"Athenaaa...!!" Teriak seseorang sambil mengacungkan shotgun padaku. Seolah-olah itu adalah benda yang sangat tidak berbahaya. Dia berlari mendekatiku.
Laki-laki itu berdiri di hadapanku, memojokkan aku, dan mengendus-endusku. Sangat tidak senonoh. Dan tanpa basa-basi, aku menggamparnya.
"Hei... apa yau kau lakukan?" Tanyanya sambil mengelus-elus pipi kanannya.
"Kau tidak sopan," kataku sambil memelototinya, "Dan jauhkan senjata itu dariku!" Aku menunjuk shotgun yang masih digenggamnya.
"Aku tidak bermaksud begitu," katanya pelan. Dia meringis kesakitan, "Sebelum ini, aku tidak pernah ditampar wanita."
"Da... darimana kau tahu namaku?"
Laki-laki jangkung bodoh itu tidak menjawab pertanyaanku. Malahan dia mencoba mendekati wajahku dan mengendus-endus aku lagi. Jika sepanjang koridor ini tidak remang-remang, mungkin dia dapat melihat wajahku yang memerah seperti kepiting rebus. Aku mengangkat tangan kananku. Bersiap menggamparnya lagi.
Tapi sebelum aku mendaratkan tanganku pada pipi kirinya-sisi pipinya yang lain yang belum kugampar-laki-laki di depanku itu menangkap tanganku dengan cepat. Sepertinya dia terlatih.
"Aku tidak akan membiarkan kamu menamparku untuk yang kedua kalinya Athena," matanya mendelik padaku. Aku ngeri melihatnya, "Tapi jika kamu ingin menciumku itu baru boleh. Dua kalipun boleh."
"Lepaskan aku!" Aku berteriak kalap. Ternyata gedung tua ini tidak aman dari kucing garong.
"Hei David! Lepaskan dia!" Kata Lincoln yang tiba-tiba muncul dari ruangan di belakang laki-laki mesum ini.
"Dia cantik," kata David dengan santainya.
"Tapi sepertinya Athena tidak tertarik padamu," kata laki-laki lain yang muncul di belakang Lincoln. Muncul dari ruangan yang sama.
David lalu melepaskan cengkramannya dari tanganku dan tersenyum. Setidaknya dia memiliki senyum yang lebih baik dibandingkan milik Calvin dan Lincoln.
"Apa kau akan bergabung dengan kami?" Kata David.
"Aku belum memutuskannya."
"Oh ayolah! Bergabung saja! Kami sangat membutuhkanmu. Lagipula aku juga sudah bosan harus satu tim dengan para laki-laki busuk ini. Aku butuh penyegar mata."
"Kamu mesum sekali."
"Hahaha... kau terus terang sekali ya Athena," ujar laki-laki di belakang Lincoln, "Tapi sebenarnya laki-laki yang kau sebut mesum itu bahkan tidak berani mencium seorang gadis. Dasar pemalu! Hahaha."
"Diam Nathan! Kau juga belum pernah berpacaran kan?"
"Nah, Athena, mari kuantar kau keluar. Kita harus segera menghindar dari para bedebah ini. Mereka bisa saling baku tembak saat sedang bertengkar."
Lincoln lalu menarik tanganku dan mengajakku keluar gedung. Kami meninggalkan dua orang laki-laki tadi bertengkar di belakang. Dan sepertinya mereka tidak menyadari kalau kami sedang mengendap-endap hendak pergi.
"Kenapa dia membawa-bawa shotgun? Apa dia hendak menembakku?"
"Hahaha... tidak Nona. Itu tidak mungkin terjadi."
"Lalu?" Aku masih belum puas dengan jawabannya.
"Sir Meltzer sudah memberitahumu bahwa di kantor pusatlah markas para pembunuh kan? Nah David adalah salah satu pembunuh. Si kunyuk itu membawa shotgun karena dia baru selesai latihan. Mungkin dia kebetulan melihatmu berjalan di lorong lalu mengendusmu."
"Iya. Dia tadi melakukannya dua kali."
"Tapi percayalah, dia tidak hanya melakukan itu padamu. Hampir semua orang yang baru dikenalnya selalu diendusnya lebih dahulu. Normalnya kita akan mengajak orang baru untuk berkenalan, tapi lain dengan David."
KAMU SEDANG MEMBACA
Zoneperest
AventureKamu dibully? Diremehkan? Disakiti? Dicaci maki? Dikucilkan? Dihina? Padahal kamu tidak bersalah dan mereka sebenarnya juga tidak tahu alasan untuk membullymu. Kamu hanya digunakan sebagai pelampiasan mereka saja. Bergabunglah dengan kami! Zoneperes...