Almost, almost is never enough
So close to being in love
If i would have known that you wanted me
The way i wanted you
Then maybe we wouldn't be two worlds apart
But right here in each others arms
And we almost, we almost knew what love was but almost is never enough.
-Ariana Grande.Jagad kembali di pindahkan seiring keadaannya berangsur pulih. Sudah 5 hari ia di rumah sakit. Kini ia di rawat di ruang VVIP. Seperti biasa, Adelia pasti memberinya perawatan terbaik.
Siang ini, kamar Jagad lagi rame di kunjungi Erik cs. Mereka rame bercerita menghibur Jagad. Meski khawatir tapi Adelia senang melihat kebersamaan mereka. Raut wajah bahagia pelan-pelan bisa kembali menghiasi wajah kekasihnya itu.
"Frans..." Ujar Erik menggoda Ciko. Sontak rekan-rekannya yang lain termasuk Adelia dan Karina menertawai Ciko.
"Apa sih?" Kesal Ciko.
"Bisnis di venus gimana Frans?" Ledek Erik. Mereka kembali menertawainya.
"Bang, bang Erik enggak tau yah kalo bisnisnya di venus udah go public?" Tambah Jagad menggodanya. Adelia lagi asik memeluknya dari belakang dan menyandarkan dagunya yang sedikit lancip di bahu kanan Jagad.
"Oh yah? Siapa yang beli?" Respon Erik.
"Lumut sama batu karang di Venus."
"Hahahahaha." Mereka kembali tertawa.
"Sialan. Iya, iya deh. Gue ngaku norak." Aku Ciko mengalah.
"Eh Karina, lo jangan mau sama kalong satu ini." Kata Erik ke Karina.
"Mm, emang kenapa?" Tanya Karina penasaran.
"Rik, jangan buka aib lo, Rik." Bisik Ciko memelas. Erik menatapnya enggak peduli. Seisi ruangan harap-harap cemas menanti aib Ciko yang akan diungkapkan Erik.
"Dia impoten." Ujar Erik santai. Seisi ruangan tercengang.
"Hah?" Respon Karina enggak percaya.
"Sssttt" Respon Jagad silent.
"Waaaa" Respon Bumbum menganga
"Wow" Respon Adelia takjub.
Erik nyengir santai. Ciko ambruk ke lantai. Rudi pingsan. Rizal mimisan. Rahmat D.O. Suster yang kebetulan lewat depan kamar Jagad, menopause. Listrik putus. Air enggak ngalir. begitulah kira-kira respon mereka satu per satu mendengar pernyataan Erik.
HAHAHAHAHAHAHAHA
Dan sesaat ruangan berubah riuh kembali.
"Gue serius." Ucap Erik sambil tertawa.
"Serius?" Tanya Karina masih sangat penasaran karena ini menyangkut masa depannya.
"Serius." Jawab Erik. Karina mengalihkan tatapannya ke Ciko dengan tatapan jijik.
"Eh, enggak. Enak aja. Gue enggak impoten Rin." Ujar Ciko bela diri.
"Si kampret sialan ini aja nih yang asal ngomong." Tambahnya memaki Erik.
"Ah, lo enggak mau ngaku lagi. Terus kemarin itu apa?" Desak Erik.
"Kemarin apa?" Tantang Ciko.
"Kemarin waktu kita di sauna bareng dua cewek cantik. Kenapa punya lo masih asik tidur aja?" Kejar Erik.
"Hah? Sauna mana? Cewek apa?" Ciko panik membela diri takut Karina jijik sama dia.
"Ah, alasan lagi lo. Pokoknya lo jangan mau sama dia. Nih anak gede di sarang penyamun. Dia malah di jadiin anak angkat di salah satu tempat prostitusi ternama di ibu kota." Seisi ruangan kembali tercengang mendengar penuturan Erik.
