PARENTS

13.7K 261 43
                                    

Petir menyambar ditengah malam kelam. Seorang lelaki tua berjalan lemah diterpa angin dan hujan. dia menggigil kedinginan, sambil memeluk tas usang berisi pakaiannya yang sudah basah kuyup.

Tepat dipersimpangan jalan, sebuah mobil mewah berwarna hitam melaju dengan kecepatan sedang. Mobil itu kemudian mundur menuju lelaki tua itu.

Seorang pemuda turun dari mobil, lalu memanggilnya " Pak.. maaf, bapak mau kemana basah - basahan begini? biar saya antar pak ".

Pria tua itu segera menoleh.

" Saya sudah tidak punya rumah lagi nak. Saya mau mencari istri saya" ujar pria itu sedih.

" Klo begitu saya bantu cari besok ya pak. sekarang mari ikut saya.. Sudah larut malam.. ayo pak" ujar pemuda tersebut yang sudah mulai basah kuyup.

pria itu hanya mengangguk dengan wajah penuh harap lalu naik ke mobil.

****

Pagi harinya cuaca tampak cerah. Disebuah rumah mewah tampak pria tadi malam sedang duduk dimeja makan bersama sang pemuda.

" Gimana pak, pas bajunya? "

pria itu tersenyum, " iya nak, ini pas buat bapak. Terima kasih banyak nak".

" Sudah pak tidak apa2, itu pakaian mendiang papa saya"

" Nama saya Haikal pak. kalau nama bapak? "

" Supri. Panggil saja pak Pri"

" Lalu istri bapak dimana?"

Pak Pri menarik nafas panjang lalu menjawab " Istri bapak dibawa ke panti jompo oleh anak bapak. Entah kenapa anak bapak satu satunya Adi, bisa berbuat begitu pada kami. Padahal dia dulu anak pintar dan sopan. Dia anak yang berprestasi di sekolah dan di madrasah tempat dia mengaji. Tapi dalam 4 tahun belakangan ini dia berubah. Dia menjual rumah kami satu satunya. Dia tidak kasihan pada ibunya yang sedang sakit. Saat bapak sedang mengambil upah kerja bapak di pasar, dia sudah membawa ibunya ke panti jompo di kota dengan alasan rumah mau ditempati orang lain. Hancur hati bapak mengingat ibunya yang sedang sakit..". suara pak Pri tersendat dan air matanya pun menetes.

Haikal tertegun mendengar cerita pak Pri. " Saya janji pak, kita akan jemput istri bapak." kata Haikal penuh semangat .

" terima kasih banyak nak Haikal ".

Haikal mempersilahkan pak Pri melanjutkan sarapannya.

****

Satu persatu panti jompo disekitar kota itu didatangi Haikal dan pak Pri, namun hasilnya selalu nihil. Pak Pri tampak semakin cemas akan nasib istrinya. Haikal mencoba menghiburnya " Sabar dulu pak... kita akan mencari lagi besok. Sekarang bapak istirahat saja dulu. "

Pak Pri hanya menurut saja pada ucapan Haikal, disamping tubuh tuanya juga sudah merasa lelah. Akhirnya mereka kembali ke rumah.

****

" Pak... saya ke kantor dulu ya sebentar, ada meeting. Dua jam lagi saya akan pulang. kita lanjutkan pencarian istri bapak".

" Baik nak Haikal.. kamu baik sekali. Apa tidak sebaiknya bapak saja yang cari sendiri nak, kamu sudah banyak membantu"

" Pak... saya akan sangat sedih jika bapak melakukan itu. Pokoknya.. tunggu saya saja! oya... kopinya dihabiskan ya pak!" jawab Haikal sambil meninggalkan meja makan.

Pak Pri tidak bisa berkata kata lagi saat melihat Haikal terus berlalu dengan mobilnya. Ia hanya bisa terharu. Kok bisa.. Haikal yang bukan siapa - siapa, memperhatikannya bagaikan ayah kandung. Kesedihan pak Pri kian memuncak begitu ia teringat anaknya yang kini bagaikan orang asing. Ia menangis dalam hati sambil berjalan ke kamarnya.

CERPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang