" Menjauh!" Teriak Alice spontan. Dan..
Crash
" Sshhh." Vallen mengusap darah yang terus mengalir dari bekas guratan skuter di pipinya. Bola mata ambernya memerah, langkahnya tertahan disana.
Tes tes tes. Beberapa tetes darah meluncur sukses dari celah jari jarinya yang menahan. Bersamaan dengan bola matanya yang berair lalu bulir bening jatuh dipipinya menatap lekat kearah Alice yang kemudian...
Kletak. Skuter yang dipegangnya jatuh ke lantai
" K..ak V..allen?" Cemasnya mendekat.
Vallen meringis, Alice gemetar mendekatinya
" A..apa yang aku lakukan? Ka...k a..ku?
" Aku tidak apa apa Alice." Vallen meraih tysu disisi tempat tidurnya lalu menahan luka di wajahnya. Tetap saja sepertinya goresan itu terlalu dalam.
Apa yang terjadi pada Alice? Padahal Vallen hanya berusaha mendekatinya tapi reaksinya benar benar membuat Vallen mulai ketakutan sekarang.Melihat Vallennya terluka, Alice cemas. Ia bergegas berlari mencari sesuatu, dan kembali dengan sesuatu ditangannya. Sesuatu seperti botol dan sebuah kapas.
Alice mendekati Vallen
" Aku akan mengobatimu." Ucapnya gemetar. Mendengar itu, Vallen tersenyum. Apalagi saat Alice memegang tangan diwajahnya lembut.
Sepertinya setelah 3 bulan berlalu, ada sedikit kemajuan.
" Maafkan aku, aku melukaimu." Alice meneteskan air matanya. Vallen tersenyum getir
" Tidak apa apa. Ini akan segera sembuh." Jawab ayah Alfa dan Aby itu manis.
Alice membuka tutup botol ditangannya lalu menuangkan isinya pada kapas. Dan...
" Aaaaarrkkhh!!!" Vallen seketika berdiri dari duduknya. Tepat setelah kapas basah itu Alice letakkan di wajahnya yang terluka.
Matanya memerah melihat botol yang masih berada ditangan Alice saat itu.
" ALICE APA YANG KAU LAKUKAN??" Teriak Vallen tak sadar. Ia benar benar merasa perih dan terbakar.
Alice berdiri dengan tatapan kosong seperti biasanya.
" Apa?" Tanyanya kaku
Kali ini Vallen meraih botol itu dari tangan istrinya dan menunjukkan tulisan yang tertera disana.
" Ini cuka Alice. Kau mau menyakitiku dengan ini hah?"
Deg
Alice terdiam, jari jari lentiknya terlihat gemetar, wajah cantiknya pucat dan dingin. Bola matanya nanar lalu ia menundukkan wajahnya
" A..ku kira itu caira antiseptik." Ujarnya gemetar. Lalu setetes bulir bening meluncur dari wajahnya. Bahunya terguncang, ia kembali ketakutan.
Melihat itu, Vallen mencoba mendekat
" Alice, Alice maafkan aku. Dengar aku tidak apa apa. Maafkan aku. Kemarilah, kemarilah, aku tidak marah, kemarilah." Ujarnya menarik bahu Alice mendekat kearahnya lembut. Alice bergeming, ia tak berani menatap Vallen.
" Aku gila." Tangisnya
" Tidak, tidak. Lihatlah..." Vallen memegang dagu Alice lembut lalu mengangkat wajahnya agar menatap mata amber Vallen lekat.
Pria itu tersenyum manis menatap wajah istrinya" Aku mencintaimu." Ucapnya kemudian. Dan Alice...
Ia hanya mematung seolah tak bisa menerima kata kata itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breath and Heart ( Mr. Elegant )
DragosteKarna 1000 halamanpun tidak cukup untuk menggambarkan betapa aku mencintaimu Normalnya, didalam sebuah cinta, pasti ada hati dan napas yang menjadi satu. Tapi dalam Breath and Heart ada 4 kisah yang menyatu jadi satu. Merekalah napas dan hati seluru...