.
.
Dengan membawa sebuah wadah berisi air hangat, Soonyoung berjalan masuk ke kamarnya. Ia meletakan wadah tersebut di meja nakas samping tempat tidurnya, ia mendudukan dirinya di tepian ranjang, menggulung legan bajunya kemudian mencelupkan handuk kecil berwarna merah muda tersebut kedalam air hangat.
Gemricik air terdengar di ruangan yang sepi itu saat tangan mulus Soonyoung memeras handuk kecil itu dengan kedua tanganya. Ia menempelkan handuk merah muda tersebut pada kening pria yang saat ini tengah terbaring tak berdaya di ranjangnya. Seokmin belum juga membuka matanya.
Soonyoung kembali menempelkan punggung tanganya di leher Seokmin, memeriksa suhu tubuhnya. Pria ini demam tinggi. Ia ingat semalam Seokmin datang dengan keadaan basah kuyup dan semalaman pria ini duduk di depan pintu apartemen-nya, menunggunya. Saat ini Soonyoung merasa bersalah, tidak seharusnya ia membiarkan pria ini menunggu semalaman di depan pintu. Tapi, Soonyoung pikir Seokmin hanya main-main bicara seperti itu, ia tidak tahu jika pria bodoh ini benar-benar akan tetap menunggu di luar.
"Bodoh.. memangnya kau tokoh dalam drama?"
Gumam Soonyoung pelan seraya menatap wajah pucat Seokmin yang sampai saat ini belum juga membuka kedua matanya."Kenapa harus menerobos hujan jika akhirnya jadi seperti ini.."
"Bodoh.."
Gumamnya pelan. Tanganya bergerak membelai lembut wajah Seokmin. Bisa ia rasakan suhu badan pria ini yang tinggi.Perlahan Soonyoung bangkit dari duduknya, namun tatapanya masih lekat menatap wajah Seokmin. Di seberang jalan ada sebuah apotik, sepertinya ia harus kesana membeli obat penurun panas. Tapi, apa tidak apa-apa tidak dengan resep dokter? Soonyoung sedikit ragu. Tapi jika hanya obat penurun panas mungkin tidak dengan resep dokter juga bisa. Soonyoung membalikan badan, berjalan keluar kamar.
Ketika ia sudah sampai di depan pintu hendak keluar, ia mendengar suara lemah Seokmin.
"Jangan pergi... "
Soonyoung kembali membalikan badan. Disana ia melihat Seokmin sudah membuka matanya dan saat ini pria itu tengah menatapnya.
"Jangan pergi... "
Katanya sekali lagi. Suaranya terdengar masih sangat lemah."Aku tidak kemana-mana.. "
Kata Soonyoung berjalan menghampiri tempat tidur.Ia kembali duduk di tepi ranjang. Tangan Seokmin terulur untuk menggenggam tangan Soonyoung.
"Temani aku, disini... "
Katanya lirih seraya semakin mengeratkan genggaman tanganya."Mm.. aku disini."
Soonyoung berbaring di tempat kosong di sebelah Seokmin, ia memiringkan tubuhnya menghadap pria yang beberapa saat yang lalu menyatakan cinta padanya."Aku.. aku sungguh minta maaf... "
Seokmin kembali mengatakan kata maaf, entah sudah berapa kali ia mengucapkan kata itu."Ssstt... "
Soonyoung menempelkan jari telunjuknya di belahan bibir Seokmin seraya menggelengkan kepalanya pelan."Jangan katakan itu lagi.. "
Ucapnya. Ia mendekatkan wajahnya pada wajah Seokmin, kemudian menempelkan bibirnya di atas bibir pria itu. Hanya sebentar, sebelum Soonyoung menjauhkan wajahnya dan kembali meletakan kepalanya di sebelah Seokmin. Saling bertatapan dari jarak yang sangat dekat, bahkan keduanya bisa merasakan hembusan nafas satu sama lain.Setelahnya tak ada satu pun dari mereka yang bicara.
Tak butuh untaian kata untuk menunjukkan apa yang saat ini mereka rasakan, mata mereka sudah cukup untuk mengatakan semua itu, betapa mereka saling menginginkan satu sama lain, rindu, ingin melihat satu sama lain, ingin selalu dekat merasakan sentuhan penuh kehangatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Light A Candle In The Cold Night [SEOKSOON FANFICTION]
De TodoSoonyoung sudah mengenal Seokmin sejak lama, mereka adalah teman kuliah. Tidak ada yang istimewa, mereka hanya teman biasa, lagipula Seokmin sudah memiliki kekasih perempuan. Suatu hari, di hari yang hujan, semuanya berubah ketika Seokmin pergi ke r...