Kok sepi ya makin ke sini
Vote comment kuyyy
.
.
.
.I'll make this feel like home
🌼🌼🌼
Bukan Rosé kalau tidak pernah memergoki orang mencontek. Dia bisa melihat adik kelas yang duduk di sampingnya bekerja sama dengan teman di belakangnya. Atau teman sekelasnya yang bernama Yugyeom melirik jawaban milik Hanbin.
Kendati dia menjadi saksi mata atas banyak kecurangan dalam ulangan semester ganjil kali ini, dia tetap bungkam. Junhoe memberitahunya untuk diam saja. Katanya, keadilan itu penting, tapi lebih penting untuk tidak mencari masalah dengan anak seorang pejabat yang mendonasikan banyak uang untuk sekolah. Salah satunya Kim Yugyeom.
Rosé sendiri tidak terlalu menyukai orang itu. Terlalu banyak tingkah. Untung saja pacarnya seorang Myoui Mina yang kalem dan bisa menenangkan orang itu. Menurut Rosé, Mina itu gila. Dia bisa-bisanya memacari seorang troublemaker sekolah.
Ah, namanya juga cinta masa remaja. Rosé tahu rasanya.
Bel berbunyi. Tanda lima menit sebelum ulangan terakhir itu benar-benar berakhir. Rosé lekas mengoreksi jawabannya. Dia mengecek apakah ada nomor yang belum di jawab dan sekalian mengecek apakah jawabannya sudah dihitamkan dengan benar.
"Kalau sudah selesai, tinggal saja di meja kalian,"
Setelah semuanya beres, Rosé memasukkan alat tulisnya ke tempat pensil kanvas berwarna hitamnya. Dia bangkit dan menenteng alas ujiannya dengan tangan kiri sementara tangan kanan membawa tempat pensil. Dia dengan langkah ringan melangkahkan kakinya keluar kelas.
"Gimana?" tanya Junhoe tiba-tiba setelah dia keluar ruangan.
"Bisa semua. Yang kamu ajarin banyak yang keluar,"
"Kata kakak gue tipe soalnya tiap tahun hampir sama, jadi gue banyak mintain soal dari kakak,"
"Kak Cey nggak pernah ngasih tau, anjir,"
"Gue mau ke Hanbin dulu, ikut nggak?"
"Nggak usah. Aku ke Lisa aja,"
Junhoe mengelus puncak kepala Rosé pelan. Rosé membenahi ekor kudanya yang berantakan karena sentuhan Junhoe. Kemudian dia berlari ke ruangan Lisa sambil menduduk untuk menyembunyikan wajahnya yang merah merona.
***
"Wah, ini artis yang disukai Junhoe, 'kan?" tanya wanita paruh baya yang diyakini Rosé adalah ibu Junhoe.
Rosé menunduk malu. Dia membungkukkan badan khas orang Korea untuk menghormati.
"Masuk sini. Junhoe nya masih di kamarnya,"
"Iya, Tante,"
Rosé masuk ke dalam rumah yang cukup besar itu. Ruang tamunya diisi oleh meja kayu yang terlihat mahal, sofa yang mewah--ada ukiran burung elang di atas sofa berpunggung tinggi itu-- serta lemari kaca yang berisi banyak piala dan koleksi kaset Michael Jackson kesukaan Junhoe.
Oh, jangan lupa, satu foto keluarga yang besar. Ibunya sangat cantik duduk di sebuah kursi. Ayah Junhoe masih cukup tampan saat tua, yang bisa disimpulkan darimana asal ketampanan seorang Koo Junhoe. Junhoe ada di belakang ibunya yang duduk, sementara kakaknya--cantik sekali, sumpah demi apapun--berdiri di samping ibunya.
Ini rumah isinya gen bagus semua
"Duduk aja di situ. Maaf ya agak berantakan,"
Rosé mengangguk sambil tersenyum memaklumi. Batin Rosé bergetir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flee (Junhoe Rosé)
Fiksi PenggemarRosé yang manis dan Junhoe yang ramah [COMPLETED]