3. Regret - Kim Mingyu

1.4K 154 38
                                    

"G-gyu.." Gumaman lirih Wonwoo terdengar. Membuat aktivitas bercumbu kedua sejoli itu terhenti dalam sekejap.

Wonwoo bisa merasakan jika Soonyoung menggeram marah dari belakang. Mungkin jika saja Soonyoung itu tidak memegangi tubuh Wonwoo, ia pasti akan menghanjar Mingyu di tempat sampai babak belur.

"G-gyuu..." Wonwoo mulai terisak pelan. Tubuhnya makin bergetar ketika melihat Mingyu mulai menoleh ke arahnya tanpa rasa bersalah.

Ia bisa merasakan pusing di kepala semakin menjadi di sertai hati yang sudah hancur dalam sekejap akibat tatapan obsidian pria itu. Wonwoo hancur. Hatinya patah hanya karena tatapan dingin yang Mingyu berikan untuknya.

Wonwoo bisa merasa jika napasnya tertahan di kerongkongan. Ia sulit untuk bernapas normal seperti biasa.

Di tambah darah yang berasal dari hidungnya semakin mengucur deras. Kepala Wonwoo makin pusing. Sebelum akhirnya tubuh itu ambruk dalam pelukan Soonyoung. Wonwoo pingsan dalam sekejap.

"Wonu-ya! Wonu!" Soonyoung berteriak keras. Suaranya terdengar khawatir. Tanpa menunggu lebih lama, pria itu langsung menggendong sang sahabat dengan gaya bridal. Sebelum akhirnya menoleh pada Mingyu yang mulai khawatir dengan keadaan Wonwoo di dalam pelukan Soonyoung.

"Akanku pastikan Wonwoo tidak akan bertemu denganmu lagi sialan! Mulai detik ini, Wonwoo milikku." Setelahnya, Soonyoung mulai pergi keluar dari apartemen itu. Meninggalkan Mingyu yang menggeram marah bersama sang wanita yang mulai menenangkan dirinya.

Ini adalah kali pertama seorang Kwon Soonyoung cemas terhadap Jeon Wonwoo. Ia khawatir. Sangat. Apalagi ketika Wonwoo langsung di tangani oleh pihak medis ketika sampai di rumah sakit Seoul. Setelah Wonwoo di tangani, perawat yang ada di sana bilang, jika ia harus tenang. Apalagi ketika mereka mengatakan untuk melakukan CT-scan.

Soonyoung hanya bisa pasrah, dan menunggu hasil yang dokter lakukan setelah satu jam pemeriksaan. Dimana Wonwoo masih belum tersadar. Setelah satu jam menunggu, seorang perawat sudah memberikan hasil dari CT-scan Wonwoo.

Dari hasil itu, Soonyoung tahu kenapa Wonwoo mengalami mimisan, pusing berkepanjangan, dan indera perasa yang sudah tidak peka lagi. Menurut hasil CT-scan, terdapat massa di dalam kepala Wonwoo. Sang sahabat mempunyai tumor otak. Ya. Dokter bilang itu adalah Tumor Limfoma sistem saraf pusat. Dan itu merupakan tumor ganas, karena sudah menyebar, serta menempel pada jaringan sel yang ada di otak.

"Bagaimana? Apa keluarga Jeon Wonwoo bisa di hubungi? Ia butuh melakukan operasi segera. Keadaannya sudah kritis. Jika di biarkan, tumor ini akan menyebar dengan cepat." Dokter Cho Kyuhyun menjelaskan dengan detail apa yang harus Soonyoung putuskan. Karena bagaimanapun juga, Wonwoo harus segera di tangani. Jika tidak, maka keselamatannya akan terancam.

"Bagaimana dengan presentase keselamatannya? Aku tidak ingin Wonwoo mengalami hal buruk. "

"Kemungkinan operasi akan berhasil hanya 30%. Aku tidak bisa menjanjikan ini. Tapi jika tumor itu tidak di angkat, maka nyawa Wonwoo akan lebih terancam. Aku tahu ini pilihan sulit. Tapi kau dan keluarganya harus memutuskan."

"Wonwoo tidak mempunyai keluarga. Dia berasal dari panti asuhan. "

"Kalau begitu kau yang putuskan Soonyoung-ssi. Apa kau ingin melihat Wonwoo di gerogoti penyakit itu? Jika tumor ini tidak di angkat, maka ia bisa lumpuh, buta, dan mentalnya tidak akan stabil." Soonyoung terdiam. Ia mencoba berpikir apa yang harus di lakukan. Pemilik mata sipit itu tidak ingin kehilangan Wonwoo karena presentase keselamatan pemuda itu sangatlah kecil. Sungguh. Soonyoung tidak ingin kehilangan. Ia ingin mencintai Wonwoo lebih lama, sekalipun mungkin Wonwoo hanya akan memandang Kim Mingyu sialan itu.

BLIND-MEANIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang