Tibalah akhirnya mereka dipesantren Babussalam, tempat bang Rizal nyantri dan juga tempat yg akan Tifatul tinggali . Setelah menempuh perjanan yg cukup jauh, dan berada dalam mobil sekitar 5 jam. Ketika itu juga mereka langsung sowan kepada Kyai Faqih yg merupakan pengasuh ponpes tersebut dan sekaligus sahabat dari Habibi, abinya Tifatul.
Setelah mereka menitipkan Tifatul kepada sahabat abinya. Umi berjalan bersama Tifatul yg kini sedang menarik kopernya untuk dibawah menaruh barang2nya. Mereka berjalan melewati kolidor-kolidor asrama putri untuk menuju kamar Tifatul, beserta Uztadzah Iza yg merupakan penangung jawab asrama putri. Tibalah mereka dikamar Al Aziz, yg berisi 3 tempat tidur beserta lemari untuk 3 orang santri.
" Tifa ini kamar kamu, dan ini kunci lemarimu. Tempat tidurmu nomer 2 dari sebelah kanan ." Penjelasan Ustadzah Iza.
" Iya Istadzah ." Jawab Tifatul.
Tifapun langsung menuju lemarinya, untuk menaruh barangnya dan dibantu oleh Ustadzah Iza dan 2 santri yg sengaja diajak Ustadzah Iza untuk membatunya.
'' Alhamdulillah selesai ." Icap Ustadzah Iza.
" Syukron katsiroh ustadzah, udah nunjukin kami kamar Tifa dan bantu Tifa merapikan barangnya. Adhik dua ini, makasih juga ya udah bantuin Tifa ." Ucap Umi Fatimah, Umi Tifa.
" Afwan Umi " Jawab Ustadzah Iza dan kedua santri tadi, kepada umi Fatimah.
Mereka memanggil Umi sebab mereka sudah tidak asing lagi dg Fatimah. Fatimah dan sang suami sering mampir ke Ponpes Babussalam untuj menyampaikan dakwah atau sekedar bersilaturahmi.
Setelah memasukan barang-barang Tifa kelemarinya, Fatimah dan Tifatul menuju ke ndhalem untuk menemui Habibi. Yg kini tengah menunggu disana.
" Sudah selesai rapi-rapinya? ." Ucap Habibi kepada Fatimah dan Tifatul.
" Sudah abi, ayo sekarang kita ke Rizal ." Bales Fatimah.
" Yaudah mas saya dan istri mau njenguk masnya Tifa dulu. Kami juga sekalian pamit pulang ." Habibi.
" Yowes. Hati - hati di jalan. Tifa, semoga cepet kerasan yo nduk..! " Faqih .
" Aamiin.. " Jawab Tifa dg nada rendah. Supaya tidak menghilangkan rasa ta'dhim .
" Enggeh pun mas, permisi. Assalamu'alaikum . " Habibi .
" Wa'alaikumussalam . " Faqih dan istri .
Setelah berpamitan dg faqih dan istri.
Mereka bertigapun berjalan beriringan untuk menemui Rizal dalam aula yg memang sudah disediakan untuk menjenguk santri.Akhirnya merekapun bertemu Rizal dalam aula tersebut.
" Assalamu'alaikum bi mi ." Ucap Rizal yg dilanjutkan dg mencium punggung tangan kedua orang tuannya yg kini tepat didepannya.
Dan setelah itu rizalpun langsung reflek menoleh kesamping uminya yg kini tengah melipatkan kedua tangannya .
" Hey... Adhikku yang paling cerewet! ." Sapa Rizal sambil mencubit pipi adhiknya." Iihh.. Apaan sih bang, biasa aja kali ." Jawab Tifatul sambil mengerucutkan bibirnya.
" Mana mau biasa tifatul cantik, kan Tifa mau nemenin abang nyantri disini ." Balas Rizal sang kakak.
" Emang aku nyantri disini buat nemenin abang? Gr amat sih. Tifakan disini mau nyari ilmu ." Jawab Tifatul sambil menampakkan wajah ledek pada kakaknya.
" Terserah deh ." Bales Rizal.
Dari ketiga saudara Tifatul memang Rizal lah yg suka menggoda. Aisyah yang paling sabar, dan Fiqron yang paling pengertian dan tegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Santri Di Pesantren
SpiritualCinta sebelum halal? Bolehkah? ?Slow update? Alon alon asal kelakon ❤ Maap yaa kalo ceritanya jelek hehehe ???. Soalnya ini cerita pertama aku, wajarkan yaa.. Jangan lupa vote dan coment yaa.. Sebab itu berarti banget buat aku. Makasih ❤