Chapter 5

1.1K 36 3
                                    

Jihan POV

Gue dan Rania lari sepanjang koridor sekolah, karena kita berdua udah telat 11 menit dipelajaran Matematika yang tentu saja gurunya killer.

Gue udah ngosngosan sampai kita sampai di kelas tercintah. Kelas X.
Mengatur napas sebentar.

"Aduh gimana nih, gue takut ngetuk kan lo tau pak Trisko jahatnya gimana," ucap Rania.

"Terus gimana dong? Masa kita nggak masuk sampai pelajaran terakhir. Senakal-nakalnya gue nggak mau lah sampe bolos pelajaran, kalau ortu gue tau bisa mati gue."

"Terus gimana nih?" tanya Rania.

Tiba-tiba si pria nggak tau aturan menampakkan mukanya di depan gue dan Rania.

"Kalian pada bolos? Gue nggak nyangka jadi selama ini cewek yang gue anggap pendiam ternyata sering bolos pelajaran," ucap dia yang bikin gue tersinggung.

Dengan tatapan mematikan gue melihat dia, "jangan sok tau ya lo! Gue nggak suka ada orang lain yang ikut campur urusan gue."

"Sok tau? Gue nggak sok tau kok, kan emang benar kan? Lo nyatanya sedang berdiri di depan kelas lo. Butuh bukti lagi?"

Dia belum tau aja dia ngelawan siapa. Tau nggak sih yang dia lawan ini Jihan Putri yang bisa dikatakan keturunannya samson.

"Mau gue tolongin masuk nggak?" tanya James.

"Kalo nggak mau ya nggak apa-apa juga sih, kalo gitu gue ke kelas gue dulu ya," sambungnya.

Dengan terpaksa gue menahan tangannya, "eh iya-iya bantuin gue masuk, awas aja kalau nggak berhasil."

"Tenang aja," dengan tenang dia berucap.

Tok..tok

"Siapa?" tanya seseorang didalam. Yang tak lain dan tak bukan adalah pak Trisko.

"Asallamualaikum pak, jadi gini saya mau antar kedua siswi bapak ini, sorry banget ya pak mereka telat, soalnya mereka ada urusan mendadak diluar sekolah," jelas si cecunguk panjang lebar.

"Oh gitu? Yaudah kalian berdua boleh duduk di tempat masing-masing, lain kali jangan terlambat lagi apapun alasan kalian saya nggak akan percaya."

Rania menatap gue dengan berseri-seri, "siap pak."

Sebelum gue duduk, gue menyempatkan untuk mengucapkan terima kasih untuk James, karena dia udah bantuin gue, kalau nggak bantuin gue ya amit-amit lah gue bilang terima kasih.

Setelah mendaratkan bokong di tempat duduk, mulailah sebuah cerita dongeng yang panjang.

-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-

Author POV.

Bel pulang tanda selesainya jam pembelajaran sudah berbunyi.

"Akhirnya pulang juga, gue udah mager banget nih, pengen bobo cantik dirumah," perempuan aneh bin ajaib bersuara, siapa lagi kalau bukan Jihan.

"Halah dipikiran lo mah selalu aja tidur, tidur, dan tidur. Gue kerumah lo aja lo malah asik tidur, nggak ngehargai gue sebagai tamu elah," Rania menimpali.

"Bodo amat."

Jihan pun langsung melenggang pergi keluar kelas, satu-satunya hal yang dia inginkan saat ini adalah sampai dirumah tercintah dan langsung merebahkan diri ke tempat kesayangannya.

"Kasur im coming," ucap batin Jihan.

Disekolah yang sama namun ditempat yang berbeda, James bertengger didepan kap mobilnya, bak seorang aktor terkenal ia memakai kacamata hitamnya dan melihat siswa-siswi yang berniat untuk pulang.

Saat Jihan akan melewati dirinya, ia langsung berteriak.

"Oy kutu!" teriak James.

Jihan langsung menolehkan kepalanya, "lo manggil siapa? Gue?"

"Iyalah lo, terus siapa lagi," balas James.

"Enak aja lo manggil-manggil gue kutu, nama gue Jihan bukan kutu. Jihan ya Jihan, J-I-H-A-N!" ucap Jihan dengan penuh penekanan dinamanya.

"Ya serah guelah, mau gue panggil Jihan kek, kutu kek, monyet kek. Terserah guelah!" James tetap saja keras kepala.

"Yaudah serah! Terus ngapain lo panggil-panggil gue? Nah ketahuan! Lo naksir gue yekan?" dengan nada yang nyelekit abis Jihan menggoda James.

Mendengar ucapan Jihan, James langsung tertawa, "sumpah ya lo tuh terlalu percaya diri! Nggak mungkin seorang James Phin suka sama lo, gue nggak level ya sama cewek gila kayak lo."

"Lo nggak ngaca apa? Lo bilang gue gila padahal diri lo sendiri lebih gila."

"Terus kalo bukan karena lo suka, ngapain lo panggil gue?" tanya Jihan.

"Hm itu.." James memotong perkataannya.

Jihan mengernyitkan dahi, "itu apaan bego?"

"Hmm... Gue mau minta nomor telepon lo," ucap James sangat cepat, bahkan orang yang pendengarannya sangat tajampun tetap tak akan bisa mendengarnya.

"Hah?! Apasih yang lo bilang? Nggak jelas banget!" balas jihan dengan nada kesal.

James berucap dengan santai, "Nggak jadi! Udah dibawa lari angin."

"Apasih nggak jelas banget sih lo! Mending tadi gue nggak usah ngehampirin lo! Waktu 15 menit gue terbuang sia sia," Jihan berucap sambil menghentak-hentakkan kakinya ketanah tanda kesal.

"Lucu banget sih," batin James berucap.

"Yaudah pulang sana!" James mengusir Jihan.

Jihan pun langsung pergi, karena kesal ia sudah tidak pengen untuk bobo cantik lagi.

"Ini semua karena cowok gila itu! Gue kehilangan mood karena dia! Dosa apa gue sampe bisa kenal sama dia," seperti orang teraniya Jihan bergumam.

Sesampainya dirumah, "Assalamualaikum," Jihan mengucapkan salam.

"Waalaikumsalam, udah pulang nak?" ibu Jihan bertanya dengan suara lembutnya.

"Udah bun."

"Mandi sana, udah dekil banget kamunya tuh!" ejek bunda Jihan.

Jihan langsung mengerucutkan bibirnya, "Aaa bunda kok gitu sih sama anak sendiri."

"Becanda sayang, tapi langsung mandi ya kamu, jangan tidur dulu kalau belum mandi," bunda Jihan memperingati putrinya.

"Siap bunda cantik!" Jihan langsung bergerak untuk naik kelantai dua tempat kamarnya berada.

"Cek sosmed dulu deh" batin Jihan.

Saat Jihan membuka sosial medianya, dia langsung melihat sebuah pesan dari nomor tak dikenal, dengan gerakan cepat dia langsung melihat foto profil nomor tersebut.

"Omg! Dia bisa tau darimana nomor gue?"

-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-

Haloo guysss maaf banget baru lanjut ya, aku lagi sibuk banget sama sekolahan:(

Hayo kalian bisa tebak siapa orang yang ngechat jihan? Ayoo ditebakk.

Jangan lupa vote dan comment yaaa:)

Salam
Berlian pacarnya johnny orlando💕

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

One ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang