensei. Saya izin mengumumkan sesuatu sebentar," ucap Jelal di depan pintu.
Guru yang sedang menjelaskan materi pembelajaran menoleh kearah Jelal, "Oh silahkan, kebetulan sekali, saya juga akan keluar sebentar tadi. Yasudah pergunakan waktumu," sahut guru itu lalu segera keluar dari ruang kelas.
Jelal berjalan kearah depan kelas, "Selamat siang semuanya, seperti kesepakatan dari dewan guru, osis beserta perwakilan kelas, upacara kelulusan akan di selenggarakan 4 minggu lagi, jadi setiap kelas di wajibkan memberikan kesan untuk seniornya. Itu berarti kelas kalian pun harus memberi kesan, meski itu cuma sebuah puisi saja. Mulai besok silahkan dipersiapkan, dan sekian, arigatou."
Setelah mengumumkannya Jelal melenggang keluar menyisakan suara siswa di dalam kelas itu.
"Aku benci acara itu," keluh Natsu.
Gray menghela napas, "Kau memang sangat anti dengan acara-acara begitu. Kenapa kau tidak pernah berpikir kalau kita juga akan lulus tahun depan."
"Masih tahun depan Gray,"
"Berisik ah, lagi pula kenapa kau tidak tidur saja Natsu? Ingatlah, kau tidak usah memikirkan itu, kau tidak perlu ikut serta. Jadi diamlah"
Natsu mengedikkan bahunya acuh lalu berlalu keluar dari kelas. Lucy memerhatikan langkah demi langkah Natsu, padahal tidak pentingkan? Tapi dia suka sekali melihat Natsu sedang berjalan.
"Kenapa dia sangat keren saat berjalan?" tanya Lucy pada Levy.
Levy tertawa, "Kau gila Lucy! Gila karena cinta!"
"Ya begitulah."
*****
"Kelas kita menampilkan apa?"
"Aku dengar vocal ya?" jawab Juvia ragu-ragu.
"Terserah, dan cepatlah, kita harus segera menghias panggung." seru Levy yang sudah berjalan agak cepat dibanding Juvia dan Lucy yang berjalan santai mengabaikan tanggung jawabnya.
"Ugh, aku tidak suka melihat orang menangis masal,"
"Aku juga tidak," ucap Lucy. "Itu membuatku sedih dan ingin menangis juga."
"Oh, Kami-sama! Cepatlah kalian! Sebentar lagi malam! Kalian mau kita mengerjakan tugas tengah malam?! Sialan! Cepat sedikit!!!"
"Ha'i," seru Juvia dan Lucy tidak semangat, lalu segera berlari dan melakukan pekerjaan mereka.
Kalian tahu kan? 2 minggu itu tidak akan lama kalau kita menjalaninya dengan ikhlas dan semangat. Tapi oleh karena itu, semua siswi kelas 12 sudah bersedih masal. Ingatlah sobat, kalian tidak boleh bersedih dengan perpisahan. Karena setiap pertemuan pasti akan ada perpisahan.
To be continue
Pendek ya? Maaf ya, gabisa buat lebih panjang lagi, cuma 700+ word yang bisa saya tulis. Sekali lagi, gomennasai!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Fairy Tail Highschool✔
FanfictionLucy Heartfilia gadis yang bertemu dengan seorang yang sangat ia cintai. namun dia harus menempuh banyak rintangan untuk mendapatkan cintanya ___________ semua cast milik Mashima Hiro sensei. saya cuma pinjam. jadi ini cuma karangan saya, tidak ada...