Malam minggu adalah malam yang tak pernah Airin tunggu. Karena ia merasa terisolasi di suatu pulau terpencil di tengah lautan, sedangkan di dalam pulau itu hanya ada hutan.
Airin memang selalu terbalut dalam kesepian dan kehampaan. Berbeda dengan teman-temannya yang selalu punya acara di akhir pekan.
Airin terpaksa harus barada di kamar, karena orang tuanya melarang dia keluar rumah. Dia pun menyadari kalau keluar malam itu tidak baik apalagi dia seorang perempuan.
Airin melakukan berbagai cara untuk mengusir kejenuhannya, mulai dari menonton televisi, update status di jejaring sosial, sampai mendengarkan musik-musik slow.
Sayangnya semakin lama mendengarkan musik slow, ia justru ikut melow dan galau, daripada pikirannya bertambah kacau akhirnya dia kembali menonton televisi.
Baru saja di nyalakan, muncul adegan yang sangat menegangkan. Airin nyaris berteriak ketakutan, bulu romanya berdiri bersamaan dengan jantungnya yang berdetak tak beraturan.
Airin melihat seorang pria sedang meraung kerasukan. Secara fisik tubuh pria itu tidak begitu kekar, tapi suaranya terdengar menggelegar seperti sesosok makhluk bertubuh tinggi besar.
Selang beberapa menit, mata Airin menyipit. Dia bingung melihat pria itu sadar dengan sendirinya sedangkan yang dia tahu jika ada orang yang mengalami kerasukan pasti butuh bantuan orang pintar untuk menyadarkannya. Dan hebatnya pria itu berusaha menetralisir tubuhnya sendiri.
Rasa penasaran bercampur kagum berhasil mengusir ketakutan Airin. Dia bertekad untuk menyaksikan kembali acara itu sambil mencari informasi tentang pria tersebut.
###
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak sang penggemar
FanfictionSebuah cerita pendek tentang "Ahmadlada" yang pembuatannya sudah cukup lama namun belum sempat di publikasikan. Jadi sayang kalau harus di buang.