Part 8

6.4K 427 13
                                    



Suasana di dalam mobil terasa sangat canggung. Axel hanya fokus menyetir ke depan, sementara Miley sibuk melihat jalanan melalui jendela entah pikirannya seperti menerawang ke lain hal.

Sesekali kata-kata terucap dari bibir mereka hanya saat Miley menunjukkan arah apartmentnya. Kini mereka telah tiba di apartment Miley.

"Thanks. Lalu bagaimana dengan mobilku?" ia baru ingat dengan mobilnya.

"Nanti Bob akan mengurusnya dan mengantarkan kemari,"

"Miley, aku minta maaf soal yang tadi." ucap Axel singkat.

Miley terdiam bingung harus berkomentar apa.

"It's okay. Semuanya sudah terjadi. Lagipula, salahku juga karna menggodamu." Miley mencoba menjawab setenang mungkin, padahal dalam hatinya ia merasa awkward dengan topik pembicaraan ini.

Tak ingin berlama-lama dengan situasi seperti ini, gadis itupun akhirnya membuka pintu mobil dan keluar.

Dari luar mobil, Miley berpangku tangan pada jendela yang terbuka, "Next time, jika kau ingin mencium gadis, pastikan kau sudah expert. Okay?" Gadis itu lalu melenggang masuk ke dalam gedung apartmentnya meninggalkan Axel yang membeku.

Miley berjalan gontai menuju lantai apartmentnya, begitu berbelok ia menangkap sesosok pria yang tengah duduk menyender di dinding di samping pintu sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Gadis itu terkejut. Ia sangat mengenali siapa pria itu. Hatinya kembali terasa sesak, mau apa pria brengsek itu mendatanginya.

Miley mengacuhkan pria tersebut yang sepertinya belum menyadari kedatangannya. Saat gadis itu akan membuka pintu, pria itu terbangun dan sontak berdiri mendekatinya.

"Sayang..." panggil Scott lirih, ia memegang lengan Miley. Raut wajahnya terlihat begitu lelah, matanya begitu sayu seperti orang yang belum tidur.

"Kau kemana saja? Aku menunggumu dari semalam, ponselmu juga sulit dihubungi." lanjutnya.

Miley menatap tangan Scott yang menggenggam lengannya, lalu beralih menatap wajah pria itu tajam, "Lepaskan!!"

Tiba-tiba Scott memeluknya erat, sangat erat, "Aku mohon maafkan aku, Sayang."

"Lepaskan aku!!" teriak gadis itu, meronta-ronta mencoba melepaskan dirinya.

"DO NOT EVER TOUCH ME ANYMORE!!!" bentaknya saat berhasil lepas dari pelukan Scott.

'Aku harus kuat! Aku tak boleh terlihat lemah di hadapan si brengsek ini! Aku tak boleh menangis!' batinnya.

"Sayang, Miley! Aku mohon..." ucapan Scott terhenti oleh Miley yang melesak masuk dengan cepat dan berusaha menutup pintu namun masih bisa ditahan oleh pria itu.

"Miley, please dengarkan penjelasanku dulu." ucap Scott sedikit menahan sakit akibat tangannya yang menahan pintu agar tak tertutup.

"Tak ada lagi yang perlu dijelaskan, semuanya sudah sangat jelas,"

"Kita sudah tak ada urusan lagi, semenjak pengkhianatan yang kau lakukan!" Miley semakin mengeraskan dorongan pada pintunya. "Pergi dari sini!!"

"I hate you, Jerk! Pergi kau dari sini!!" umpat Miley.

Pintu akhirnya berhasil tertutup, Miley langsung menguncinya rapat-rapat dan merosot ke lantai. Air matanya mengalir sangat deras, merasakan sakit hati yang teramat dalam. Ia mencoba sekuat tenaga agar isakannya tak terdengar, sementara Scott masih terus menggedor pintu berusaha meminta kesempatan sekali lagi pada gadisnya. Bagaimana mungkin, sedangkan melihat pria itu saja dapat membuatnya mengingat kembali dengan jelas bagaimana ekspresi kenikmatan yang terlihat dari wajah pria brengsek itu saat menyatukan dirinya dengan Rosie. Seharusnya ekspresi itu hanya ditujukan kepada dirinya seorang. Tapi Scott dengan mudahnya membaginya dengan gadis lain, terlebih lagi kepada sahabatnya sendiri, Rosie yang sudah ia anggap saudaranya.

UNBLESSED LOVE (Seq. IWCBT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang