Chapter 1

859 60 7
                                    

Sepasang kaki itu berjalan dengan langkah pelan dan berirama. Wajah dari sang pemilik sepasang kaki itu tersenyum lebar sepanjang langkahnya sembari sesekali melirik ke arah tangannya yang menenteng tas belanja.

Sesampainya di depan sebuah rumah besar yang terlihat modern, ia segera menekan bel pada interkom yang berada di tembok di dekat pagar tinggi yang terbuat dari besi.

Tak lama, pagar tinggi tersebut terbuka dan ia pun masuk ke dalam rumah tersebut setelah melewati halaman persegi yang cukup luas.

"Kau datang!" seru seorang gadis kecil yang umurnya berkisar delapan tahun dan memiliki rambut hitam gelap pendek sebahu. "Aku dan ibu sudah menunggumu sejak tadi." Tutur si gadis itu lagi sambil mencoba menarik tangan seseorang yang baru saja datang tersebut.

"Dia di rumah, bukan?" tanya orang tersebut sambil menahan gadis kecil yang tengah ingin menarik tangannya itu. "Kakakmu di rumah?" ulangnya untuk memperjelas.

Kemudian seorang wanita yang umurnya sekitar berusia empat puluh tahunan muncul dari balik tembok yang membatasi ruang tamu dengan dapur. "Seperti biasa, dia di kamarnya. Coba saja bangunkan dia." Kata wanita itu dengan suara yang ramah dan merdu.

Orang tersebut, seorang gadis dengan paras cantik khas remaja belasan tahun dengan rambut hitam panjang sampai ke pinggang yang bagian bawahnya sedikit bergelombang, yang memiliki nama Bae Sooji, memamerkan senyum lebarnya lagi kemudian menyerahkan tas belanja yang tadi digenggamnya pada gadis kecil di hadapannya tersebut.

"Aku membeli beberapa biskuit kesukaan ahjumma, dan beberapa makanan ringan untuk Seyeon." Tutur Sooji sembari mengelus lembut puncak kepala gadis kecil bernama Seyeon tersebut. "Aku akan ke atas untuk memanggilnya. Kau dan ahjumma duluan saja, ya." Lanjutnya berbicara pada Seyeon.

"Seperti biasa, dia sedang bermain dan tak akan bisa diganggu." Sunggut Seyeon dengan bibir manyunnya yang lucu, membuat Sooji langsung mencubit pipi tembam Seyeon gemas.

"Kalau begitu aku hanya ingin menengoknya." Balas Sooji sembari mulai melangkahkan kakinya menuju tangga kayu yang berada di sebelah kiri perbatasan ruang tamu dengan ruang keluarga yang berada di hadapan dapur.

Tanpa menunggu lagi, Sooji pun menaiki anak tangga satu persatu dengan perlahan. Begitu sampai di depan pintu yang berada di ujung lantai dua, ia mengetuk dua kali dengan tangannya yang dikepal lemah.

Karena tak kunjung ada jawaban, tangan kanannya mulai turun pada kenop pintu dan memutarnya agar pintu di hadapannya itu terbuka.

Sesuai dengan dugaannya ketika Seyeon memberitahunya bahwa si pemilik kamar ini tengah bermain. Keadaan kamar itu sepi dengan seseorang laki-laki yang sangat familiar di matanya tengah berbaring di ranjangnya dengan sebuah NerveGear yang berbentuk seperti helm terpasang di kepala seseorang yang tengah berbaring tersebut.

Sooji mendecak kecil melihat keadaan laki-laki tersebut. "Dasar gamer," gerutunya sembari memperhatikan meja belajar yang di atasnya dipenuhi dengan beberapa kotak permainan, bukan buku pelajaran.

Matanya pun kemudian teralih pada beberapa bingkai foto yang terpajang di meja tersebut. Ada satu foto yang memuat dirinya. Memang foto tersebut tidak hanya ada dirinya sendiri, namun itu cukup membuat senyumannya terukir karena di dalam foto tersebut, si pemilik kamar ini tengah memegang puncak kepala dirinya sembari tersenyum.

"Aku penasaran apa yang kau lakukan di sana." Gumamnya lagi sembari duduk di tepi ranjang itu sembari memperhatikan lampu yang berkedip di NerveGear tersebut.

"Sooji eonni!" ketika suara Seyeon terdengar menyerukan namanya dari lantai bawah, ia segera berdiri dan keluar dari kamar tersebut. "Ajarkan aku bermain piano!"

Death GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang