[1] Awal Mula.

29.8K 1.3K 32
                                    

[R E P O S T]

***

”Hahahaha!”

Tawa terus menggema kala air panas mengguyur kulit putih seorang gadis yang tengah meringkuk kesakitan.

”Oy, manusia aneh! Mending, lo cepat-cepat angkat kaki deh, dari sekolah ini, gue muak liat muka lo, tiap hari!” seorang laki-laki dengan seragam yang berantakan berteriak di depan gadis itu.

Dia, Abyan Ali Syach. Laki-laki dengan bad attitude, yang sangat suka membully siswa siswi yang berpenampilan aneh.

Gadis itu memeluk tubuh nya yang terasa terbakar, sambil terus terisak pilu. Namun bagi Ali itu adalah tangis kebahagiaan yang meminta lebih.

”Kurang, huh? Ini gue tambah!” Ali mengambil termos yang di pegang teman nya lalu menyiram nya pada gadis itu.

Byur!!

”Akh!! S-sakit! Perih... Mami!!”

”Lo terlalu lemah, Nerd!!” tak cukup sampai di situ, Ali melempar termos yang sudah kosong ke lengan sang gadis nerd itu.

”ALI, APA YANG ADA DI OTAK LO!?” Seorang gadis dengan rambut ikal, berteriak marah pada Ali. ”BISA BERUBAH NGGAK, SIH!?”

Yang di teriaki jurtru tertawa kecil, seolah yang di lakukan nya bukan sesuatu yang buruk.

”Lo fikir, gue itu apaan? Aneh lo, Ach.” Ali tertawa dengan nada meledek.

Wajah gadis di depan nya memerah menahan amarah, tangan nya terangkat menunjuk dada bidang Ali. ”Lo tuli ya!? Nama gue Arish! Bukan Ach yang lo maksud!” tekan nya emosi.

”Begitu, ya? Tapi, gue suka manggil lo Ach, gimana dong?”

Arish menghembuskan nafas nya kasar, lalu melirik teman nya yang terisak kesakitan. ”Bisa berhenti bully Prilly?” tanya Arish datar.

Ali menghentikan tawa nya, kemudian menatap Arish dengan sinis. ”Sorry,  permintaan di tolak!”

”Hahahaha!” Teman-teman Ali langsung tertawa begitu melihat wajah kesal Arish.

”Prilly nggak pernah ganggu kalian, terutama lo, Ali!” sentak Arish emosi. ”Apa salah dia? Jawab!”

”Lihat penampilan nya, Ach. Itu bukti kuat, kalau hidup si Nerd ini, cuma untuk di bully.” Ali tertawa saat menyelesaikan ucapan nya, di ikuti ketiga teman-teman nya.

Degh!

Gadis bermata coklat terang itu menahan sesak di dada nya, saat mendengar ucapan Ali yang sangat menohok lubuk hati nya.

Hidup si Nerd ini, cuma untuk di bully.”

Arish segera memeluk Prilly yang terpaku dengan kepala menunduk. ”Jangan dengerin Ali, ya?” bisik nya seraya mengelus bahu Prilly.

Prilly hanya diam, dan menurut saat Arish menuntun nya menjauh dari Ali dan teman-teman nya.

”Hidup lo, kebanyakan drama!” teriak Ali dengan nada mengejek nya.

Arish mendudukan Prilly di bangku perpustakaan, yang pasti selalu sepi pengunjung. Gadis itu menatap Prilly dalam, sebelum ahkir nya membuka suara, ”Kacamata lo di patahin Ali lagi?”

Prilly hanya mengangguk kaku.

Arish menghembuskan nafas nya kasar, berdiri dan memegang bahu Prilly. ”Kapan sih lo berubah?” tanya nya  jengah.

Prilly menunduk, memainkan ujung baju seragam nya yang sobek.

Arish meraih dagu Prilly agar menatap nya. ”Papi lo itu orang sukses, nggak ada alasan buat lo jadi kayak gini.” ujar Arish.

”A-aku...nyaman begini.” lirih Prilly kembali menundukan kepala nya.

”Jadi, lo nyaman di bully anak sekolah? Lo terima-terima aja gitu Ali kasar sama lo terus? Balas dong Prill! Gue tau lo bisa!”

Prilly mendongak menatap teman nya itu. Ia tau maksud Arish itu baik, tapi entah mengapa Prilly tidak ingin berubah.

Oh bukan ’tidak’ tapi ’belum’.

***

Plak!

”Lanjut-in, terus!”

Bugh!

”Bagus-bagus, gue suka gaya lo!” Ali mendirikan tubuh nya, menatap tajam laki-laki yang kini terduduk dengan beberapa lebam di wajah nya.

”Mau lo apain lagi si kecebong ini, Li?” Deon bersedekap dada, menatap remeh laki-laki yang baru ia pukuli.

Ali berjongkok di hadapan laki laki itu, tertawa sinis melihat luka di wajah nya.
”Nyali lo gede juga, ambisi lo itu apa?” tanya Ali pelan.

Laki-laki itu menatap Ali tajam. ”Gue benci sama lo, gue nggak suka pembullyan!” teriak nya lantang.

Ali berdiri setelah merasa cukup mengerti dengan ucapan laki laki itu. Atensi hitam nya menatap Deon.

”Siapa nama kecebong ini?”

”Yosu.”

Ali mengangguk-angguk, kembali menatap laki laki bernama Yosu dengan datar. ”Lo benci sama gue?”

”GUE BENCI SAMA LO ALI!” teriak Yosu emosi.

Bugh!

Brak!

Ali menendang perut Yosi dengan murka, tangan nya mencengkram kerah seragam Yosu, hingga laki laki itu tercekik.

”HEH, BANCI, GUE INGETIN SAMA LO, KALAU LO BENCI SAMA GUE, HABIS LO!!!”

”Udah Li...” Deon mendorong pelan bahu Ali, hingga cengkraman nya terlepas.

”Mati lo!” teriak Ali saat tangan nya di tarik Deon.

”GUE BENCI LO ALI!!!”

”Lepasin gue! Gue mau hajar anak belagu tadi!” sentak Ali.

Deon melepas kasar pegangan nya saat sudah sampai di gudang yang tak terpakai lagi. ”Lo bisa di keluarin dari sekolah ini Ali!” balas Deon kesal.

”Berisik banget, kenapa nih?”

Ali menatap kesal dua laki laki yang tengah sibuk menikmati asap. ”Lo protes!?”

”Duh, sorry Li, gue kelepasan.” ujar Kiba di sertai dengan cengiran tanpa dosa.

Ali hanya mendengus, kemudian menyeret kursi di sebelah nya untuk duduk. ”Gue nggak akan lepasin kecebong belagu tadi!” gertak nya, sambil memainkan korek api di tangan nya.

Deon mengangkat sebelah alis nya penasaran. ”Mau apa lo?”

”Bakar anak itu,”

”GILA LO!” bukan Deon yang berteriak, melainkan Kiba dan Reno. Kedua nya reflek berlari ke arah Ali dengan wajah shock nya.

”Lo mau bunuh anak orang!?” tanya Reno tak percaya.

”Lo waras kan, Li!?” timpal Kiba.

Ali berdecak malas. ”Gue cuma mau main-main aja sama tuh anak, nggak sampai mati kali dia.” ucap Ali dengan senyum licik.

”Yakin nggak sampai mati?”

”Harus nya, sih.” Ali menatap korek nya dalam-dalam. ”Lo bertiga nggak perlu bantuin gue, ini urusan gue sama bocah itu!” sambung nya.

”Janji nggak sampai mati?” tanya Deon menyelidik.

”Kalau sampai mati, emang kenapa?” Ali memandang malas ke arah Deon.

”Ya, belum saat nya lo jadi napi, Li!” tutur Deon tertawa renyah.

Ali memutar bola mata nya jengah, kemudian menatap Kiba dan Reno. ”Gue cuma mau kalian bertiga jaga tempat, Jangan sampe ada yang liat.”

***

Fuck You, Nerd! (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang