Agustus perkenalan, 2015

20 0 0
                                    

Agustus saat itu, tahun dimana aku berkenalan dengan dunia putih abu-abu.
Masa dimana aku mengenalmu pula. Yang sebelumnya aku hindari hanya karna tingkah konyolmu.
Masa dimana tak sengaja dipertemukan melalui insiden sepatu kesayanganku. Hingga membuat semuanya terjalin hingga memasuki tahun pertama kita menjalaninya.

--------------

Terik matahari pagi yang membuatku jengkel karna lagi lagi harus mengikuti upacara dan lomba agustusan.
Saat itu pula, semua murid kelas 10 berkumpul untuk bersiap memulai kegiatan, yang diawali dengan baris berbaris.
Saat itu tasya berdiri didepanku karna dia merasa dia lebih mungil dariku.
"Sya, lo mau ikut lomba apaan ?" Tanyaku pada nya. "Enggak deh mel, gue lagi males ikut ikut lomba. Biar kesempatan buat yang lain aja, kita mah tim pendukungnya aja" jawab tasya seraya tertawa renyah.

Tak lama kemudian anak laki laki dari kelas sebelah, alias kelas 10 ipa 2 asik bercanda dengan teman kelasnya. Hingga tak sadar dia menginjak sepatu basket kesayanganku saat itu.
"Aduh duh, duh.. Kaki w sakit sya". "Kenapa ? Kenapa ?" Tanya tasya bingung.  "Ouh, sama nih orang kek nya deh. Awas aja"  jawab ku menahan emosi.

Seketika itu aku langsung mencubit lengan kanannya. Sampai ia meringis kesakitan.  "Haduh kurang ajar. Liat aja w bales" katanya mengumpat.
Tak lama kemudian dia bales mencubit lengan kiriku. "Aduh, sakit!!" Teriak ku spontan.
Dia malah menertawakan ku yang malu diliat banyak orang karna teriakanku itu.
Lalu dia berkataa "siapa suruh nyubit nyubit orang tiba tiba. Gak danta". Sambil memasang wajah usil. "Ehk, yang nginjek sepatu kesayangan w duluan siapa ya?!" Jawabku jengkel.
"Emang keinjek ya ? Gak berasa apa apa gue" katanya sok polos. "Iya, tadi lo nginjek sepatu kesayangan w. Gak tau apa abis w cuci nih, jadi kotor lagi gegara keinjek. Rese bat sih" jawab ku kesal. "Maap maap deh gak sengaja. Seriusan, gak berasa. Cuci aja lagi biar bersih lagi, heheheheee" candanya. Yang hanya ku balas lirikan kekesalan.

Selepas upacara selesai, aku dan tasya kembali menemui yoga sahabat kami tuk sekedar bercerita.
Tapi ternyata tak lama setelah aku dan tasya tiba di depan kelas yoga. Anak laki laki itu mucul sambil menyapa yoga.

"Yog!. Kelas ipa berapa lo ?" Tanya nya pada yoga. "Ehk, lang. Ipa 4 gue. Lo dapet ipa berapa ?" Balas yoga. "Ipa 2 gua yog, tuh nokor dua dari ujung". Tambahnya lagi.
Setelah itu ia kembali ke kelasnya.  "Yog, kok lo kenal ? Siapa sih ? Rese bat tau dia, nginjek sepatu w. Kesel!" Cerita ku pada yoga. "Oh itu, galang namanya.  Segugus sama gua waktu MPLS, Mel".jawab yoga menjelaskan.
Selesai bercerita dengan yoga dan lainnya, aku dan teman tasya kembali ke kelas tuh istirahat. Saat menuju kelasku dipojok, keluar lah anak laki laki itu dari kelas sebelah ku. "Ehk ternyata sebelahan kelasnya" katanya. Namun hanya kudiamkan tanpa berniat menjawab sedikit pun.

Sejak saat itu aku mulai dekat dengannya. Tak ada perkenalan resmi diantara kami. Kami saling mengenal melalui teman satu sama lain.

Galang, itulah namanya yang ku tau dari sahabatku sedari kecil.

Melvina,itulah namaku. Kau bisa memanggil ku dengan imell. Aku hanya sesosok remaja perempuan yang sangat sederhana. Aku pendiam tapi apabila kamu mengenal ku kau akan kewalahan menemaniku setiap hari.
Sedangkan Galang, ia sesosok remaja laki laki yang sangat supel dan aktif. Teman-temanku yang lain mengenal nya hanya sebatas keidiotannya.
Aku tau itulah dirinya yang apa adanya.
Namun, apabila denganku ia sangatlah berbeda. Menyenangkan dan selalu bisa membuat ku terhibur.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 07, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Kau dan HujanWhere stories live. Discover now