09 [It's Not About Perfection]

1.6K 198 3
                                    

Hari-hari Daniel tanpa Bona benar-benar hampa. Walau sudah ada Doyeon, pacarnya, tapi tetap saja. Senyum seorang Park Bona masih tetap membuatnya bahagia.

Sekarang Daniel sudah tahu semuanya. Bahwa Seonho sekarang adalah pacar Bona. Namun, entah mengapa mendengar tentang itu membuat hatinya sakit.

Tapi mau bagaimana lagi? Nasi sudah menjadi bubur.

"Jihoon!" panggil Daniel saat melihat adik Bona berjalan ke arahnya.

Jihoon menghampiri Daniel, "Apa kak?"

"Gue mau ngomong."

Jihoon terlihat bingung dengan yang barusan diucapkan Daniel. Perasaan udah gaada yang bisa dijelasin juga, kan? Lagian sekarang baik Daniel sama Bona udah sama-sama bahagia.

"Ngomong soal apa?"

Daniel menghela nafasnya kasar. "Nanti gue jelasin," jawab Daniel sambil mengajak Jihoon menjauh dari kantin.

.
.

"Gimana kabar Bona?" tanya Daniel saat mereka sudah agak jauh dari kerumunan.

Jihoon terkejut dengan barusan dikatakan Daniel. "Baik sih, Seonho bener-bener bisa bahagiain Kak Bona. Emang kenapa tanya?" ujar Jihoon.

"Gue khawatir."

Jihoon makin kaget dengan yang barusan dikatakan Daniel.

Daniel sendiri yang melukai kakaknya, namun Daniel juga yang bertanya kabar kakaknya karema khawatir.

Sungguh tak dapat dimengerti.

"Kak, kalo kakak tau akhirnya kakak bakal tetep khawatirin Kak Bona, kenapa kakak dulu buat Kak Bona sakit hati?! Kenapa Kakak lebih milih pacaran sama Kak Doyeon daripada Kak Bona?!" pinta Jihoon sambil menahan amarahnya.

"Kenapa? Karena gue gak pantes buat dia. Dia perlu dapet yang lebih baik." jelas Daniel.

Jihoon memutar kedua bola matanya, "Tapi setidaknya kakak gak ngancurin perasaan Kak Bona tepat pas Sweet 17 nya. Lagian sebenernya Kak Bona gak butuh cowok yang perfect. Kak Bona cuma butuh kakak. Tapi sekarang? Kakak udah telat," jelas Jihoon lalu pergi meninggalkan Daniel yang mematung disana.

Daniel menyesali dirinya yang seperti ini. Memberi terlalu banyak harapan ke Bona, namun berakhir pergi meninggalkannya.

Bener juga, it's not about perfection. Bona just needs me. Batin Daniel.

Baru saja sebentar Daniel melamun, ada notif chat masuk ke hp nya, dari Doyeon, pacarnya.

[Line]

doyeon:
sayang,
nanti pulang sekolah aku ke rumah kamu ya?

daniel:
ada apa emang?

doyeon:
pokoknya.
ada yang mau aku kasih ke kamu.

daniel:
emang apa?

doyeon:
surat,
dah lama dia nitip ke aku,
cuma aku nggak sanggup ngasihnya ke kamu.

daniel:
kok nggak sanggup?

doyeon:
karena kamu mungkin bakal lebih sedih lagi

daniel:
hah? kok bisa?
okedeh, aku tunggu di rumah.

.
.

(Di rumah Daniel)

"Eh, anak mama udah pulang," pinta Ibu Daniel ketika melihat motor anaknya parkir di depan rumah.

Daniel melepas helm-nya lalu mencium tangan ibunya. "Mah, Doyeon udah sampe belom? Tadi katanya dia mau kerumah?"

"Udah. Itu dia lagi nunggu di ruang tamu."

Daniel langsung pergi ke ruang tamu dan melihat Doyeon sedang memegang surat beramplop pink ditangannya. Wajahnya terlihat khawatir, namun tetap saja. Kecantikan Doyeon masih tetap ada di wajahnya.

"Sayang," panggil Doyeon sambil menangis.

Daniel terkejut melihat air mata di mata Doyeon, "Kamu kenapa nangis?" tanya Daniel sambil mengusap air mata Doyeon.

"Ini surat yang mau aku kasih ke kamu," ujarnya sambil menyodorkan surat beramplop pink itu kepada Daniel.

"Dari?"

"Baca aja."

Daniel mulai membaca surat yang Doyeon sodorkan kepadanya.
D

ia pun seketika membeku saat melihat nama yang tertera di pucuk surat itu,

Park Bona.


🌹🌹🌹

From: Park Bona
To: Kang Daniel

4 Juli 2017

Hai.
Ini aku, Park Bona.
Orang yang 'katanya' gak akan kamu lepas.

Awalnya aku percaya...
Tapi, setelah itu, aku gak lagi percaya.

Kamu ingkar.

Janjimu cuma sekadar janji.
Gapernah lebih dari ucapan manismu semata.
Harusnya aku gak jatuh cinta ke kamu.
Kalaupun aku jatuh cinta ke kamu, harusnya aku buang jauh2 rasa itu.

Tapi aku malah jadi lebih cinta ke kamu walau aku tau cuma aku yang berharap.

Aku cuma terlalu bodoh.

Semoga kamu bahagia.
Walau bukan aku yang bahagiain kamu.

Doyeon, tolong jagain Daniel buat gue.

Niel, gue tau Doyeon sayang banget sama lo, berbahagialah sama dia. Bahagiain dia.

Semoga kamu sehat selalu.

Maaf, sekarang aku nggak bisa jadi korbanmu lagi.

Aku butuh hidup diatas kepastian.

Terimakasih untuk sakit hati nya, Kang Daniel.

Gue,
Park Bona

🌹🌹🌹



"Maaf. Tadi aku baca surat itu duluan sebelum kamu," ujar Doyeon sambil menyeka air mata nya.

"Gaapa."

Suasana seketika hening, hingga akhirnya Doyeon mulai membuka mulutnya. "Kamu mau balik ke Bona? Aku bakal ngerelain kamu. Aku baru tau ternyata kalian berdua—" Ucapan Doyeon terpotong oleh Daniel.


"Udah telat, Bona udah punya pacar. Dia udah bahagia, dan dia mau aku bahagia sama kamu. Aku bakal ngelakuin yang Bona bilang. Aku gak mau ngelepas kamu," jelas Daniel.

.
.
.

Bersambung

PHP - Kang Daniel {✔}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang