Jaga Dia

2.6K 201 2
                                    

Setelah keluar dari kelas aku melangkahkan kakiku ke Masjid yang berdiri kokoh dan indah di kampus. Saat aku masuk aku langsung merasakan ketenangan yang khas bila sudah berada didalam Masjid.

Setelah selesai melaksanakan sholat Ashar, aku mengambil Al Qur'an yang selalu kubawa kemanapun aku pergi, Al Qur'an yang di dominasi warna merah muda kesukaan ku. Aku melanjutkan hafalan ku yang sudah sampai juz 20.

Drrrttt.. Drrrtttt...

Handphone ku bergetar panjang menandakan ada telepon yang masuk. Aku langsung menghentikan kegiatanku dan melihat ke handphone ku, dan disana tertera nama kontak Ibu Sayang. Aku langsung menjawabnya.

"Wa'alaikumussallam"

"......"

"Deta lagi di Masjid kampus bu"

"......"

"iya sebentar lagi Deta pulang"

"......"

"oke Ibuku sayang"

"......"

"Wa'alaikumussallam"

Ibu menelepon ku dan menanyakan keberadaanku, memang aku tidak biasa pulang sesore ini karena biasanya sebelum jam tiga sore aku sudah dirumah dan melaksanakan sholat Ashar berjamaah di rumah.

Tapi entah mengapa hari ini aku ingin berlama lama di Masjid ini. Tapi apa boleh buat, Ibu sudah terdengar sangat khawatir saat ditelepon tadi. Aku langsung melepas mukena ku dan langsung memasukkannya kedalam tasku bersamaan dengan Al Qur'an ku.

Aku mulai melangkah menuju pintu keluar Masjid, aku terkejut kembali saat mendapati kak Ali berdiri tepat didepanku. Aku sempat mendongak sedikit kemudian menundukkan pandanganku. Dan sempat kulihat dia juga menundukkan pandangannya kemudian salah tingkah.

Kami diam dalam kebisuan setelah tadi kami sempat menatap satu sama lain.

"kamu tumben jam segini belum pulang de?" kak Ali mulai membuka suara.

"iya kak, ini aku baru mau pulang" jawabku seraya masih menunduk.

"sendirian?" kak Ali melirik jam tangannya "ini udah hampir Maghrib de"

Aku ikut melirik jam tanganku, dan ternyataa yaaa sudab hampir Maghrib. Aku tidak sadar karena terlalu menikmati membaca Al Qur'an sambil menambah hafalanku tadi. Saat Ibu menelepon aku memang tidak melihat jam sama sekali, pantas saja Ibu terdengar sangat khawatir disebrang sana.

"kakak anter kamu aja gimana?" kak Ali menawarkan kepadaku.

Aku malah terlonjak kaget. Dan kak Ali malah mengacak frustasi rambutnya sendiri.

"yaudah kalo gitu kakak cariin kamu taksi aja gimana?"

Rupanya kak Ali paham apa yang membuatku kaget seperti tadi. Mana mungkin aku akan berdua dalam satu mobil dengan seseorang yang bukan mahramku.

Aku hanya mengangguk tanda setuju.

"kamu kenapa diem aja de? Biasanya juga cerewetnya ga ketulungan" tanya kak Ali.

"lagi males aja kak" jawabku sekenanya.

Sebenarnya entah kenapa sejak pertanyaan kak Ali yang berupa ejekan untukku di kantin tadi membuatku masih saja kesal dengannya.

"tumben seorang Deta males ngomong" ucap kak Ali sambil berjalan ke arah gerbang kampus.

Aku reflek mengikutinya dari belakang tanpa menghiraukan ucapannya.

Cukup lama kami diam di pinggir kampus, menunggu taksi datang. Akhirnya penantian ini tak sia sia. Ada taksi yang mendekat ke arah kami. Aku langsung masuk tanpa ingin berpamitan kepada kak Ali.

Tapi aku mengernyitkan dahiku bingung saat kepala kak Ali masuk ke kaca depan samping Pak supir.

"Pak jagain ade saya yaa rumahnya di perumahan indah, harus sampe rumah dengan selamat, sehat, tanpa lecet sedikitpun" ucapnya kepada Pak supir panjang lebar, lalu menoleh kepadaku.

Lagi lagi dia membuat pipiku memerah. Tapi tunggu Deta, jangan baper apa kamu ngga denger tadi kak Ali bilang jagain ade saya berarti perhatian ini dari kakak buat adenyaa. Aku bermonolog sendiri dalam hatiku.

Saat kak Ali menyodorkan uang kepada Pak supir aku langsung menahannya.

"kakak ni apaan si? Aku bisa bayar sendiri kok" kataku.

"ini Pak, anterin ade saya sampe rumah ya Pak. Harus sampe rumah dengan keadaan masih cantik" kata kak Ali tanpa memperdulikan ucapanku.

Aaaaa tidak pipiku memerah lagi, aku tak kuasa menahan rasa bahagia ini. Padahal dia hanya bilang aku cantik, tapi kenapa efeknya bisa sebesar ini pada diriku. Aku bertanya pada diri sendiri. Tentunya masih didalam hati karena tidak ingin kak Ali mendengar.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Assalamu'alaikum..
Maaf banget kemaren ga update, dikarenakan ada satu dua hal hhee.

Sebagai gantinya aku update hari ini dua kali yaaawww.

Makasih buat semua yang udah selalu baca dan vote, buat yang masih jadi silent reader minta bantuannya buat vote yaa, aku tau kalian baik😘 cerita pertama aku ini peringkatnya melejit banget aku terharuu😭 makasih semuanyaa💕

Makanya aku mau minta pendapat kalian dong. Menurut kalian cerita aku ini bagus apa ngga? Kalo ngga minta kritik dan sarannya yaa. Kalian bisa tulis dikolom komentar. Makasih sekali lagi♥♥♥♥♥

Kujaga Cinta Dalam Do'aTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang