2. Fantasi Rindu

43 9 3
                                    

| Mustahil untuk menghentikan rasa ini,
Desiran itu menyamankanku
menyenangkan satu sisi pada diriku
sebelum menderitanya.|


1 message
(sent) IBU :
Bu...aku sama Edsel udah sampe depan komplek. apa udah ready?

(received) IBU :
Semua sudah siap kok Daisha.

Semua orang berada di posisi mereka masing masing, ibu Edsel terlihat sangat puas dengan persiapannya dan untuk sentuhan terakhir ia mematikan lampu ruang tamu rumahnya agar terkesan mengejutkan seperti adegan adegan sinetron yang selalu ditontonnya di tv.

Daisha yang sudah menerima pesan balasan dari ibu Edsel hanya menggedikkan bahu pasrah akan apa yang terjadi setelah ini

"Ed! ati-ati lo bawa mobil gue, jangan sembrono" ketus Daisha saat merasakan mobil yang sekarang ada di tangan Edsel terguncang akibat polisi tidur yang ditrobosnya.

"Calm down aja Dai, paling cuman..."

"Gak ada cuman cumanan, awas lo yah"

Daisha sedikit trauma akibat kejadian yang sudah-sudah, karena Edsel adalah pengendara mobil yang buruk ia selalu saja menabrak, merusak, melecetkan tiap mobil yang dibawanya namun pemuda itu bukan pengendara motor yang buruk. Ia menguasai medan apapun dan jenis motor apapun tanpa sedikitpun ada kesalahan. Bahkan dia mempunyai beberapa koleksi motor di garasi rumahnya.

Hening.

Suasana rumah Edsel terlihat hening dan menenangkan hanya suara gemericik air yang terdengar dari air mancur yang ada di kolam ikan samping rumahnya.

"Kok sepi ya Dai?."

"Ya mana gue tau Edsel...uda gih cepet masuk sana."

Cklek!

Gelap yang pertama kali menyapa Edsel membuatnya tak sengaja menginjak tangan seseorang yang bersembunyi di bawah meja besar di samping dinding ruang tamunya

Aaaakhh...!!!

suara teriakan itu membuat Edsel terkejut dan reflek menghidupkan saklar lampu disampingnya dan yang pasti menggagalkan semua rencana yang dibuat ibunya.

"maaf...maaf. loh tante Maya? Ibu?." ucap Edsel heran, akan apa yang dilihatnya dekor rumah dan tulisan.

-WELCOME HOME MY SON EDSELARKA ANSPIRA-

yang terbuat dari balon juga beberapa orang yang tengah berdiri dengan pandangan mata kecewa karena kejutan yang mereka buat gagal.

"Makasih bu kejutannnya." Edsel memeluk ibunya tulus membuat wanita berambut sebahu itu terharu dan membalas pelukan anaknya.

"Maaf ya Ed, ibu gagal buat acara ini" Ibu Edsel menangkup rahang kokoh milik anaknya itu.

"No Bu, it's enough for me, I really happy for this. your the best EO in the world." Edsel tersenyum renyah sambil mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan untuk mengetahui siapa saja yang hadir dirumahnya.

"Bapak? mana bu?."

"Bapak mu tadi ada disini tapi 10 menit sebelum kamu dateng beliau dapet telpon kalo ada Napi yang lepas dari sel, ya bapakmu langsung berangkat karena itu udah tugasnya toh?."

"Ya."

Seseorang berjalan mendekati Edsel yang sedang bercengkrama dengan beberapa tamu di sudut ruangan.

"Ed?." suaranya cukup lembut menyapa pendengaran Edsel membuat pemuda itu memalingkan pandangan keasal suara.

mata Edsel tak berkedip beberapa saat bahkan jakunnya terlihat naik turun menelan liurnya sendiri, melihat siapa yang berdiri di depannya.

PendambaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang