Chapter 6 - Touching Her

2.6K 216 2
                                    

  "Bagaimana kabar Thalia?" Tanya Hans sambil memandang komputer di hadapannya.

  "Kabarnya baik-baik saja."

  Hans mengangguk. "Saya akan mengunjunginya besok."

  Laki-laki berjas hitam tersebut mengangguk, "Baik, pak. Saya akan mempersiapkan mobil untuk besok."

  Setelah mendapat izin dari Hans, laki-laki itu keluar dari ruangan Hans. Hans kembali sibuk mengerjakan tugasnya tanpa sadar kalau ada seseorang yang memperhatikannya dari sudut ruangan. Bella. Gadis itu berdiri sambil memandangi Hans dengan tatapan benci yang sangat mendalam. Seolah-olah dia ingin membunuh laki-laki di hadapannya saat ini juga. Bella membenci Hans dengan seluruh jiwa raganya. Bella bahkan tidak menganggap laki-laki di hadapannya ini adalah ayahnya. Hans tidak pantas disebut ayah. Dia lebih cocok dipanggil sampah masyarakat karena bermuka dua.

  Hans dianggap ketua DPR terbaik oleh masyarakat karena kinerjanya yang memang bagus, tapi untuk mencapai tujuannya itu, Hans harus menjatuhkan orang lain. Lalu, soal kekayaannya? Semuanya hasil korupsi dan dia merahasiakannya dengan sangat rapi.

  Bella tau semuanya. Bella tau semua kebusukan Hans. Ini adalah kegiatan sehari-hari Bella setelah dia tau kalau dirinya sudah mati. Dia mengikuti Hans dan harus melihat dengan matanya sendiri pekerjaan kotor yang Hans lakukan. Ingin sekali Bella membongkarnya ke media kalau ketua DPR yang kalian puja ini adalah seorang penjahat yang sangat andal dalam soal kebohongan. Dia bisa lebih berbahaya dari yang orang-orang pikirkan.

  Tok tok....

 "Silahkan masuk."

  Seorang perempuan dengan wajah kencang tanpa kerutan walaupun di usianya yang sudah mencapai lima puluh tahunan, memasuki ruangan Hans. Perempuan itu adalah Sandra. Istri Hans sekaligus orang yang membantu Hans mencapai jabatannya sekarang.

  Sandra duduk di pangkuan Hans lalu, tersenyum, "Bagaimana pekerjaan kamu, sayang?"

  Hans balas tersenyum dan memeluk pinggang Sandra. "Pekerjaan selalu baik kalau aku memikirkan kamu."

  Bisakah Bella muntah saat ini juga? Cih! Drama murahan. Bella yakin seratus persen kalau sebenarnya tidak ada cinta di pernikahan mereka. Hans hanya menginginkan uang Sandra dan Sandra ingin menggandakan uangnya dengan menjadikan Hans sebagai ketua DPR. Seandainya pendukung Hans mengetahui yang sebenarnya, Bella tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi dengan hidup laki-laki brengsek di hadapannya saat ini. Mungkin hidupnya akan hancur berkeping-keping seperti hidup Bella dan mamanya saat ini. Well, Bella masih hidup? Dia sudah mati tanpa tau penyebabnya. Setidaknya begitulah yang selama ini ada di pikiran Bella.

***

  "Jas hitam atau biru?" Bastian menunjukkan kedua jas yang sedang dipegangnya kepada James yang memperhatikan jas itu dengan teliti seolah-olah Bastian akan pergi ke acara sebesar Met Gala padahal sebenarnya dia hanya akan mengawal Hans seharian di kantornya. Gedung DPR! Mengawal orang nomor satu di gedung tersebut tentu saja sangat membanggakan bagi Bastian.

  "Pakai kaus dan celana jeans saja."

  Bastian dan James menoleh secara bersamaan. Bella berdiri di depan pintu sambil memperhatikan mereka dengan senyum mengejek di wajahnya.

  James bertepuk tangan membuat Bastian menatapnya bingung, "Woah! Akhirnya Bella bisa tersenyum walaupun senyumannya membuatku kesal."

  Bella memutar matanya. "Aku juga bisa berekspresi."

  "Syukur lah kalau begitu." Ujar James. "Aku kira kamu hanya bisa memasang ekspresi sedih dan mata sayu seolah-olah kematian kamu adalah yang paling berat di antara para hantu."

I'm In Love with A Shadow [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang