Prolog

16 3 0
                                    

Prang...
Suara bantingan kaca memenuhi kamar seorang gadis cantik yang tak henti-hentinya menangis.

"Luka di tangan, gak sesakit luka di hati." Batinnya.

"Gue benci."

"Gue benci."

"Gue benci."

"Kenapa harus gue? Aarrgghh." Ucapnya. Sambil terus mengores tangannya.

Isakannya tak henti-henti sedari tadi, beruntung dirumahnya tak ada seorang pun selain dirinya. Sudah puluhan kaca bahkan vas bunga yang sudah ia lemparkan kesana kemari. Dan sudah banyak darah yang berceceran di lantai putihnya tersebut.

Ia menghembuskan nafas dan berkata.
"Gue harus tenangin diri, kalau bukan gue yang tenangin diri gue? Siapa lagi." Batinnya berkata.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 14, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NEVER FORGET YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang