Awal Yang Menyakitkan

0 0 0
                                    

Namaku Natasya Maurer

Kalian bisa panggil Aku dengan Tasya.

Dan aku akan menceritakan bagaimana perjalanan cintaku pada kalian.

Terdengar konyol tapi ini adalah ~Awal yang sangat menyakitkan bagiku.~

Jika bagi kebanyakan orang pernikahan adalah suatu hal yang paling berkesan sepanjang hidup. Terlebih bagi pasangan yang saling mencintai. Yang menikah atas dasar cinta mungkin itu adalah hal yang wajar, sama halnya seperti aku dan Dimas kekasihku. Aku dan Dimas saling mencintai, saat kami masih sama-sama duduk dibangku SMA dulu. Aku ingat bagaimana Dimas menyatakan perasaannya dulu.

Hingga ahirnya aku memutuskan untuk menerimanya menjadi kekasihku. Sudah 3 tahun aku menjalin hubungan dengan Dimas. Dia pria yang baik, perhatian dan dia begitu menyayangiku. Dimas berjanji akan menikahiku dalam waktu dekat ini setelah kakakku ~Vera~ resmi dipersunting oleh kekasihnya 'Arya'

Dan hari ini adalah hari yang dinanti akhirnya tiba. Kakak perempuanku begitu cantik dengan kebaya berwarna putih dengan hijab berwarna senada yang menutup kepalanya serta bersanggul melati. Cantik. Hari ini Vera begitu cantik saat menjadi pengantin.

seluruh tamu undangan juga saksi telah berkumpul diruang tengah rumah ini, kami masih menunggu kedatangan pengantin pria yang sampai saat ini belum juga tiba. Sesekali aku mendengar suara desisan-desisan tamu undangan yang hadir. Membuatku sedikit cemas, pasalnya sang penghulu sedari tadi menanyakan kemana pengantin prianya kenapa sampai sekarang belum juga tiba.

Aku melirik kearah Vera yang juga nampak cemas. Ia meremas kedua tangannya sendiri sambil sesekali menatap kearah luar, aku tau dia pasti berharap calon suaminya segera datang dan mengucap janji suci sehidup semati dihadapan penghulu, keluarga kami dan juga para saksi.

"Maaf, pak. Pengantin prianya kenapa belum tiba juga ya" suara pak penghulu terdengar lagi, sudah kedua kalinya pertanyaan yang sama dilontarkan oleh orang yang sama pula

"Vera, ini bagaimana? Kenapa sampai sekarang Arya belum datang juga?" Ayah mulai kehabisan kesabaran, tapi aku rasa ini bukan akhir dari segalanya. Kami masih sabar menunggu.

"Tasya, setelah kakak kamu resmi jadi Istrinya Arya, besoknya aku akan lamar kamu. Terus kita menikah" bisik Dimas ditelingaku, membuatku terkekeh

"Insyaallah ya Dim. Aku juga pengen banget kamu lamar aku. Semoga kita bisa jadi pasangan dalam ikatan pernikahan" ucapku penuh harap yang sama berdoanya dengan Dimas

Drett.. Drett.. Drett...

Ponselku bergetar. Aku menatap nomor tak ku kenal tertera dilayar ponselku.

"Siapa sayang?" Tanya Dimas. Aku menatapnya, disana ada kedua orang tua Dimas yang juga ikut memperhatikanku

"Aku gak tau Dim, nomornya gak dikenal." jawabku seadanya

"Angkat aja, siapa tau penting. Lagian acaranya juga belum mulai" setelah mendapat izin dari Dimas. Akhirnya aku memutuskan untuk mengangkat telpon dan sedikit menjauh dari para tamu undangan.

Aku memilih menyingkir dan keluar menuju ambang pintu agar dapat menerima panggilan telpon.

"Hallo!!"

". . . . ."

"Apa?" Aku membelalakkan mataku, tangan kananku reflek membekap mulutku. Aku menggeleng tertahan, ini jelas bukan berita baik.

". . . . ."

"Gak mungkin, ini pasti salah" aku melirik kebelakang menatap orang-orang yang masih duduk tenang ditempatnya, Vera bangkit dan menghampiriku. Mungkin ia sadar dengan apa yang terjadi padaku.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 15, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Jodoh TerbaikWhere stories live. Discover now