Rules

187 6 0
                                    


Suga pov.

Bagaimana bisa ayah dan Momo malah tidak memperdulikan keadaan Lisa saat ini.

"Sehun sunbae bagaimana?"

"Kau tenang saja Suga di rumah sakit ini sudah terpercaya jadi kau hanya melihat kemajuannya saja"

"Apa oprasinya lama?"

"Mungkin memakan waktu lebih dari 1 jam"

"Apa kau akan melakukkan oprasi itu Sehun sunbae?"

"Iya aku akan melakukkan oprasi itu bersama dokter.Kim"

"Lalu bagaimana keadaan Lisa sekarang?"

"Kami sedang mencarikan Lisa pendonor darah namun kantong darah di sini tidak cukup kami memerlukan setidaknya 4 tapi di sini hanya ada 2"

"Lalu?"

"Hei tenanglah kami akan melakukan semuanya"

"Aku takut sunbae"

"Apa yang kau takutkan Suga?" tanya Sehun sunbae padaku.

"Hanya saja— arghhh aku tak tau" jawabku asal dengan mengacak-acak rambutku.

"Tenang serahkan pada kami"

Oprasi sedang dimulai Sehun sunbae dan dokter.Kim sedang melakukan oprasi di dalam sana.

Aku? Bagaimana dengan diriku? Aku hanya berdiri dengan wajah pucat dan dengan berjalan mondar-mandir.

Ku lihat beberapa perawat melalui dengan tatapan binggung.

"Excuse me Mr Min"

"Yes, Why?" tanyaku pada perawat itu.

"Oprasi ini akan berjalan lama bagaimana sebaiknya anda beristirahat kami menyiapkan ruangan untuk anda"

"Oke"

Aku di bawa perawat itu ke salah saty ruangan VVIP yang terletak agak jauh dari ruangan oprasi.

"Ini ruangan anda Mr kalau ada sesuatu panggil saja kami"

"Hmm"

Aku mendudukkan diriku di sofa yang terletak pas di depan ranjang pasien.

Kepalaku pusing, aku lelah, dan rasanya ingin menghancurkan semua ini.

Lalu aku memita pengawaiku membelikan beberapa pakaian untukku.

Dan tak lama kemudia perawat datang dengan membawa sebuah kotak obatnya.

"Maaf Mr"

"Iya ada apa?"

"Biarkan saya mengobati anda"

"Baiklah"

Perawat itu memberikanku beberapa suntikan entah apa itu namanya.

"Sudah Mr"

"Pergilah" ucapku dingin.

Perawat itu tak pergi dan dirinya malah menggoda diriku yang sedang di landa kesedihan.

Kulihat seragam kerjanya mulai terbuka dan menampakan isi setengah tubuhnya.

Aku tak tertarik. Apa kau tak lihat aku sedang frustasi saat ini.

"Apa kau tak mau?" tanya perawat itu.

"Lebih baik kau pergi sekarang!" ucapku dingin.

Lalu perawat itu beranjak dan mengancingkan kembali seragamnya yang terbuka.

Apa dia tidak tau keadaanku sekarang? Aku sudah seperti mayat hidup demi adikku.

Dan dengan kurang ajarnya mengajakku melakukan 'itu'.

Aku tak tau apa yang akan aku lakukan sekarang dengan menatap ruangan yang tidak henti-hentinya memberikan sinar warna merah.

Terlalu lelah mengingat semuanya, bagaimana aku bisa hidup tanpanya?

Author pov.

Hampir 9 jam Lisa di oprasi dan baru pagi ini Lisa di pindahkan lagi ke ruangan inapnya.

Suga yang setia menunggu hanya bisa berdoa di dalam hatinya dengan hikmat.

"Apa dia sudah mati?" tanya




































































































































End

Bohong!!!!

Iya.

Rencananya ff ini akan di publis lagi bulan september awal guyssssss.

Lama??? Iya, emang. Saya bukan lah lagi anak yang sedikit jadwal mingguan.

Soalnya bulan agustus yang bakal di publis si anak sulung saya si LIC.

Itupun sudah saya usaha kan publis lagi sebelum nantinya unpublis lagi.

Siap-siap mental guysss buat bulan agustus.

Bakalan banyak cherry bomnya nihhhh.

With love.

Wawa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 18, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love Is't FreeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang