00

46 11 4
                                    

fatamorgana,
Keindahan semu,
Itulah kamu dalam hidupku.
Hanya bisa melihat tanpa memiliki.
Bodoh,
Itu mendefinisikan aku,
Biarlah ini menjadi rahasia hatiku.
-S

***

Sefia menutup aplikasi blogger dan memasukan smartphonenya kedalam tasnya.
Menulis blog sudah menjadi hobi Sefia sejak bertemu orang yang sekarang sedang berlarian dipikirannya. Entah mengapa ia jadi agak melow semenjak menyukai seorang cowok dikelas sebelah. Padahal ia tidak suka pelajaran bahasa indonesia yang membahas puisi, tapi ia mulai menyukainya sekarang. Tidak ada yang mengetahui hobi Sefia selain sahabat satu-satunya yang ia miliki, Lia. Mungkin dikelasnya ada yang tahu, mengingat blog yang ia tulis memiliki ribuan pembaca, tapi Sefia selalu memalsukan identitasnya di blog yang ia gunakan.

Sefia Anggraini, atau sering dipanggil Fia, hanya siswi biasa di sekolahnya, ia tidak terkenal, mungkin teman sekelasnya pun ada yang tidak mengetahui eksistensinya, ia juga tidak pintar-pintar amat. Tapi ia juga bukan siswa nerd yang selalu memakai kaca mata besar dengan membawa setumpuk buku tebal dipelukannya. Sefia hanya siswi yang susah bersosialisasi dengan orang asing, ia cenderung pendiam, kecuali kalau hanya berdua dengan sahabatnya, ia bisa jadi orang gila sesaat.

***

Flashback

Sefia tidak suka keramaian, ia lebih suka menyendiri dikelas untuk tidur daripada harus berdesakan mengantri makanan. Tapi entah mengapa saat itu Lia memaksanya kekantin untuk menemani sahabatnya itu.

Terpaksa Sefia pergi kekantin dengan gontai bersama sahabatnya yang daritadi tidak berhenti mengoceh tentang ulangan harian mendadak.

Menduduki meja keempat dari pintu utama kantin ternyata tidak seburuk yang ia kira. Lia sedang mengantri untuk memesan makanan.

Sefia mengitari pandangannya sampai bertemu dengan meja yang hanya berjarak 5 meter darinya. Disana telah terisi 4 orang siswa yang tidak asing bagi seluruh murid SMA PELITA. Pandangan Sefia terpusat pada sosok cowok yang sedang tertawa diantara mereka, seketika objek itu berhenti tertawa saat menangkap tatapan mata Sefia, mereka bertatapan seolah hanya ada mereka berdua, suasanya sunyi dan nyaman.
Nyaman? Sepertinya begitu.
Tatapan mereka terputus didetik ke lima karena Lia datang dan duduk dihadapan Sefia dengan dua mangkok bakso. Sefia sedikit kesal sama Lia karena ia jadi tidak bisa memandang objek favoritnya lebih lama.

Ya mulai saat itu ia memiliki objek favorit dalam pandangannya.





***

Sabtu, 15 juli 2017

Yg puisi diatas itu karya prilly dalam buku 5 detik dan rasa rindu. tapi aku ubah sedikit biar ga terlalu ngikutin. Cerita ini juga terinspirasi dari buku itu.

Thank you. Vote and coment. Ok.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SefiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang