Bagian - 04

3.8K 223 5
                                    

"Gimana nanti malem jadi kan?" tanya Devan pada kedua adiknya. Mereka bertiga sedang berkumpul dibalkon kamar Dimas untuk merundingkan ajakan balapan dari rival mereka di sekolah.

"Kalo gue sih ayo-ayo aja. Lo gimana Sa?"tanya Dimas pada Aksa.

"Gue takut di marahin Oma."

"Yaelah nih bocah, kaya yang belom pernah balapan aja.Kemaren-kemaren kenapa lo gak takut hah?" tanya Devan.

"Tobat kak,gue takut mati."

"Mati itu takdir, kalo udah waktunya gak usah balapan juga mati lo."

"Lo do'ain gue mati?"tanya Aksa.

"Peumpamaan bego!"

"Malah ngurusin mati si kampret! jadi ikut kagak?"tanya Dimas mulai geram.

"Udahlah ngapain ikut balapan motor. Balap karung aja lo berdua kalah,apalagi motor."

"Lagian bukan gue sama Devan kali yang balapan." Dimas menunjukan senyuman licik ala tokoh antagonis di sinetron.

"Lah,terus siapa?"tanya Aksa.

"ELO!" jawab Devan dan Dimas serempak.

"Setan lo berdua! masa adek sendiri dijadiin tumbal." Aksa mulai tak terima.

"Tumbal apaan? lo pikir kita mau ngepet hah?" Devan melemparkan sendal jepit yang dia pakai tepat ke wajah Aksa.

"Kampret,sendal lo bau!"

"Lebay lo! baru juga 3 bulan gak dicuci."

"Anjrit jorok amat lo Devan." Dimas bergidik ngeri.

*****
“Motornya gak usah dinyalain, nanti Oma tahu!”perintah Devan pada Aksa dan Dimas. Karena balapan mereka bukan resmi jadi mereka menunggu malam untuk melaksanakan balapan tersebut.

“Berat anjir!”ujar Dimas ketika dia mencoba memutar motornya di garasi.

“Badan lo bogel sih, dorong motor aja gak bisa!”ungkap Aksa.

Body shimming mulu lo!”

“Udah jangan berisik nanti Oma tahu,”ucap Devan memperingatkan.

Setelah bersusah payah mereka akhirnya bisa mengeluarkan motor tanpa suara.

“Dorong lagi sampe depan. Kalo hidupin disini masih kedengeran Oma,”perintah Devan.

“Dorong aja, dorong terooss!”ucap Dimas dengan sedikit keras, membuat Aksa yang disampingnya menginjak kaki Dimas sekuat tenaga.

“Berisik bego!”

“Iya sorry  gue keceplosan.”

“Kuy ah!”Devan menyalakan mesin motornya diikuti Dimas.

“Ayo.”

“Bentar, motor gue susah nyala!”ujar Aksa setelah motornya tak kunjung hidup. Selang beberapa menit motornya hidup. “Nah, nyala.”

“Yaudah ayo keburu malam.”

Baru beberapa meter motor mereka melaju, Aksa kembali berhenti. Dimas dan Devan yang sudah berada di depan menoleh ketika Aksa tertinggal.

“Kenapa lagi Sa?”tanya Devan.

“Bensinnya abis, gue lupa ngisi,”ungkap Aksa dengan cengiran kudanya.

Demi kemaslahatan bersama akhirnya Devan memutuskan untuk membelin bensin dan Aksa menunggu bersama Dimas.

“Mba bensinnya lima liter di bungkus ya,”ucap Devan pada salah satu petugas pom bensin.

3D TWINS [Pindah Ke DREAME]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang